Keesokan harinya Surya mendaftar ke sebuah sekolah negeri di Kota Bogor yang bernama SMAN Nusantara merupakan sekolah unggulan.
Surya ingin peruntungannya, ia masih punya mimpi yang harus ia kejar yaitu menjadi ahli astronomi.
Jika dia berhasil dapat jurusan IPA di sekolah negeri unggulan peluangnya akan lebih mudah di bangku kuliah nanti.
Ia sangat bersemangat, sesampainya di sekolah itu mereka mengambil nomor urut.
"60, lama juga ya..." Kata Surya.
"Sabar aja ya....," Kata ibunya.
"Ibu ada kegiatan acara tidak hari ini?" Tanyanya.
"Tidak ada, ibu sudah mengerjakan semuanya kemarin" Katanya.
"Alhamdulillah.." Ucap Surya.
Mereka pun menunggu nama mereka dipanggil.
Surya hanya melihat ke sekelilingnya, banyak sekali yang mendaftarkan diri ke SMAN Nusantara.
"Banyak sekali yang daftar ya... " Katanya.
Kemudian sekilas ia melihat seperti seorang anak yang tidak asing untuknya.
"Di seperti..... "
"Tidak mungkin itu Marshall" Katanya.
Anak itu kemudian pergi bersama beberapa temannya.
Tak lama kemudian nama Andri pun dipanggil, ia bersama ibunya pergi menyerahkan semua berkas dan dokumen yang diperlukan.
Setelah di proses oleh panitia Surya pun dinyatakan diterima di SMA tersebut.
Surya begitu senang sekali, tapi ia belum bisa melakukan pemilihan jurusan karena harus melalui tes jurusan.
Namun Surya tidak mempermasalahkannya.
Ia siap dengan semua tes tersebut.
Namun Panitia mengatakan untuk tes akan diselenggarakan setelah pelaksanaan MPLS.
Dua hari kemudian MPLS pun digelar, Surya mempersiapkan barang - barang yang harus ia persiapkan.
Surya melakukan MPLS selama dua hari, selama itu ia melakukan banyak kegiatan dan salah satunya adalah pelatihan kepemimpinan dengan pelatihnya yaitu para anggota TNI.
Selesai MPLS para peserta didik baru kembali ke sekolah dan melaksanakan tes jurusan yang terdiri dari 100 soal yang cukup banyak.
Surya sempat terkejut dengan jumlah soal yang ada.
"Banyak sekali soalnya" Katanya.
"Bagaimana cara menyelesaikannya" Katanya.
Ia pun berusaha sebisanya menjawab semuanya.
Jika ada yang tidak ia mengerti ia hanya menjawabnya dengan asal.
Satu jam kemudian semua soal itu ia telah selesaikan.
Panitia pun mengambil soal para peserta yang telah selesai.
Surya baru sampai ke nomor 60, sebagian besar ia isi dengan asal karena keterbatasan waktu.
Panitia pun menghampirinya dan meminta kertas tes tersebut.
Surya pun tidak punya pilihan lain dan menyerahkan kertasnya.
"Semoga bisa masuk jurusan IPA" Katanya dalam hati.Surya pun bangun dari tempat duduknya.
Kemudian sebuah suara menghampirinya
"Lo udah?" Tanyanya."Udah..." Jawab Surya.
"Mantap..., mudah mudahan masuk jurusan yang lo mau" Katanya.
"Ya... Makasih" Kata Surya.
Dia adalah Doni teman baru Surya, mereka satu kelompok katika MPLS.
"Gue duluan ya..." Katanya.
"Ok... " Kata Surya.
Setelah itu Surya pulang ke rumahnya.
Hari seninnya seluruh siswa dan siswi yang kelas 11, dan juga 12 masuk tahun ajaran baru begitu juga dengan kelas 10 yang merupakan siswa - siswi baru.
Surya dengan semangat memasuki sekolah setelah memarkirkan motornya.
Karena belum dibagikan kelas, ia pun duduk dipagar batu bata, tak lama kemudian ia melihat Doni.
Doni menghampirinya.
"Udah dateng aja lo" Katanya.
"Pastilah...., harus semangat nih" Kata Surya.
Tak lama kemudian para siswa dan siswi diminta untuk berbaris.
Namun Doni berbaris dibarisan depan sedangkan Surya dibelakang.
Saat sedang lencang depan, ia tersandung sesuatu dan terjatuh.
"Brukk!"
Surya meringis kesakitan,
"Ups sorry gak sengaja..." Katanya.
Suara itu tampak tidak asing, Surya menoleh dan benar itu adalah Marshall.
Ternyata ia masuk ke sekolah ini juga, tapi ketika MPLS ia tidak terlihat sama sekali.
"Lo disini juga ternyata" Kata Marshall.
"Kagak nyangka gue, pecundang kek lo bisa masuk ke sekolah seelit ini" Katanya.
Surya tidak berkata apapun, ia hanya terdiam.
Temannya Marshall bertanya "Lo kenal sama dia?" Tanya.
Marshall menjawab "Lumayan..., dia pecundang dari sekolah SMP gue"
Doni yang mendengar seperti ada keributan pun mendatanginya.
"Eh.. Ada apa ini?" Tanyanya.
Ia lalu melihat Surya terjatuh, "Lo apain temen gue?" Tanyanya
"Gak di apa apain kok..., dianya aja yang jatoh sendiri 😒" Kata Marshall dengan malas.
Doni hampir saja marah dan akan memukulnya, namun Surya menahannya.
Mereka pun pindah barisan.
"Siapa dia?" Tanya Doni.
Surya menjawab "Bukan siapa - siapa"
Mereka pun berbaris dibelakang, namun agak jauh dari Marshall dan yang lainnya.
Upacara pun dimulai lalu dilakukan penyerahan perlengkapan seperti topi dan dasi secara simbolis kepada dia orang yaitu Nazril dan Syafa.
Selesai upacara dimulailah pembagian kelas, dimulai dari kelas jurusan IPA, satu persatu nama dipanggil.
Dalam hati Surya berdo'a agar terpilih ke jurusan tersebut.
Namun sampai selesai untuk kelas IPA namnya tidak dipanggil, malah nama Marshall disebut masuk kelas 10 IPA A
Surya langsung kecewa dan sedih 😥 karena tidak terpilih, selanjutnya pembagian kelas jurusan IPS.
Surya masuk ke kelas 10 IPS B sedangkan Doni dikelas 10 IPS C.
Setelah semua nama disebutkan para murid kelas 10 pun bubar dan masuk ke kelas masing - masing.
Surya yang masih kecewa beranjak ke kelas, namun ia bertemu dengan Marshall.
"Yahhahaha gak masuk jurusan IPA" Katanya.
"Udah gue bilang dari dulu, lo itu terlalu bodoh buat dijurusan IPA, matematika lo aja jeblok banget" Katanya lagi.
"Gak usah mimpi dah... Jadi ahli astronomi segala... Lo itu cuma pecundang" Kata Marshall, ia lalu pergi meninggalkan Surya yang masih terpaku.
Bersambung.

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT
Novela Juvenildi bully, stress, depresi, kehilangan harapannya dan Cita - citanya, juga kehilangan orang - orang yang ia sayangi dan cintai, adalah rasa sakit yang di alami oleh Surya seorang siswa SMP bahkan ia sempat berfikir ingin segera mati.