13.

547 42 3
                                    

Jeno memakai jaket hitam lengkap dengan masker dan topinya, dia menyelinap keluar dari rumah dengan kendaraan yang sengaja ia parkir di tempat yang sepi sebelumnya. Dia pergi ke kawasan apartment yang dia ketahui sebagai alamat apartemen pribadi milik Mark dengan mengantongi senjata pistol milik ayahnya.

Jeno sudah memilih pistol mana yang paling mematikan untuk ia pakai, dengan pengetahuan dasar yang sudah di berikan coach dan ayahnya seputar pengetahuan senjata api itu. Jeno masuk ke apartemen Mark dengan mudah karena dia sudah mencari tahu bagaimana akses masuk kesana sebelum ia beraksi. Dia juga sudah tahu bagaimana posisi cctv dan bagian mana yang tidak tersorot, dia sudah memperhitungkan segalanya dengan matang, sampai dia juga mengetahui jalan lain yang bisa di pakai untuk kabur jika ada case mengharuskannya kabur.

Jeno sangat cerdas dan teliti.

Saat ia tiba di depan unit milik Mark, pria itu membunyikan bel lalu bersembunyi, sambil menunggu Mark membukakan pintu atau sekedar megeceknya. Namun rupanya tidak ada jawaban. Jeno melakukan hal serupa berulangkali sampai dia benar-benar menyadari bahwa Mark tidak ada disana. Karena hal tersebut Jeno nekat menerobos masuk dengan keahlian tersembunyi yang dia miliki.

Tidak ada tanda-tanda ada orang di dalam apartemen Mark, membuat Jeno kecewa. Mungkin di lain waktu ia bisa mengintai pria itu terlebih dahulu jika di perlukan sebelum mengeksekusinya.

Dia pergi tanpa meninggalkan jejak, menghapus semua jejaknya bahkan sampai detail paling kecil. Pekerjaannya itu amat rapih

Saat dalam perjalanannya untuk pulang, Jeno berpas-pasan dengan sosok yang di carinya di jalan raya yang sepi. Mark berjalan tanpa menoleh sedikitpun kearahnya. Pria itu sibuk memainkan ponselnya sambil berjalan. Wajahnya terlihat kusut dan sedih. Setahu Jeno jalanan itu tidak memiliki cctv dan sangat sepi. Jarang ada orang lewat sana. Sekarang adalah kesempatan besar bagi Jeno untuk memberikan pelajaran dengan menembak kepalanya. Dia juga tidak perlu repot mencuci tangan.

Jeno mengeluarkan pistol dari saku celananya dia mengarahkan pistol itu tepat ke kepala Mark dan hampir menarik pelatuknya, tetapi kemudian Jeno langsung mengurungkan niatnya.

**

Perasaan Donghyuck tidak tenang, dia tidak tahu ada apa. Tetapi dia benar-benar merasa khawatir untuk sesuatu yang tidak dia ketahui.
Gadis itu mencoba menenangkan diri, tidak ada hal yang buruk terjadi, mungkin ia hanya merasa kosong karena baru putus dengan Mark.

Dia berusaha semaksimal mungkin terlihat seperti sedang menyimak obrolan teman-temannya meskipun nyatanya, sekarang pikirannya lari kemana-mana.

"Ayah dan ibu baik-baik saja kan?" Batinnya gelisah. Dia mengirim pesan pada sang ibu dan menanyakan kabarnya beserta sang ayah. Berharap bahwa keduanya baik-baik saja seperti biasa dan yang dia rasakan hanya perasaan sesaat.

"Tebak aku habis melihat apa? Berita tentang festival kampus kita muncul di koran" Ucap satu temannya bernama Somi. Gadis cantik itu juga menjadi salah satu rekan Donghyuck yang menjaga stand pameran saat festival kemarin.

"Lihat gambar siapa ini!". Katanya sangat antusias, sambil menunjuk headline news dan sampulnya. Hal itu menimbulkan reaksi heboh dari anak-anak yang lain. Gambar yang di tunjuk oleh Somi adalah gambar dirinya, Donghyuck dan yang lainnya saat menjaga stand di festival. Mereka di sorot sebagai stand yang menarik dan penuh kreatifitas dalam koran itu, menawarkan makanan tradisional yang di modifikasi dengan selera anak muda dan kuliner kekinian. "Bukankah aku terlihat cantik menakjubkan disini?" Serunya menanggapi reaksi teman-temannya yang heboh.

"Kita juga masuk konten influencer dan berita televisi nasional tau". Timpal yang lain penuh semangat.

Donghyuck tersenyum tipis mendengar hal itu. Dia kemudian mengerutkan keningnya saat seseorang yang dia ketahui sebagai teman Mark sekaligus anggota band yang sama dengan pria itu terlihat berlari dengan wajah panik seperti mencari seseorang, kemudian saat bertemu pandang dengannya, pria itu segera langsung menghampirinya.

"Donghyuck". ucapnya menarik perhatian.

"Maaf menganggu waktu mu. Tapi aku harus memberitahumu sesuatu". Ucapnya dengan ekspresi wajah yang tegang.

"Apa?" Tanya nya bingung.

"Sebaiknya kau ikut aku" Pria itu menyentuh lengan Donghyuck dan menariknya dengan pelan.
Sebelum pergi, Donghyuck terlebih dahulu berpamitan kepada teman-temannya.

"Ada apa sebenarnya? Baiklah, sebentar aku pamit dulu pada teman-teman ku". Ucapnya.

Teman-teman Donghyuck menatap keduanya bingung sekaligus penasaran. namun tidak ada seorangpun yang berani bertanya Karena sepertinya itu cukup serius dan penting. Apalagi melihat wajah orang yang baru saja datang dan mau membawa Donghyuck.

"Maaf ya teman-teman aku harus pergi dulu karena ada perlu, terimakasih ya untuk hari ini. Sampai jumpa besok" Ucapnya sopan.

"Ya, sepertinya penting. Hati-hati ya! Dah!!" Somi yang menjawab.

Dia merasa tangan teman Mark itu dingin. Donghyuck mengigit bibirnya cemas. Sepertinya hal buruk telah terjadi. Donghyuck ingin banyak bertanya banyak hal tetapi teman Mark tampak sangat sedih dan serius, sehingga ia memilih mengurungkan niatnya untuk bertanya dan bersabar dengan apa yang ingin pria itu beritahukan padanya.

Dia semakin heran tetapi ikut saja dengan teman Mark naik mobil menuju sebuah rumah sakit yang tidak terlalu jauh jaraknya dari kampus mereka.

Beberapa orang teman Mark berada disana seolah menunggunya.
Nafas Donghyuck menjadi cepat dan memberat, apalagi saat ada teman Mark menangis disisinya, Donghyuck masih bungkam, dia enggan bertanya, dia hanya berharap bahwa tidak ada hal buruk yang terjadi. Dia dibawa masuk dan di beritahu dengan pelan dan hati-hati bahwa Mark telah meninggal dunia, pria itu mengalami kecelakaan ketika hendak berangkat ke kampus.

Donghyuck menutup mulutnya, gadis itu menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Yang terjadi kemudian dia menjerit.

"TIDAK!!!"

"MARK TIDAKK!" teriaknya histeris. Dia terlalu terkejut dan shock dengan fakta itu. Disana juga ada keluarga Mark yang sudah jauh tampak lebih tegar. Meskipun mereka lebih hancur lagi di bandingkan Donghyuck sekarang ini.

"INI BOHONG KAN?" Tanyanya mencari jawaban.

Donghyuck menolak percaya dengan apa yang baru saja dengar itu. Dia menangis histeris kemudian berlari menghampiri keluarga Mark. Namun mereka hanya menangis.

Donghyuck melirik seseorang yang terbaring, itukah Mark? Yang sudah ditutupi kain?

"OH TIDAK!!" Teriaknya.

"Oh tidak... Mark"

"Bangun Mark, Mark aku mencintaimu. Aku mencintaimu Mark" Donghyuck mulai bersikap tidak terkendali.

"Kenapa kau jahat sekali? Jangan tinggalkan aku". Racau Donghyuck dan memeluk tubuh Mark yang ditutupi kain itu.

Suasana sangat sedih dan haru. "Jangan pergi seperti ini Mark! Oh tidak sayang"

"Kumohon Mark. Aku memaafkan mu Mark " Donghyuck menangis semakin kencang beberapa orang berusaha menarik Donghyuck dan menahannya. Termasuk ibu dari pria itu. Dia memeluk Donghyuck dan berusaha menenangkan gadis itu. "Mark kembali lah kumohon!"

"Mark maafkan aku Mark. Ini pasti bercanda kan?"

"Markkk" panggil Donghyuck putus asa.

"Hiks- hiks hiks Mark..."

"Ini bercanda kan Mark?"

"Ikhlaskan dia nak, maafkan dia jika punya salah kepadamu ya" Ujar ayah Mark dengan suara getir.

Kedua orangtua itu tau bahwa Donghyuck adalah kekasih putra mereka meskipun belum pernah bertemu dengan Donghyuck sebelumnya. Mereka mengetahui tentang gadis itu, Mark sering menceritakan tentang Donghyuck. Menceritakan betapa cantiknya dan betapa cintanya ia pada gadis yang baru di pacarinya itu. Sayang sekali mereka bertemu dalam situasi yang paling tidak diharapkan.

Donghyuck terus memanggil nama Mark dalam pelukan ibunya, seperti memberi kekuatan dan penenang untuk berusaha ikhlas walaupun berat, sampai kemudian gadis itu tidak ingat apapun, ia jatuh tak sadarkan diri.






Tbc



Jujur ini pertama kalinya banget w nulis adegan ada yang meningal. Memang gak cocok nulis ginian. Yaampun Mark sayang maaf ya 😭cuman boongan kok ini😭

Secret Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang