Jeno menyadari, kehidupan keluarganya yang nyaman bukan berasal dari langit, lalu langsung turun begitu saja, tetapi dari hasil kerja keras ayahnya dan generasi sebelumnya.
Selain karena tidak memiliki pilihan lebih baik lagi, Jeno tidak mau hidup susah dia ingin meneruskan kesenangan dan kesejahteraan di masa depan, ia selalu menerima apapun yang telah ayahnya atur. Mengikuti berbagai pelatihan atau keahlian khusus dalam bidang yang relevan untuk menunjang kariernya, beberapa bootcamp, bahkan harus mempelajari projects yang telah di kerjakan perusahaan ayahnya selama ini, mendalami bagaimana projects itu berjalan sampai mencapai hasil, melihat potensi lain yang kira-kira bisa muncul secara maksimal dan harus bisa menyimpulkan hasil evaluasi kesalahan dan solusinya.
Semua kegiatan belajar Jeno selalu di dampingi mentor yang ahli, bahkan personal asisten sang ayah juga turut serta berkontribusi membimbing Jeno. Hal kecil seperti email masuk ke perusahaan juga tak luput menjadi bahan highlight pembelajaran untuknya. Tidak hanya hal-hal seperti itu, Jeno di bawa bergaul dan di perkenalkan secara resmi pada orang-orang penting sebelum waktunya, Bersosialisasi. Dia benar-benar di persiapkan sematang mungkin untuk terjun ke dunia bisnis yang diharapkan lebih besar dan sukses.
Selain hal itu, nilai akademiknya juga harus turut sempurna, ia juga tetap mesti mengikuti kegiatan di luar akademik dan menyumbang prestasi. Berbagai kompetisi bergengsi sudah pernah Jeno lakukan hanya untuk validasi sosial.
Semua hal itu menguras emosi, tenaga, pemikiran, waktu, uang dan masih banyak lagi yang di pertaruhkan. Bukanlah hal yang mudah, terkadang ada titik jenuh yang melelahkan. Tapi Jeno berusaha. Meskipun diusianya yang masih remaja itu ia sesekali memberontak karena tekanannya terlalu tinggi, membuat ia mudah lelah dan stress berkepanjangan.
Andai ia hanya hidup berdua dengan sang ayah mungkin ia sudah tak tahan menanggung hal melelahkan itu sejak kecil. Beruntung ia punya ibu sambung dan saudara sambung yang suportif dan hangat. Membuat Jeno tetap dapat tetap waras atau normal.
Yang orang lain tahu, Jeno adalah anak baik, ramah, aktif cerdas berprestasi dan membanggakan. Anak yang sempurna. Tetapi hanya orang rumah yang tahu seberapa sering terjadinya keributan besar antara Jeno bersama sang ayah.
Sedang bagi ayah anak itu, hal tersebut bukanlah masalah besar, Jeno tidak takut ribut bersama ayahnya. Sudah hal yang sudah biasa, dia berani melawan dan mengancam. Marah dan emosinya yang tinggi lebih meledak-ledak bisa keluar dengan bebas. Toh ayahnya juga berpendapat bahwa itu hal yang wajar saat seusia Jeno. Seolah dunia hanya berputar kepadanya dan keberanian sedang di puncak tertinggi.
Lagi pula tuan Lee itu juga takut Jeno menghancurkan dirinya sendiri dan membuat cela di keluarga. Lalu bagaimanapun Jeno tetaplah anak kandungnya. Dan tuan Lee sebagai ayah sebenarnya hanya melakukan usaha terbaik untuk masa depan Jeno yang mesti lebih cerah darinya.
Tuan Lee tahu seberapa keras usaha dan perjuangan Jeno untuk tetap menurut, memberontak adalah masanya, tuan Lee juga memberikan hal yang sama besarnya untuk Jeno. Membuat Jeno memiliki gambaran sempurna menurut orang lain tidaklah gratis bagi tuan Lee.
Pendidikan, pelatihan dan semua yang di berikan terhadap Jeno, demi value besar yang di harapkan timbul membutuhkan modal yang sangat besar pula, tuan Lee selalu membayar orang untuk melatih segala skill dan pengetahuan Jeno dengan yang terbaik diantara yang baik, dan itu tidaklah gratis
Kebahagiaan Jeno untuk semua hal melelahkan itu masih dapat ia terima. Asalkan Donghyuck dan Nyonya Lee senang dan turut mengapresiasi nya. Tujuannya hanya itu, ya selain dari alasan bahwa dia juga butuh sesuatu untuk memuaskan egonya sebagai pria yang di doktrin mesti berkuasa. Sekali lagi, Jeno jugaa tak mau hidup susah.
Penerimaan atas kerasnya segala tuntutan tuan Lee yang selalu di berikan pada Jeno, hari ini sedikit berbeda, hari ini membuat Jeno murka tanpa di sengaja. Pasalnya anak itu menemukan fakta dari wali kelasnya di sekolah bahwa ia akan di kirim kuliah ke luar Negeri oleh ayahnya segera setelah lulus. Dan itu bukanlah hanya sebuah rencana, tuan Lee sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Jeno hanya perlu menyempurnakan nilai. Semua sudah diatur dan diurus, mulai dari apartemen yang akan ditinggalinya dan universitas yang akan di tuju sudah dipilih dan diaturnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Obsession
RomanceYang Jeno tahu dia sangat menyukai Donghyuck. Bagi dirinya hal itu bukanlah kesalahan, karena mereka tidak memiliki ikatan darah.