Bagian 19

3.4K 320 8
                                    

¤¤¤Nemu typo tandain ya!¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
Nemu typo tandain ya!
¤¤¤

Tak terasa hari-hari berlalu begitu saja. Kini Agi sedang duduk di kursi tamu, di sampingnya ada Reno calon pamannya.

"Paman jagain bibi ya, jangan biarin bibi sedih" Tutur Agi pelan. Mata teduh anak itu menatap begitu dalam pada mata Reno.

Reno tersenyum tipis dan mengangguk.

"Kamu tenang aja" Balas Reno.

"Bibi pergi ya, jagain rumah ini dengan baik" Seru Dara yang baru saja keluar dari kamar dengan koper sedang di tangannya.

"Iya Bi" Balas Agi pelan.

"Ayo Mas, nanti malah telat ke bandara" Ujar Dara pada calon suaminya.

Reno mengangguk.

"Bi Agi boleh salim" Izin Agi sebelum keduanya pergi.

Dara menghela nafas pelan lalu mengulurkan tangannya.

Agi langsung menyalim cium tangan Dara, begitu pun dengan Reno.

Setelah itu Dara meraih tangan Reno dan mengajaknya pergi dari sana. Agi mengekor hingga ambang pintu rumah, mengamati keduanya yang hendak pergi dari sini, dan tak tau akan bisa bertemu lagi nantinya atau tidak.

Agi bahkan masih bisa mendengar pertanyaan ragu Reno pada bibinya.

"Kamu yakin tinggalin dia sendiri aja?"

Pertanyaan yang sama dengan minggu lalu. Tapi lagi-lagi Dara bisa meyakinkan Reno jika Agi mampu mandiri.

Mobil mulai meninggalkan perkarangan depan rumah, menyisakan Agi sendiri menahan tangisnya.

Apa dia memang terlahir untuk sendiri?

Kenapa tidak ada yang bertahan lama bersamanya?

Semuanya pergi, ibu, nenek, bibi semuanya pergi meninggalkan ia sendiri. Agi memang bisa mandiri, tapi bukan berarti anak itu tak butuh dampingan orang tua.

Entah bagaimana kedepannya, Agi menjalankan hari-harinya yang semakin terasa berat, di pundak ringkihnya.

•••

Malam harinya Agi hanya menyalakan beberapa lampu, hanya teras dapur dan kamarnya. Bahkan setelah nasi masak Agi langsung mencabut kabel power rice cooker. Semua itu Agi lakukan untuk berhemat, sekarang sudah tak ada bibi, mungkin wanita itu membebaskannya memakai dapur dan segala isi rumah, itu tandanya juga Agi menanggung semua biayanya.

ABRIAGI [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang