Jaehee dan Riku kini sedang saling tatap. Entahlah, keduanya merasa nyaman dengan satu sama lain. Tidak ada perbincangan, hanya menatap satu sama lain. Jaehee sangat mengagumi bagaimana cantiknya paras yang dimiliki Riku, tak tahu mengapa ada laki-laki secantik Riku.
Dan, Riku sangat kagum dengan struktur wajah Jaehee yang tegas namun menenangkan. Rahangnya tegas, namun tatapan matanya teduh. Seakan-akan Jaehee adalah rumah bagi semua orang yang membutuhkannya.
Keduanya hanya diam, Riku tanpa sadar menangkup pipi Jaehee dengan kedua tangannya. Seperti terhipnotis, Riku mendekatkan bibirnya kepada bibir Jaehee hingga hampir bersentuhan. Sampai tiba-tiba ketukan pada pintu kamar Jaehee mengejutkan keduanya.
"Abang, itu ada orang di depan. Nyariin abang kayaknya, tapi ga ngomong bang." Ucapnya, yang dari suaranya sudah bisa dikenali sebagai Ryo.
Riku mengernyit bingung, menaikkan alisnya sekejap seolah-olah bertanya 'siapa?' kepada Jaehee.
Jaehee mengendikkan bahu, tidak tahu ia tidak punya ide siapa yang datang. Ia pun menarik tangan Riku dan mengajaknya ke pintu utama.
Jaehee perlahan membuka pintunya, terdiam saat mendapati seorang lelaki bertubuh lebih pendek darinya dengan rambut hitam acak-acakan, baju yang sudah tidak rapi, berantakan, dan memar di beberapa bagian tubuh. Ia terlihat menunduk, punggung bergetar tidak teratur dengan napas yang naik turun.
"Yushi? Kamu kenapa?" Tanya Jaehee cemas. Riku yang melihat Yushi pun khawatir.
Seketika tangis Yushi pecah, membuat kedua insan yang melihatnya panik tak main. Keduanya membantu Yushi untuk masuk ke dalam, membawanya ke ruang tamu dimana Sakuya dan Ryo langsung mengungsi ke meja makan dan duduk di sana.
• • •
Kini Yushi sedang berada di tengah-tengah Riku dan Jaehee. Masih sesengukan namun sudah tidak menangis.
Sedari tadi Riku dan Jaehee menunggu Yushi berhenti menangis dengan sabar. Rencananya mereka akan menanyakan keadaannya setelah Yushi berhenti menangis.
Riku sambil fokus mengompres beberapa bagian yang memar pada tubuh Yushi, sesekali mereka bertengkar kecil karena Yushi yang dikit-dikit mengeluh sakit.
"Kamu kenapa, Yushi? Sini, cerita sama aku. Ada Riku juga, ya?" Pinta Jaehee yang didukung anggukan dari Riku.
Yushi menarik napas dalam, "J-jadi tuh... semalem Yushi di apart kan ditidurin sama Kak Sion, aman kann ga ada apa-apaa. Kita ketiduran bareng tuh... terus dini hari mau ke subuh kita didatengin, dilabrak, digrebek s-sama..." Yushi berhenti sejenak, air matanya mengalir dan mengalir.
"Sama siapa?" Tanya Jaehee penasaran.
Yushi mendengus kasar, tidak berani mengangkat kepalanya yang tertunduk sedari tadi. "S-sama.. istrinya Kak Sion." Ucap Yushi sekecil mungkin.
Namun, Riku menangkapnya dan langsung membelalak kaget. "HAH? Istrinya Kak Sion??? Kak Sion punya istri?" Tanya Riku bertubi-tubi.
Jaehee mengernyit bingung, "Istri? Setau aku Kak Sion belum nikah sama sekali, Yushi. Itu orang ngaku-ngaku aja kali. Kamu kan tau Kak Sion sepopuler apa di sekolah sama kampus, itu salah satu fansnya aja kali-"
"TAPI KAK SION KAGET, JAE! Dia panik banget, aku langsung dilepas gitu aja terus Kak Sion ngejer cewe itu!" Teriak Yushi pedih. Ia mendengus kasar, "J-jadi... selama ini aku selingkuhannya Kak Sion... aku cuma s-simpenan doang, Jae..." tuturnya menyedihkan.
Riku dan Jaehee tak kalah terkejut, syok berat mendengar kisah cinta Yushi. Jaehee sama sekali tak dapat berkutik. Walaupun begitu, Riku masih terus berusaha menenangkan Yushi yang baru saja dicampakkan.
to be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
To Me, To You Too | JAERI AU
FanficSaat itu Riku kabur dari rumahnya, karena suatu masalah. Ia pergi tak tentu arah, hingga ia tersesat di kota orang. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang pria dewasa yang membawanya ke rumah orang itu. Tak disangka, Jaehee, pria itu, mengenal s...