Bab 7. KEPUTUSAN

82 6 1
                                    

Waktu telah menunjukan dimana jam istirahat telah usai. Para karyawan kembali ketempatnya untuk bekerja. Nunew masih menunggu temannya yang satu itu, temannya yang secara tiba-tiba di panggil oleh atasanya yang tidak tau disuruh apa. Masih mempunyai segudang pertanyaan dalam kepalanya yang terus saja berputar "hahhh semoga bukan hal yang buruk" mengurut pelipisnya serta sedikit berguman dengan apa yang dia pikirkan kepada temannya.

Yim... pria yang tak kalah imut ini, melihat nunew yang berguman sendiri dengan tidak sadarnya. Menghampiri kawannya itu dan sedikit menepuk pundaknya. Nunew melirik kearah orang disampingnya, dan menaikkan alisnya "Kenapa?" satu kata yang keluar dari mulut nunew kepada yim.

"Nu kenapa? Apa kau sakit..."

"Anak yang baik" pikir nunew

"Aaaa.. iya.. aku tidak apa yim hanya sedikit sakit kepala"

Suara pintu dengan menampilkan seseorang masuk kedalam ruangannya dengan semua mata tertuju padanya. Nunew dan Yim yang sedang duduk ditempatnya pun lantas menengok kearah dimana sebuah pintu terbuka menampilkan sosok yang sedari tadi mereka tunggu, dengan muka yang sedikit tertekuk dan menampilkan muka yang datar membuat kawan-kawannya terheran dengan pertanyaan apakah benar dia sudah di omeli oleh bosnya? Hanya itu yang dapat keluar dari pikiran orang yang ada diruangan itu.

Tutor duduk dibangkunya dengan membuka makanan yang sudah ia beli bersama kawannya itu, memasukan makanannya bertepatan dengan Nunew yang menepuk pundaknya disampingnya.

"Kau aman?" ucap nunew yang sedaritadi memikirkan nasib kawannya yang satu ini dengan pikiran yang pening ikut menyelimuti kepalanya.

Tutor tidak bergeming dia hanya mengunyah makanannya dan mengacungkan jempolnya sebagai pertanda bahwa dia tidak memiliki kendala apapun. Dengan melanjutkan makannya yang telah ia tunda selama hampir satu jam itu karena menemui bosnya.

Namun...

Ada satu hal yang masih membuat nunew merasakan kejanggalan dan mungkin ia harus mencari tahunya – Nanti

.

.

.

.

Suara alarm telah berbunyi di handphonenya pertanda bahwa ia harus bergegas berpindah ruangan untuk meeting, mengambil beberapa berkas dan notulen yang nunew perlukan dalam pertemuan ini dan bergegas untuk menuju ruang meeting.

Pada ruangan meeting kali ini dia perlahan telah memasuki ruangannya. Disampingnya sudah ada James dan Yim yang senantiasa menemani serta membantunya saat bekerja karna mereka memang satu devisi.

Pada posisi yang berbeda yaitu tepatnya di depan meja bundar yang mereka tempati saat ini telah diisi oleh bagian kepala IT Tutor dan beberapa orang sebagai pihak lain, membantu Koordinator lapangan dengan dilengkapi laptop dan berkas yang harus mereka tampilkan dalam infocus.

Hening...

Situasi saat ini masih terlihat sangat hening. Mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada proyek kali ini. Tidak ada yang bisa menduga-duga sebelumnya. Mata nunew melihat lurus kedepan yang menampilkan sosok tutor yang berbincang dengan seseorang profesional IT yang sama dengannya. Memperhatikan, melihat betapa seriusnya dia melihat apa yang ada dalam layar monitornya itu. Semakin meyakinkan nunew bahwa ada yang tidak beres kali ini. Karna Kepala IT itu beberapa kali menunjuk layar monitor yang ada didepannya.

Suara langkah kaki terdengar hingga daun telinga dan semakin mendekat. Menampilkan sosok dengan berpakaian elegan nan tegas. Berjalan menuju tempat yang telah disediakan, memakai jas berwarna hitam senada dengan kemejanya menampangkan wajah yang cukup sangat berbahaya.

CINTA TAK BERUJUNG (ZEENUNEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang