Saat Kenan sampai di perpustakaan, Revan sudah tidak ada di tempatnya. Mungkin cowok urakan itu sudah bangun dan pergi ke kelasnya. Apapun itu, Kenan hanya menghela napas dan memilih duduk di tempat Revan tidur tadi. Meja tempat Revan tidur masih sedikit hangat. Dia pasti baru saja terbangun dan keluar.
Revan. Kenan jadi bingung bagaimana mengekspresikan bocah sialan itu. Awalnya ia takut dengan Revan, tapi lama-kelamaan dia juga jadi kasihan setelah tahu sedikit banyaknya tentang anak itu. Apa sebenarnya dia hanya butuh kasih sayang ayahnya? Dia melakukan itu untuk menarik perhatian ayahnya?
Kenan jadi pusing. Ia menghela napas lalu mencoba naik ke meja dan merebahkan dirinya. Sepertinya tidur di perpustakaan ini tidak ada salahnya. Aroma buku bisa menjadi penenang bagi Kenan.
"Lo ngapain tidur di situ?"
Kenan seketika menoleh kiri dan kanan mencari pemilik suara. Setelah sadar, ia memilih untuk turun dan duduk di kursi.
"Ga papa Kak. Cuma agak lelah dikit kok!" ujar Kenan sambil tersenyum kikuk.
"Nih minum." Xavier meletakkan minuman dingin di depan Kenan. "Ngomong-ngomong gue mau minta maaf soal tadi. Pasti lo kesal ya sama gue?"
Kenan menggeleng. "Nggak kok kak. Gue ga kesal sama lo. Kan salah gue juga tadi datang telat."
Sebenarnya Kenan mau bilang iya. Apalagi saat Xavier menyamakannya dengan Ghea. Tapi Kenan rasa itu wajar, karena cowok yang sedang duduk sambil menghela napas itu pasti sudah lelah bekerja seharian.
"Ngomong-ngomong kok jam istirahat begini lo nggak ke kantin? Lo ngga lapar?"
Kenan menggeleng. Ia tidak lapar sama sekali. Lagian ia belum mengeluarkan tenaga yang banyak seperti Xavier. "Kakak sendiri kok ke perpustakaan?"
Kenan menaikkan kedua alisnya saat Xavier menggaruk belakang kepalanya lalu tersenyum. "Cuma pengen ngadem aja. Perpus kita kan punya ac." Xavier menunjuk ke dinding sudut atas ruangan ini.
***
"Xavier dari mana aja sih? Gue cape banget tahu nyariin lo dari tadi!"
Kenan menghela napas lalu menjauh dari Ghea dan Xavier. Ia sudah tidak mau lagi menjadi korban Ghea dan sebisanya Kenan akan berusaha untuk tidak berurusan dengan Ghea. Lagi.
"Kenan boleh tolong cariin Cecilia nggak? Tadi gue suruh cek barang ke gudang, sih. Cuma udah lama banget tapi dia nggak balik-balik!"
Kenan menoleh perempuan di depannya lalu mengangguk. "Gudang lantai satu atau yang dekat rooftop Kak?"
"Di lantai dua sih harusnya. Tapi coba aja liat di lantai satu, kalo ngga ada berarti dekat rooftop."
Apes!
Kenan menendang batu kecil yang menghalangi jalannya. Gudang di lantai satu dan lantai dua itu seperti dari barat ke timur. Siapa yang mau berjalan dari ujung ke ujung seperti ini?
Nb: Sebenarnya aku up part ini buat liat masih ada yang baca atau enggak. :) Haha
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenan
Teen FictionBL story✨️ Menjadi panitia pada acara sekolah, membuat Kenan masuk ke dalam zona yang berbahaya bagi jantungnya. Bagaimana tidak? Kenan yang selama ini hanya menatap wajah itu dari kejauhan akhirnya dapat berada di meja yang sama dengannya. Bahkan...