¤¤¤
Nemu typo tandain ya!
¤¤¤
Pagi-pagi Agi udah di buat kaget sama kedatangan Valen. Tiba-tiba abang keduanya itu udah muncul di kelasnya, bahkan kini Agi sudah tak ragu menyematkan panggilan abang untuk kedua saudara se-ayahnya itu, meskipun diam-diam."Kakak kok kesini? Mau ngapain?" Tanya Agi.
"Mau ngasih ini, dateng ya" Jawab Valen sambil memberikan selembar kertas tidak begitu besar.
"Undangan ulang tahun?" Tanya Agi saat melihat tulisan di kertas itu. Cukup kaget anak sebesar Valen masih bikin pesta ulang tahun.
"Iya, ultah ke 17 nyokap maksa rayain" Jawab Valen.
Agi mengangguk paham, Valen terpaksa mau dirayakan karena permintaan ibunya.
"Agi gak janji ya Kak, tapi insyaallah datang" Ucap Agi.
Valen mengangguk lalu mengusak surai Agi.
"Yaudah, gue cuman mau ngasih itu, sampai jumpa ya di pesta dua hari lagi" Ujar Valen lalu berlalu dari kelas Agi.
Agi menyimpan undangan itu ke dalam tas usangnya. Lalu kembali diam menunggu jam pelajaran pertama yang akan tiba waktunya sebentar lagi.
•••
Savir merangkul Agi, remaja itu sedikit membungkuk untuk menyesuaikan tinggi badannya.
"Cil kata Valen lo juga di undang" Seru Savir.
"Iya, tadi pagi kak Valen kekelas Agi ngasih undangan" Ucap Agi.
"Nanti perginya sama gue aja Cil, gue jemput" Tawar Savir.
Agi tampak berpikir.
"Boleh deh Kak" Balas Agi, anak itu juga berpikir mungkin tak ada salahnya datang, lagian kapan lagi datang ke pesta abangnya.
"Sini duduk" Ujar Raja pada Agi sambil menepuk bagian kursi disebelahnya.
Savir hendak protes tapi tak jadi saat melihat tatapan tajam Raja. Agi hanya patuh, anak itu duduk disebelah Raja. Dengan savir duduk dihadapannya dan juga Dika.
Sedangkan Andra remaja itu sedang ke toilet tadi, katanya nanti menyusul.
Seperti biasa kantin akan terdengar lebih ramai saat rombongan Raja muncul. Tapi Agi yang awalnya risih lama-lama terbiasa juga.
"Agak susahnya jadi orang ganteng gini" Ujar Savir dengan pd-nya. Dika yang duduk disebelahnya menggeleng lalu menabok pelan kepala bagian belakang Savir.
Agi tertawa kecil melihat itu.
"Mau makan apa?" Tanya Raja pelan pada Agi, sampai-sampai Savir dan Andra tak mendengar.
"Agi ikut Kakak aja" Jawab Agi.
"Gak boleh, harus pilih jangan kebiasaan jawab ngikut aja terus" Bantah Raja menolak jawaban Agi. Hingga menarik perhatian Dika dan Savir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRIAGI [END] ✔
Ficción GeneralNamanya Abriagi sering di panggil Agi. Anak berusia empat belas tahun, masih tergolong begitu muda untuk menanggung beban hidup yang berat. Hidup Agi itu keras sekali, hidup miskin di kota besar ini membuatnya sering menjadi bahan omongan. Terkadan...