¤¤¤
Nemu typo tandain ya!⚠️ADA PENGUMUMAN DI BAWAH⚠️
¤¤¤Tangan Savir terkepal erat, sunyinya lorong rumah sakit malam itu membuat suasana didekat Savir semakin suram. Di tangannya terdapat sebuah lembaran dengan logo rumah sakit. Itu adalah hasil dari tes air yang ada di botol minum pemberian Reza pada Agi. Savir sempatkan mengambilnya tadi ke rumah dan langsung remaja itu serahkan pada dokter.
Hasilnya postif mengandung zat Arsenik, kadarnya cukup tinggi. Tidak dapat Savir bayangnya bagaimana racun itu dengan cepat mempengaruhi kesehatan Agi.
Malam sudah menujukan pukul sebelas malam. Agi juga sudah tertidur setelah makan malam tadi, kondisinya masih harus di pantau meski stabil. Bahkan Agi masih kesulitan bernafas saat selang oksigen di lepas, katanya dadanya sedikit sesak, jadi dokter sarankan pakai nasal kanula dulu saja.
Savir bangkit dari duduknya, remaja itu bergegas menuju parkiran. Selagi Agi tidur akan Savir datangi pemuda yang berani-beraninya, meracuni Agi selama hampir sebulan itu. Bayangkan Agi harus mengonsumsi air beracun itu setiap hari, hingga membuat tubuh kurus itu melemah. Dengan kondisi kesehatan yang sangat drop.
Dengan kepala yang panas, Savir mengendarai mobilnya dengan cepat. Membawanya ke cafe tempat Agi bekerja.
Tidal butuh waktu lama, Savir tiba di parkiran cafe. Savir turun dari mobil, sedikit membanting pintu mobilnya akibat emosi yang ia tahan.
Savir menarik nafas dahulu, mencoba bersikap tenang sedikit. Sebelum nantinya mengamuk sepuasnya.
"Permisi mbak" Sapa Savir pada wanita muda penjaga kasir.
"Iya, ada yang bisa di bantu? Atau mau pesan?" Tanyanya ramah.
"Itu, saya nyari karyawan disini yang namanya Reza, ada gak Mbak?" Tanya Savir tak kalah sopan.
"Oh Reza, ada Mas. Saya panggilkan dulu ya di belakang. Mas-nya duduk dulu aja" Jawab Mbak kasir itu, lalu berlalu menuju bagian belakang sebentar.
Sebenarnya bisa saja mbak itu meminta rekannya yang lain, tapi yang lain sibuk kesana kemari karena banyak pelanggan.
Tak lama dua orang mendekat pada meja kasir.
"Siapa?" Tanya Reza pada Savir.
"Boleh ngobrol di luar sebentar gak? Nanti saya kasi tau saya siapa" Ucap Savir malah balik bertanya. Nadanya ia buat seramah mungkin dan sopan, agar Reza mau diajak ngobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABRIAGI [END] ✔
General FictionNamanya Abriagi sering di panggil Agi. Anak berusia empat belas tahun, masih tergolong begitu muda untuk menanggung beban hidup yang berat. Hidup Agi itu keras sekali, hidup miskin di kota besar ini membuatnya sering menjadi bahan omongan. Terkadan...