9. Kedekatan.

3.1K 80 3
                                    


Happy Reading.....

Pagi ini aku sudah berada di dalam mobil untuk memulai aktivitas awal ku. Hembusan nafas seketika keluar, rasa malas untuk ke sekolah selalu muncul saat pagi hari.

Seperti biasa karena diriku yang belum bisa mengendarai mobil, aku selalu di antar oleh pak Danan, karena dia lah yang hanya bisa mengendarai mobil.

Dari kursi belakang sesekali aku melihat ke arah wajah pak Danan. Lumayan, otu yang terlintas dalam pikiran ku. Tapi untuk kali ini aku harus menahannya, tidak mungkin kan sampai sekolah aku berkeringat, padahal masih pagi.

Beberapa menit aku merasa bosan, akhirnya aku pun sampai ke sekolahan ku. Aku segera turun, begitu juga dengan pak Danan yang harus kembali kerumah untuk bekerja.

Aku melihat ke arah jam tanganku. Pukul 06:50, pantas saja sekolah masih sangat terlihat sepi. Tanpa peduli, aku pun berjalan menuju kelas sambil sesekali bersenandung menghilangkan sunyinya pagi itu.

Sampai nya di kelas, belum ada satu pun yang sudah datang, hanya aku yang berada di dalam itu. Aku sempat duduk sejenak di bangkuku, sambil memainkan ponsel. Merasa bosan, aku pun memilih untuk pergi ke kantin.

"Mumpung masih sunyi, aku kekantin lain lah..." Gumam ku pelan.

Merasa masih sepi. Aku pun ingin merasakan jajanan di kantin yang belum pernah aku datangi.

Saat tiba di kantin itu, aku melihat menu makanan yang di jualnya. Cukup beragam, tapi kali ini aku hanya memesan beberapa cemilan ringan saja, dan segelas teh es.

Saat menikmati cemilan tersebut, ada seorang pria yang baru masuk ke kantin itu. Awalnya aku menghiraukan saja, berpikir hanya murid seperti ku yang sedang membeli sarapan.

Hingga suara hentakan piring di meja tempat yang sedang aku pakai berbunyi cukup besar di telingaku. Membuat mata ini ikut melihat siapa itu.

Tuk....

Aku kaget dengan kedua alisku yang terangkat. Pria itu, pria yang tadi malam mengantarku pulang.

Saat itu seketika diriku begitu kaku, tak tau apa yang harus aku lakukan. Sempat berpikir untuk menghindar, lalu pergi dari kantin tersebut. Namun suara itu, langsung mengurung kan niat ku.

"Nama lo siapa?" Ujar pria itu.

Aku tidak langsung menjawab, bahkan sempat melihat nametag di bajuku. Huuu... Betapa bodohnya, aku tidak mengingat jika aku adalah anak baru dan belum mendapatkan seragam resmi.

"S-saya Gino kak?" Balas ku sedikit takut.

"Kak!" Ujar pria itu dengan alis yang terangkat.

"Emang umur lo berapa?" Tanyanya kembali.

"Saya 16 tahun kak, kelas 2..."

Mendengar jawaban ku, pria itu pun mengangguk sekilas dan kembali menikmati sarapannya.

Beberapa menit terjadi keheningan, kami sibuk dengan sarapan masing-masing. Aku pun tidak menanyakan balek siapa nama pria di depanku, karena aku sudah tau.

Pria itu Ergan, temannya kak Gibran dan pacarnya Ofan. Sesekali aku kembali teringat dengan pertemuan pertama kami di kamar mandi. Sempat berpikir, aku cukup sering bertemu dengan kak Ergan ini, bahkan diriku pernah diantarkan pulang.

Melihat sudah ada beberapa murid yang mulai berdatangan, bahkan ada beberapa dari mereka yg melihat kami berdua dalam satu meja, membuat ku berniat untuk segera pergi dari kantin itu.

"Saya duluan ya kak." Ujar ku sopan, pada kak Ergan yang sibuk dengan ponselnya.

Dia tidak menjawab, hanya anggukan kecil dan kembali fokus pada ponselnya.

Aku Penggoda BL (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang