7. Jealousy

695 56 21
                                    

Jaehee, Riku, dan Yushi menghabiskan waktu dengan menonton film di ruang tamu rumah Jaehee. Tidak, hanya Jaehee yang sibuk menonton. Sedari tadi Riku dan Yushi tak henti-hentinya bertengkar kecil.

"Lebay banget dih! Mana main nyosor aja, aku masih di situ loh! Gatau tempat banget, ewh." Ejek Yushi sambil mengibaskan tangannya dengan slay.

Riku dengan cepat menggandeng lengan kekar Jaehee, "Kamu yang gatau tempat! Jelas-jelas aku yang ada di rumah ini!" jawab Riku tak mau kalah.

"Tapi kan aku yang kenal duluan sama Jaehee! Jaehee juga tuan rumahnya! Kamu siapanya Jaehee emang?? Songong banget ihh, hueeekk." Ledek Yushi sambil menjulurkan lidah.

Jaehee yang sadar perkataan Yushi, langsung menoleh ke Riku yang berada di samping kirinya. Ya, Jaehee berada di tengah-tengah Riku dan Yushi dari tadi. Ia melihat Riku yang seperti sedang menahan amarah, meremas kuat ujung bajunya. Jaehee pun mengambil alih salah satu tangan Riku dan menggenggamnya, mengelusnya guna meredamkan amarah Riku.

Riku tersadar dan menatap Jaehee, tatapannya seakan-akan menanyakan hubungan mereka yang sebenarnya.

Jaehee yang peka hanya tersenyum, "Udah, jangan diladenin ya?" pinta Jaehee sambil mengusak-usak rambut hitam lebat Riku.

Tiba-tiba, ponsel Yushi berdering. "Jae, aku angkat telpon dulu boleh yaa?" Tanya Yushi yang dibalas anggukan dari Jaehee.

"Halo, sayang? Ini bener kan alamat yang kamu kasih? Aku udah di depan pintu nih, mau ngetuk takut salah rumah." Ucap yang di seberang.

Yushi terkekeh, "Bener kok. Yaudah kamu tunggu ya, aku otw buka pintu sama Jaehee." balasnya. Ia menarik pergelangan tangan Jaehee cepat dan membawanya ke pintu utama.

Jaehee membuka kunci pintu utama dan membukanya. Menampakkan pria gagah tinggi dengan gaya yang sangat cool.

"Jae! Udah lama banget ya? Apa kabar bro?" Tanya pria itu langsung merangkul akrab junior semasa SMA-nya. Namanya Sion, semasa SMA ia mengenal Jaehee dan sering pergi ke tongkrongan yang sama.

Jaehee hanya mengangguk, "Iyaa, saya baik-baik aja kok. Kak Sion gimanaa?" Tanya Jaehee balik kepada Sion.

Keduanya tampak asyik bertemu kangen, membuat Yushi tidak tahan dan memisahkan mereka. "Udah, ayo ke dalem ajaaa!" Serunya.

• • •

Mereka berkumpul di ruang tamu, dan Sion sangat mudah akrab dengan Riku. Awalnya ia melihat Riku sedang menirukan kartun yang sedang ditonton, dan kebetulan Sion juga sering menonton kartunnya. Mereka berkenalan dan sampai sekarang masih belum berhenti berbincang hal-hal yang mereka sukai.

Jaehee mulai bosan, karena Riku, Sion, Yushi, sibuk entah apa yang sedang mereka lakukan. "Riku," panggilnya tak digubris, "aku mau-"

"WOOOOHOOO KAN BENER??? Kata aku juga apa???" Teriak Sion tiba-tiba.

Riku terlihat memegang kedua tangan Sion, "IH IYAAA! KO BISAA?" tanya Riku antusias.

Jaehee kecewa, Riku mengabaikannya begitu saja dan malah merespon Sion yang baru dikenal Riku beberapa menit yang lalu.

Yushi mengecek arlojinya yang menunjukkan pukul 18.35 sore menjelang malam. Ia menarik lengan Sion, "Sayang, ayo pulang. Keburu kemaleman, nanti kita ga sempet begituan lagi..." ajak Yushi dengan nada yang diimut-imutkan di akhir.

Sion mengiyakan, "Lah iya juga. Ayo pulang. Jae, Riku, kita udah mau pulang nih." tutur Sion sambil menggandeng Yushi.

Jaehee hendak bangkit, namun Riku malah lebih dulu bangkit dan menggenggam tangan Sion untuk mengantarnya ke pintu utama. "Nanti main lagi yaa! Aku tunggu!" Seru Riku sambil mengantar Sion dan Yushi ke depan.

Jaehee diam, tak bisa menyangka Riku akan mengutamakan orang lain juga mengabaikan dirinya.

Saat Sion dan Yushi sudah pergi, Riku kembali ke dalam dan mendapati Jaehee masih fokus menonton. Riku senang, ia pergi mendekati Jaehee dan duduk di sebelahnya.

Tiba-tiba, Jaehee mematikan televisinya dan bangkit begitu saja menjauhi Riku. Raut wajah Jaehee tidak terlihat begitu ramah, ia menendang hampir semua barang yang menghalangi kakinya.

Riku terheran, ia bangkit dan mengikuti Jaehee ke tempat dia pergi. Ya, ke dapur.

Sesampainya di dapur, Riku melihat Jaehee sedang meminum air. Ia menghampiri Jaehee, namun sama seperti tadi. Jaehee langsung menaruh gelasnya sembarang dan menjauhi Riku.

Riku dengan cepat menahan pergelangan tangan Jaehee, yang langsung ditepis oleh Jaehee. "Apa sih?" Tanya Jaehee dengan alis yang menukik tajam.

Riku menggeleng, "Kaka kenapa...?" tanyanya pelan.

Jaehee tak menjawab, ia langsung pergi begitu saja meninggalkan Riku di dapur. Ia pergi ke kamar, mengganti baju, dan langsung mengambil posisi tidur.

• • •

Riku memutar pelan kenop pintu kamar Jaehee, dan mendapati Jaehee sudah memejamkan mata dengan posisi tidur yang terlentang. Riku menghampiri Jaehee di kasur, mengambil posisi tepat di samping Jaehee dan memeluk lengan kekarnya.

Anehnya, Jaehee dengan cepat menarik kembali tangannya agar tidak dipeluk Riku. Saat Riku ingin memeluk tubuh Jaehee, Jaehee juga dengan cepat bergeser menjauhi Riku.

Riku tidak tenang, dengan ide polosnya ia naik ke atas tubuh Jaehee yang terlentang, menindihnya. Riku menatap lamat-lamat wajah tampan Jaehee, "Kakaa jangan tidur dulu. Kaka kenapaaa?" tanya Riku dengan akhir yang sengaja dipanjangkan. Ia menggoyang-goyang tubuh kekar Jaehee guna membangunkannya.

Jaehee tetap tidak menggubris, berpura-pura tidak mendengar pertanyaan Riku. Ia masih kesal dengan Riku yang tadi terlalu fokus dengan Sion.

Tiba-tiba, Riku mendekatkan bibirnya ke bibir Jaehee dan mengecupnya sekilas. Masih tak digubris Jaehee, Riku mengecupnya lagi. Lagi, lagi, dan lagi hingga Jaehee luluh.

Jaehee tidak hanya luluh, ia menahan tengkuk Riku untuk tetap menciumnya. Jaehee menciumi bibir Riku dengan brutal, melumatnya, memperdalamnya sedalam rasa cemburunya. Hingga terdengar bunyi cepakan antara bibir dengan bibir yang sangat nyaring.

Ciuman panas mereka berlangsung lama, ditambah tangan nakal Jaehee yang mulai meraba kemana-mana. Punggung Riku dielus, rambut diacak-acak, juga baju atasan Riku yang sudah Jaehee lempar entah kemana.

Riku mulai kehabisan napas, ia memukul pelan dada bidang Jaehee dan melepaskan tautan bibir mereka. Ia menangkup kedua pipi Jaehee, "Udah, udah.. Kaka bilang Kaka-"

Jaehee menyatukan kembali kedua bibir mereka secara tiba-tiba, memotong pembicaraan Riku tanpa izin. Tatapannya menyiratkan rasa cemburu.

to be continued...

To Me, To You Too | JAERI AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang