Jeno memandang kearah luar jendela kaca rumah sakit, memandang langit yang tampak biru cerah dengan awan putih bersih seperti kapas. Dia berbaring dengan tangan yang terinfus.
Pada akhirnya dia berakhir di rumah sakit. Dokter menyarankan dia untuk beristirahat total selama beberapa hari, indikasi karena gangguan depresi, kecapekan dan pola makan yang buruk berkontribusi besar hingga membuatnya tumbang kali ini.
Pria itu hanya diam dan bersikap tenang. Tidak mengeluh dengan sakit yang dia derita saat ini, tubuhnya jauh lebih baik setelah mendapatkan beberapa suntikan sebagai obat. Kepalanya tidak begitu terasa sakit dan berputar seperti semalam. Namun sebenarnya isi kepalanya sangat berisik.
Hening, hanya ada suara pendingin ruangan di kamar rawat inap Jeno. Tidak ada siapapun disana, Nyonya Lee baru saja pulang karena ada urusan. Sedangkan ayahnya, tuan Lee hanya mengantarnya ke rumah sakit dan mengurus administrasi saja. Setelahnya pria itu pergi dan sibuk bekerja. Sementara yang mengurusnya adalah Nyonya Lee, wanita itu mengabari bahwa dia akan kembali secepatnya, dia tak akan lama. Sebelum wanita itu pergi dia telah mengatur semuanya sebaik mungkin, berusaha membuat Jeno nyaman disana. Dia juga menaruh difusser dengan aroma bunga untuk menyamarkan aroma obat yang cukup menyengat di ruangan khas rumah sakit.
Jeno menyukai aroma bunga itu, mengingatnya pada Donghyuck yang menyukai aroma bunga. Dan tercium seperti bunga. Ah... Atau memang Donghyuck adalah bunga itu sendiri?
Mengapa ia merasa belum pernah bertemu orang yang sebanding atau lebih dari Donghyuck? Yang bisa membuatnya jatuh cinta.Suara ketukan pada pintu dari luar mengalihkan pandangannya, dia tersenyum begitu melihat Donghyuck yang tiba-tiba datang, gadis itu masuk tanpa menunggu jawaban darinya, kebetulan sekali dia baru saja memikirkan gadis itu, tetapi senyumnya langsung luntur begitu melihat ada sosok lain di belakang gadis itu. Seketika suasana hatinya menjadi buruk.
"Hello Jen, oh i am sorry"
"So you are unwell huh?" Sapa Mark berbasa-basi. Menurut Jeno itu terlalu basi, kenapa pula ia harus bertanya seperti itu jika jawabannya sudah sangat jelas? Dia sedang terbaring lemah.
Pria itu membawa sebuah keranjang berisi buah-buahan dan ia meletakkannya diatas nakas di sampingnya. "I come to see you brother" Ujar Mark hangat, seolah ingin terdengar akrab dan friendly untuk Jeno.
Sementara Jeno ingin memutar matanya malas, namun dia memilih menyunggingkan senyum yang terlewat tipis. "As you see. Lying there in the hospital, and i had nothing to do" ujarnya malang.
"Mark mengantarku ke sini, aku baru selesai kuliah. Dan dia sekalian ingin menjenguk mu" Timpal Donghyuck, dia menyadari mungkin Jeno bingung karena dia membawa Mark turut serta. Donghyuck tampak senang dengan kehadiran Mark, gadis itu lalu mendekat kearah Jeno dan mencium pipinya sekilas.
Jeno memejamkan matanya menikmati kecupan Donghyuck pada pipinya, kemudian mengangguk. Oh sial, jadi pria itu benar-benar berusaha untuk mendapatkan Donghyuck huh? Sampai dia harus menunjukkan rasa kepedulian padanya, karena ia adalah saudara Donghyuck. Tidak heran jika nanti si Mark itu juga akan turut mendekati orang tuanya dan mencuri perhatian.
Jeno tersenyum sinis, lalu menatap Mark dengan berani dan bergumam dalam hatinya. "good luck Mark, that's sweet, but it's not gonna work".
"Jeno, i hope we don't bother your precious rest ya" Ungkap Mark tulus. Jeno tidak tahu apakah Mark menyadari tatapan kebencian yang sudah dia layangkan atau tidak. Tapi Jeno sangat ingin mendecih, We katanya?
Khusus untuk Donghyuck dia tidak akan pernah merasa terganggu sama sekali. Berbeda dengan kehadiran Mark sekarang ini. Dia memang sangat terganggu, sama sekali tidak senang atau terkesan dengan kedatangan pria itu untuk menjenguknya. Dia tahu itu terjadi hanya karena Mark menginginkan Donghyuck.
"And also, i hope you heal up and you’re feeling better very soon. Take extra good care. my friend"
"Thanks" jawab Jeno sekenanya. Dia bukan teman Mark ngomong-ngomong. Kenapa Mark sangat ingin berusaha akrab? Itu menyebalkan.
"So what would the doctor say?" Tanya Mark perhatian. Jeno akhirnya terpaksa melayani pembicaraan pria itu dan banyak mengobrol dengannya. Sementara Donghyuck duduk di kursi dan hanya tersenyum melihat saudaranya Jeno dan pria yang sedang dekat dengannya itu terlihat akur itu. Dia tampak senang karena sikap yang di tunjukkan Mark. Mark tidak hanya perhatian kepadanya, tetapi juga pada keluarganya. Mark menyempatkan diri membeli buah tangan sebelum berkunjung, memilihnya sendiri dan menatanya sendiri supaya terlihat cantik di keranjang, itu sudah lebih dari cukup membuat Donghyuck semakin menyukai pria itu. Ketulusannya, kesederhanaan, kebaikannya....
Donghyuck belum pernah menyukai seseorang seperti ia mengagumi Mark. Menurutnya pria itu keren, dan ia juga belum pernah di perlakukan istimewa oleh orang lain selain keluarganya sendiri, karena memang dia tidak pernah dekat dan mengijinkan siapapun melakukan hal itu kepadanya. Keluarga sudah lebih dari cukup.
Mark juga tadi memberikannya suplemen hanya karena ia terlihat pucat dan badannya sedikit hangat. Pria itu menyesal telah membuat Donghyuck kurang beristirahat kemarin karena terlalu menghabiskan banyak waktu diluar. Padahal Donghyuck tidak keberatan sama sekali, justru sebaliknya, dia merasa sangat senang.
Tidak lama setelahnya nyonya Lee datang dari urusannya dan menyapa mereka. Persis seperti yang Jeno duga, dari sudut pandangnya Mark sangat mencari perhatian dan berusaha mengambil hati nyonya Lee. Mereka dengan cepat langsung akrab begitu saja. Nyonya Lee memang sangat ramah terhadap siapapun di tambah Mark pandai berbicara dan dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Jeno di buat kesal dan cemburu karena hal itu. Dia memang tidak terlalu senang jika harus banyak mengobrol seperti yang dilakukan Mark. Tapi melihat Mark rasanya dia seperti terasingkan dari pembicaraan mereka yang mengalir begitu saja sementara ia hanya menjadi pendengar yang tidak diinginkan. Dia bersikap siaga.
Puncaknya dia kesal karena Mark sibuk bercanda tanpa rasa malu ataupun canggung dengan Donghyuck di depan Nyonya Lee. Bahkan sang ibu juga malah turut menggoda keduanya itu, seolah memberikan lampu hijau atas sikap sopan dan gentleman yang Mark tunjukan. Itu sangat memuakkan.
Baginya Donghyuck dan Mark, mereka duduk terlalu dekat. Hal itu seharusnya dilarang. Baiklah, untuk kali ini, Jeno memang sengaja, dia akan diam saja karena ia masih mengijinkan hal itu untuk sementara. Namun dia tidak akan memberikan kesempatan terlalu lama lagi.
Donghyuck itu miliknya. Dan dia tak suka saat gadis itu tersenyum bersama orang lain apalagi sampai di sentuhnya. Senyum Donghyuck hanya untuknya. Dan Mark tidak berhak untuk terus melihatnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Obsession
RomanceYang Jeno tahu dia sangat menyukai Donghyuck. Bagi dirinya hal itu bukanlah kesalahan, karena mereka tidak memiliki ikatan darah.