BERANTEM!
⚠️ Harsh Words
⚠️ Don't Forget to VomentTERGELETAK tak berdaya, Jungkook hampir tertidur di meja makan lantai bawah. Dirinya sedari tadi sangat bosan berada di apartmen, sendiri. Taehyung masih sibuk dengan kuliah paginya dan ia sendirian di rumah. Kalau saja hari ini ia bisa bersekolah seperti biasa, lalu langsung bermain ke rumah Jimin, tak kan pernah kantuk menyerangnya secepat ini.
Iya, Jungkook tidak diperbolehkan Taehyung untuk datang ke sekolah dengan kondisi tidak bisa berjalan seperti itu. Membuat si yang lebih muda mencebikkan bibir, tidak suka. Mengingat kembali perdebatannya saat pagi buta tadi.
"Tumben lo jam segini udah bangun." Jungkook berjalan merayap di dinding, tertatih-tatih memapah badannya sendiri, takut barangkali kakinya menumpu berat badan lebih dari yang ia mampu.
Taehyung di depan Jungkook dengan wajah bangun tidur serta rambut acak-acakkan menguap lebar, menggaruk perutnya yang membentuk 6 kotak sempurna. Yup, pemuda Kim itu tidak sedang menggunakan pakaian membuat Jungkook membuang muka. Basi.
Kamar mereka memang bersebelahan di lantai dua, namun karena memang masing-masing memiliki ukuran kamar yang luas, menyebabkan pintu dari masing-masing kamar mereka memiliki jarak yang cukup jauh.
"Gue ada kelas pagi, lo ngapain bangun jam segini, mau sekolah? Udah gila?"
Taehyung berjalan mendekat, lagi, berjongkok melihat pergelangan kaki Jungkook masih dengan mengucek mata. Memegangnya, digerakkan sedikit ke kanan dan ke kiri dengan lembut— yang masih membuat Jungkook mengaduh kesakitan.
"Jangan digerakkin, masih sakit banget."
Taehyung mendongak, "Ya iyalah sakit banget, orang masih bengkak gini. Gausah sekolah, gue anterin surat."Taehyung mendelik, bola matanya melebar, "Gak ada! Gue gak mau mati bosen di rumah sorry to say."
"Sorry to say my ass, mau sembuh gak lo, lagaan mau ke sekolah, makin bengkak yang ada lo paksa jalan, bego."
Taehyung kembali berdiri, menyajarkan badan dengan Jungkook. "Udah, gak usah bacot, gue tulisin surat. Oh iya, lo mau ngapain ngerayap di dinding jam 5 pagi gini. Cosplay cicak lo?"
"Anjing, mau ke bawah nyari minum."
Taehyung mengangkat alis, "Emang bisa ke bawah sendiri? Kemaren lo aja nangis-nangis maksa mau naek tangga sendiri, akhirnya gue gendong lagi."
"Gue gak nangis anjing! Buta lo ya."
"Nangis. Mata lo berair gitu."
"Gak anjing! Udah sana minggir lo, berisik, merusak pagi gue yang indah aja."Taehyung terkekeh, "Iya deh iya, gak nangis, sini gue bantu turun."
Taehyung memang senang sekali bertindak sesuka hati, senang juga melakukan hal (yang menurut Jungkook gila) tanpa aba-aba. Seperti sekarang, tidak ada hitungan detik tubuh Jungkook sudah di rengkuhnya dan di bawa ke dalam gendongan koala, membuat wajah Jungkook memerah dan telinganya panas setengah mati.
"Ah lo gue gak mau digendong bisa gak sih anjing! Gak usah gendong gue macam gini lo kata gue apaan?! Anak kucing?! Turunin goblok!"
Jungkook mencoba menjauhkan badannya dengan mendorong pundak Taehyung, menyaksikan bagaimana (wajah tampan kakak angkatnya) itu terpahat sempurna, bahkan ketika baru bangun tidur. Membuatnya merasa malu tanpa sebab. Sedang Taehyung hanya lanjut berjalan dengan hati-hati, menuruni anak tangga.
Tidak bisa! Ini melukai harga dirinya! "Udah diem, gak ada yang liat juga. Jatoh ni kalo lo banyak gerak. Lagian dari dulu juga lo suka gue gendong." Taehyung memberikan cengiran kotaknya, membuat Jungkook mengeratkan gigi dan mendorong wajah Taehyung menggunakan satu tangan. Bajingan. Wajahnya panas. Membuat Taehyung berkata "Awwh." Dan Jungkook kembali menjauhkan tangannya.
"Lo ngomong ngaco sekali lagi gue lompat turun."
"Gue tangkep." Jungkook yang memutarkan bola mata membuat Taehyung tertawa, "Beneran gue tangkep kok, jadi, coba lompat.""Brengsek." Menyerah. Kembali membuat Taehyung mengalunkan kekehan ketika berhasil membuat Jungkook tak berkutik seperti ini.
Akhirnya Jungkook memilih mengalah, mau tidak mau mangalungkan kedua lengannya di leher Taehyung, membawa wajahnya untuk ditaruh di pundak yang lebih tua pasrah. Dibanding bertatap-tatapan langsung dengan pemuda Kim itu.
Taehyung benar, lagi pula tidak ada yang sedang melihat.
Dan di sinilah ia berada sejak pagi tadi. Berakhir dengan tidak ke sekolah dan tidak kembali naik ke atas.
Taehyung bilang, "Pake kamar bawah aja, ntar Bibi gue suru dateng, biar lo kalo ada apa-apa gampang ditolongin. Gue soalnya lama balik, kayaknya."
Membuat Jungkook mendesah kasar, bosan setengah mata dengan kepala sudah tergeletak di atas meja makan. Pembantunya sedang berada di kamar, ia bilang panggil aja kalo butuh bantuan, saya pasti sigap datang membantu. Jungkook sendiri hanya mengangguk mengerti, ucapkan terimakasih.
Ini masih pukul 10 pagi dan tidak banyak hal yang bisa Jungkoon lakukan selain menonton movie dari iPad yang Taehyung bawa turun serta mengecek notif dari handphonenya yang masuk.
Lalu pikirannya entah kenapa kembali pada Taehyung, bajingan itu! Kembali membuat yang lebih muda kesal. Asal gendong sana-sini! Jungkook tidak suka diperlakukan seperti anak kecil, tapi terkadang Jungkook juga tidak bisa menolak jika Taehyung sudah melakukan kontak fisik dengannya. Memberikan kasih sayang, dengan kelembutan.
Jungkook menyembunyikan wajah di lipatan tangan, telinganya kembali panas dan kembali menyumpah serapahi Taehyung karena sering bertingkah kurang ajar.
"Tai lah." Ucapnya sambil mencicit. Kantuk yang tadi ia rasa kembali menyerang, membuatnya perlahan menutup mata dan tertidur si atas meja makan, membiarkan kakinya tergantung bisu.
tbc.
Xixixi, dasar insan muda, w yang nulis aja gemes sendiri goblok wkwk
Ni orang ganteng bgt heran, zibal zekki
KAMU SEDANG MEMBACA
BERANTEM! (VK)
Fanfictie☽. w/ 전정국 dan 김태형 Pokoknya Jungkook nggak suka sama orang banyak omong, nggak suka juga sama orang yang gak bisa ngehargain privasi yang udah dia tentuin. Gak suka Taehyung juga. "Kan udah gue bilang gak usah diliatin ke orang-orang!" "Ya maap dek...