Pagi hari itu Surya sedang duduk di taman menunggu seseorang.
Ia melihat anak - anak yang sedang bermain badminton.
"Terima ini... Hya.....!" Salah satu anak melakukan smash keras.
Sedangkan temannya yang menjadi lawan bersiap untuk melakukan backhand.
Namun kocknya tidak kembali kepada temannya.
"Lah mana kocknya" Katanya.
"Hei lihat di raketmu😑" Kata temannya.
Temannya melihat kocknya yang tersangkut, tampak lubang besar dijaring raket tersebut.
"Lah bolong... " Katanya.
"Keknya smash aku kuat banget sampai bisa bikin raket kamu bolong😎" Katanya.
"Hahahh bisa aja kamu dasar tutup panci😅" Kata temannya.
Surya juga tertawa saat kocknya tersebut tersangkut di raket itu.
"Jadi kangen main badminton sama ayah, libur kelas 2 tengah semester ganjil aku ajak ayah main badminton deh" Katanya.
"Hei.... Surya.... " Panggil seseorang.
Surya pun menoleh kearah suara tersebut yang ternyata adalah Erina.
Erina datang menghampirinya,
"Maaf aku terlambat, kamu sudah lama disini?" Tanya Erina."Lumayan lama" Kata Surya.
"Maaf ya... " Kata Erina.
"Iya.. Gak apa - apa" Kata Surya.
Erina lalu melihat luka ditangan Surya.
"Tangan kamu kenapa?" Tanya Erina.
"Gak apa - apa kok" Jawab Surya sambil tersenyum.
Kemudian Erina dengan paksa melihat lengan Surya yang memiliki luka seperti garetan kuku namun sudah kering.
Erina lalu teringat dengan kuku Marshall yang kukunya panjang ketika sedang razia, tadinya ia ingin melaporkannya ke guru, namun Erina berfikir mungkin Marshall akan memotong kukunya besok, tapi hari ini Erina menyesal tidak melaporkan Marshall.
"Pasti karena Marshall kan" Kata Erina.
"Aku heran kenapa dia selalu mencari masalah denganmu" Kata Erina kesal.
"Sudahlah... Tidak perlu membahasnya" Kata Surya.
"Ya... Kamu benar, ayo kita jalan - jalan" Kata Erina.
"Ayo.." Kata Surya.
Mereka berdua kemudian mengunjungi taman kota yang sangat luas dengan beberapa ekor rusa didalamnya.
Harga masuk yang terjangkau kantong pelajar membuat mereka berencana pergi kesana, selain itu rusa adalah hewan favorit Erina.
"Hua.... Seger banget udara disini" Kata Erina senang.
"Iya... " Kata Surya yang juga senang melihat Erina tersenyum.
"Eh... Kita foto disana yuk..." Ajak Erina.
Mereka pun mendekati sebuah properti yang khusus untuk selfie atau bersua foto, mereka mengambil beberapa foto.
"Senyumnya yang lebar dong" Kata Erina.
"Senyumnya kayak aku ya.. " Katanya lagi.
Surya mengangguk.
Mereka pun berfoto, setelah itu Erina melihat beberapa foto mereka, tapi Erina seperti menahan tawanya disalah satu foto.
"Ada apa?" Tanya Surya.
"Komuk banget muka kita difoto yang ini" Kata Erina.
Surya melihat foto tersebut.
"Ffttt...... Hahaha... " Surya tertawa lepas.
Setelah beberapa lama mengelilingi taman yang luas itu mereka pun tiba di tempat dimana rusa berada, itu lebih terlihat dengan pagar istana daripada pagat hewan, tapi memang lokasinya yang berdekatan.
"Ih...!!! Lucu banget!" Kata Erina.
Kemudian Surya muncul sambil menyodorkan beberapa wortel kepada Erina.
"Ini untuk kasih makan wortel nya aku beliin" Kata Surya.
"Yey... Makasih" Katanya.
Mereka lalu mengobrol sambil memberi makan Rusa.
"Hei.... Surya..., aku tidak pernah melihatmu bermain atau berkumpul dengan anak laki-laki di kelasmu" Kata Erina.
"Mereka tidak pernah mengajakku, bahkan aku duduk sendiri ditengah barisan" Kata Surya.
"Memang ada beberapa orang teman dari kelas lain yang terkadang mengajakku jajan bareng-bareng" Kata Surya.
Kemudian mereka berdua terdiam sejenak, kemudian Surya bertanya.
"Hei... Menurutmu apakah aku bisa meriah cita - citaku jadi ahli atronom." Tanya Erina.
"Tentu saja...., aku yakin kamu bisa" Jawab Erina.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Tanyanya.
"Karena Marshall selalu meledek ku dan bilang kalau aku bodoh di matematika dan tidak akan pernah bisa jadi astronom" Kata Surya.
Kemudian Erina berkata, "Jangan dengarkan dia..., kalau kamu belajar yang rajin aku yakin kamu bisa meraih impianmu" Kata Erina.
"Menurutmu begitu?" Tanya Surya.
"Tentu saja, impian seseorang tidak akan pernah berakhir selama dia masih berjuang" Kata Erina sambil tersenyum.
Selesai dari memberi makan Rusa, Mereka lalu jalan - jalan ke sebuah jembatan dan melihat pemandangan dari jembatan tersebut.
"Oh iya... Ada yang ingin aku berikan" Kata Surya.
"Apa itu?" Tanya Erina.
Surya lalu mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya,
"Selamat ulang tahun... Erina..." Kata Surya tersenyum.
Erina sontak terkejut, "Eh... Kok kamu tau hati ulang tahunku" Tanyanya.
"Kamu kan bilang waktu kelas 1" Jawab Surya.
"Oh iya..." Kata Erina.
"Makasih ya... Kalungnya bagus" Kata Erina.
"Maaf itu kalung buatan tangan, bukan kalung beli dari toko" Kata Surya.
"Ngak apa - apa ini juga bagus banget, makasih ya... Ini bakal aku jaga selamanya" Kata Erina tersenyum.
----------------------------------------------------------
Kembali ke masa sekarang.
Surya berada di jembatan yang sama dan tanggal yang sama dengan hari ulang tahun Erina.
Ia melihat gelang ditangannya yang merupakan pemberian Erina saat Surya ulang tahun.
Ia memegang kalung itu dengan erat.
Hari ini ia berhasil masuk SMA bagus namun ia gagal masuk jurusan IPA karena gagal di matematika nya.
"Seharusnya aku sadar dengan kemampuanku, walau nilai ku bagus di akhir sma, pada akhirnya mimpiku hanya jadi sebatas mimpi" Kata Surya.
"Mungkin benar yang dikatakan Marshall kalau aku ini Pecundang yang bodoh" Kata Surya sambil menunduk.
"Walupun begitu aku belum menyerah..., aku akan menemukan mimpi baru seperi yang kamu bilang dan akan bertarung sekali lagi tapi kali ini aku pasti akan berhasil." Kata Surya.
Sambil menatap langit dan mengangkat tangannya menatap langit dengan sedikit air mata mengalir dari matanya.
Bersambung.

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Teen Fictiondi bully, stress, depresi, kehilangan harapannya dan Cita - citanya, juga kehilangan orang - orang yang ia sayangi dan cintai, adalah rasa sakit yang di alami oleh Surya seorang siswa SMP bahkan ia sempat berfikir ingin segera mati.