Jaehee berhenti saat melihat Rikunya terdiam, berdiri di depan TV dengan tatapan yang sulit diartikan. Air matanya mengalir, membasahi pipi mulusnya. Kedua tangannya gemetar hebat, dengan napas yang tidak teratur.
"D-dede..?" Panggil Jaehee pelan sambil berusaha menghentikan pendarahan di bibirnya.
Tangis Riku pecah, ia menangis sesengukan sambil berlari ke arah Jaehee. Menubruk tubuh tegap Jaehee dan memeluknya erat. Riku menangis di dada bidang Jaehee, namun seketika berhenti saat ingat akan darah yang mengalir dari bibir Jaehee.
"I-ini Kaka... Kaka berdarah... Kaka ini s-sakit yaa? Kakaa ayo d-diobatin dulu..." Pinta Riku terbata-bata. Ia membantu Jaehee untuk pergi ke kamar Jaehee.
• • •
Di kamar, mereka berdua duduk di pinggir kasur. Riku dengan telaten mengobati luka lecet di pinggir bibir Jaehee, menempelkan kapas yang sudah diberi betadine ke titik lukanya.
Jaehee meringis kecil, "Ahhh... Sakit... Pelan-pelan yaa?" pintanya menatap Riku memohon.
Riku tersenyum tulus, "Iyaa ini pelan-pelan..." ucapnya sambil fokus mengobati luka di pinggir bibir Jaehee. Ia membuka plester, lalu menempelkannya pelan di luka Jaehee. Kemudian Riku mengelus lembut plesternya, berharap dapat meredakan sakit yang dirasakan oleh Jaehee.
Keduanya diam, tidak berani menatap satu sama lain. Hanya menunduk. Jaehee yang memainkan ujung bajunya, dan Riku yang sibuk membereskan sampah plester tadi.
Riku bangkit untuk membuang sampah, namun tiba-tiba tangannya ditahan oleh Jaehee, Riku ditarik ke dalam pangkuan Jaehee. Keduanya menatap satu sama lain dalam diam, ada rasa aneh dalam diri mereka.
Tangan Riku yang cantik tanpa sadar tergerak sendiri, meraih rambut Jaehee lalu merapikannya sedikit.
Mereka terkekeh pelan, merasa nyaman dengan posisi seperti ini. Jaehee memeluk pinggang ramping Riku, dan Riku yang mengalungkan kedua tangannya di bahu lebar Jaehee.
Jarak keduanya hanya beberapa senti saja, Jaehee menatap Riku dengan tatapan yang haus akan sesuatu. Ia mendekatkan bibirnya kepada bibir Riku, hanya sedikit lagi namun langsung didorong pelan oleh Riku.
"Bibir Kaka lagi sakit, jangan kiss dulu yaa?" Ucap Riku lembut.
Jaehee mengerucutkan bibirnya sedikit, tatapannya benar-benar memohon. "Boleh yaa, Sayang?" Pintanya seperti anak kecil yang sangat ingin dibelikan sesuatu.
Riku terkekeh pelan, ia menaruh telunjuknya di bibir Jaehee, "No, jangan dulu. Tahan yaa?" tuturnya perhatian.
Tak disangka, Jaehee mengeratkan pelukan mereka lalu mengistirahatkan kepalanya di dada Riku. Mendusel pelan, membuat geli Riku.
Riku hanya bisa mengelus rambut Jaehee yang acak-acakan, menenangkan kesayangannya yang semakin lama semakin tak tahan. Riku tidak mengerti mengapa, namun kini jantungnya berdegup kencang tapi teratur. Sebuah pertanda, bahwa Riku sangat sayang pada Jaehee.
to be continued...
![](https://img.wattpad.com/cover/369591518-288-k648084.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
To Me, To You Too | JAERI AU
FanfictionSaat itu Riku kabur dari rumahnya, karena suatu masalah. Ia pergi tak tentu arah, hingga ia tersesat di kota orang. Sampai akhirnya ia bertemu dengan seorang pria dewasa yang membawanya ke rumah orang itu. Tak disangka, Jaehee, pria itu, mengenal s...