SEBELAS

1K 107 6
                                    

Sarah tengah duduk di bean bag tak jauh dari tepi pantai, matanya mengawasi Alvin  yang tengah asik bermain voli pantai dengan Justin, Ivar dan Rafael. Yas, mereka sedang berjalan-jalan pagi ini. Tadi pagi Nathan menjemputnya, disebuah motel murah disekitar Stadion ABK, dengan sebuah van mewah berisi Nathan, Justin, Ivar, Rafael, dan dua wanita cantik yang Sarah kenal sebagai Noa dan Berniece – kekasih Rafael dan Ivar. Mereka mengajak Sarah dan Alvin untuk hangout ditengah masa tenang menunggu pertandingan selanjutnya.

May I?” tanya Nathan yang berdiri tidak jauh dari Sarah, meminta ijin untuk duduk disisi lain dari meja.

Sure. Aren’t you joining them? ” tanya Sarah, menunjuk kearah Pantai dengan dagunya.
Nathan duduk, di bean bag lain, disisi meja, “Nope, kamu ga join sama Noa dan Berniece ke Spa?”

Sarah menggeleng, ”Mahal.” jawabnya diikuti tawa.

Thanks for coming here, aku happy banget kamu bisa support aku.”

“Ih, I’am supporting my country nah, not only you.” Sarah menggoda Nathan, sengaja agar lelaki itu tertawa.

Ah benar Nathan tertawa, lagi pula sejak pagi tadi Sarah melihat senyum dan tawa Nathan tidak pernah berhenti, susasana hatinya sedang benar-benar sangat baik.

”Bagaimana rasanya penerbangan nyaris sembilan jam dengan kursi ekonomi?”

Memutar bola matanya, Sarah menjawab dengan nada kesal, ”It’s okay Nath, aku Cuma punya uang untuk naik ekonomi, jadi it’s okay.”

Tertawa lagi, sungguh Nathan benar-benar. ”Aku berencana membelikanmu business class, kamu malah beli ekonomi. Aku berencana memesankan kamar hotel yang sama denganku kamu malah tidur di motel. Senang sekali sih kamu melakukan sesuatu yang berkebalikan dengan apa yang aku usulkan?”

Sekarang giliran Sarah yang tersenyum, ”Nath, percaya deh, aku bukan perempuan yang suka memanfaatkan kesempatan.”

Nathan mengangguk, ”Sangat percaya, makanya aku semakin suka.”

Sarah hanya menggeleng mendengarkan perkataan Nathan.

Lelaki itu merogoh kantongnya, mengeluarkan kotak bludru merah bertuliskan Cartier. ”Terima dan simpanlah, anggap saja ganti rugi atas biaya yang kau keluarkan untuk mendukung kami. Buka lah!”

Ragu-ragu Sarah menggapai kotak itu, dibukanya, berisi cincin dengan obeng kecil. ”Kau punya stok perhiasan banyak ya? Setiap wanita yang kau suka dengan singkat langsung kau beri perhiasan.”

Tawa Nathan pecah, Sarah benar-benar membuat harinya lebih berwarna, sungguh. Sisi lain dari Sarah yang biasanya hanya tersenyum di cafe, kini bisa dia rasakan betapa menyenangkan mendengar suara dan ekspresinya saat berdebat seperti ini.

”Sudah, pakai saja. Bukan tanda aku melamarmu, tapi jika kau ingin aku melamarmu akan ku lakukan sekarang. Ayo pakai saja!” paksa Nathan gemas.

Menyerah, akhirnya Sarah mengambil cincin itu, memakainya, mengencangkan sisinya dengan obeng kecil yang tersedia. ”Baiklah, terima kasih, akan kusimpan cincinnya, dan menjualnya saat kami tidak punya uang lagi,”

”Aku akan simpan obengnya.”

”Bagaimana jika tanganku bengkak dan aku perlu obengnya?”

”Panggil saja aku, aku akan segera datang seperti pemadam kebakaran.”

Mereka berdua tertawa, Sarah lantas berdiri dan berlari kearah pantai, menyusul Alvin dan yang lain bermain di pantai. Sementara Nathan masih betah duduk di beanbag, menatap bagaimana Sarah selalu tersenyum ceria disepanjang pertemuan mereka, kecuali hari dimana Sarah menolaknya. Meraih ponselnya, Nathan mengambil foto Sarah dan yang lain, menangkap wajah ceria Sarah, dengan kaus kaki dan ujung rok nya yang basah tersapu air laut.

--

”... jodoh kadang perlu dijebak Nath.” – 2024, Jay Idzes.

Nathan ingat perkataan Jay malam itu, benar jodoh memang kadang perlu dijebak, jadi mari kita jebak.

Makan siang berbagai menu sudah terhidang di meja panjang yang memang telah mereka pesan, duduk saling berhadapan dan mengobrol, Alvin dan Sarah terlihat sangat membaur dengan mereka. Candaan-candaan tidak pernah berhenti, meskipun didominasi dengan bahasa inggris tapi Sarah dan Alvin tidak keberatan. Bahkan Sarah baru menyadari bahwa adiknya benar-benar sangat hebat berbahasa inggris.

Sarah duduk diantara Alvin dan Noa, dihadapannya ada Nathan dan dihadapan Alvin ada Justin. Sementara Noa tentu saja berhadapan dengan Rafa dan Berniece berada dihadapan Ivar.

Seperti biasa sebelum memulai acara makan siang, mereka mengambil beberapa foto bersama dan footage-footage dari makanan yang terlihat lezat dan aestetik secara bersamaan. Khusus untuk Nathan diam-diam mengambil foto Sarah juga wajib untuk dilakukan.

”Kenapa sih kalian tidak menginap di hotel yang sama dengan kami?” tanya Berniece pada Sarah dan Alvin.

We don't have much money to stay in the same hotel as you guys. Sarah said the theme was backpackers.” Jawab Alvin sambil menyenggol-nyenggol Sarah, menggoda kakaknya.

“Nathan didn’t pay for you?” sentak Noa sambil menatap Nathan penuh selidik.

You’re so stingy Nathy Naughty~” goda Justin yang diikuti tawa teman-temannya.

Nathan mengambil tisu kotor dan melemparnya pada Justin. "Hanya Sarah yang menolak semua yang aku tawarkan. Kemewahan dan cintaku.” jawab Nathan membuat meja yang mereka tempati menjadi sangat berisik karena hampir semua tertawa dan menggoda Sarah. Sementara gadis itu hanya mamput tersenyum dan mengunyah makanan. Tak habis pikir dengan kelakukan Nathan.

--

Selepas matahari terbenam, mereka memutuskan kembali, ke penginapan masing-masing. Membuat group whatsApp baru untuk saling bertukar foto yang telah mereka ambil seharian ini. Tentunya Nathan menyimpan sendiri foto-foto Sarah yang dia ambil sembunyi-sembunyi, sungguh gadis itu benar-benar membuat Nathan menggila.

Nathan baru selesai mandi dan duduk santai di balkon kamarnya saat memutuskan membuka instagramnya. Pengikutnya selalu bertambah, kometar dan like bahkan menembus ratusan ribu. Beberapa dari followers nya bahkan turut mengikuti akun kedua orang tuanya dan Joy – kakak perempuannya. Mencoba mencari informasi mengenai kehidupan pribadi Nathan. Siapa kekasihnya? Apa yang Nathan suka? Dan masih banyak lagi. Membuat kewalahan tentu saja tapi sudah menjadi resiko bagi Nathan bukan.

Jadi fans, jika memang itu yang ingin kalian cari tau, maka akan ku beri tahu. Gumam Nathan dalam hatinya.

Dipilihnya sebuah foto berisi makanan dengan sebuah tangan dengan jari lentik dan cincin yang tersemat di jari manisnya. Menampilkan sedikit kain dari lengan baju panjang yang menutup hingga bagian pergelangan tangannya. Lalu disematkan lokasi yang ada.

Sarah maaf ya.

Nathan Tjoe A On - Love, MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang