Chapter 10

366 25 7
                                    

"Nabila....kok dia bareng senior bule dan si Presma ngeselin itu. Ngapain ya mereka kesini kek buru-buru banget jalannya" batin Salsa

Salsa yang menyadari jika Nabila melihatnya tergeletak di lantai sontak saja langsung memaksakan diri untuk berdiri walau dengan susah payah karena kakinya masih sangat terasa sakit. Di saat Salsa hendak mengangkat badannya untuk berdiri tiba-tiba saja dia kehilangan keseimbangan karena tak kuasa menahan rasa sakit di kakinya. Untung saja Nabila dengan sigap langsung menahan Salsa agar tak terjatuh.

"Ya Allah kak, kalau kakinya sakit engga usah maksain diri buat berdiri. Kalau tadi kak Salsa jatuh gimana?. Engga usah sok kuat deh kak, hobi banget buat orang khawatir" oceh Nabila

Paul yang menyaksikan obrolan kakak beradik itu tanpa sadar terbit senyuman di bibirnya apalagi setelah mendengar ocehan Nabila, namun sengaja ia tahan. Bahaya jika Ronal melihatnya bisa dipastikan Ronal akan berfikiran yang tidak-tidak terhadapnya

"udah kau ngomelnya Nab, maaf ya udah buat kamu khawatir. Nab dengerin ya, kaka bukannya sok kuat tapi baru sakit tadi lagian juga nggak terlalu sakit. Cuman sakit biasa aja ini" ucap Salma berbohong

"kak...kalau mau bohong pintaran dikit dong. Mana ada orang yang mau duduk dilantai dengan posisi suster ngesot apalagi di tempat sepi kayak gini kecuali satu kak orang gila. Tapi masalahnya kaka nggak gila kan ya berarti memang ada masalah di kakinya kaka iyakan?" celetuk Nabila

Mendengar celetukan Nabila rasanya Paul dan Ronal ingin tertawa detik itu juga namun mereka berupaya menahannya. Untung saja Ronal berhasil menahannya dengan berusaha tetap terlihat stay cool. Sementara Paul langsung menutupi wajahnya dengan telapak tangan kanannya dia benar-benar sudah tak kuat.

"Dia lucu banget sih, pengen gua karungin rasanya bawa pulang" batin Paul

Ingin rasanya Salsa marah, tapi yang berkata Nabila mana bisa Salsa memarahi adik kesayangannya itu.

"Salsa tahan jangan marah, astaghfirullahalazim sabar.... sabar" batin Salsa seraya mengelus dadanya

Salsa menarik nafasnya panjang kemudian melirik Nabila

"Oh iya Nab, kamu kesini mau ngapain sih bukannya di lapangan masih ospek ya?" tanya Salsa yang dengan sengaja mengalihkan topik pembicaraan. Salsa hanya tak ingin berdebat dengan adiknya.

Pertanyaan yang dilontarkan oleh Salsa sontak saja membuat Ronal langsung membelalakkan matanya. Nampaknya Ronal harus segera memberi isyarat kepada Nabila, untuk tak menceritakan yang sebenarnya kepada Salsa.

Bingung...mungkin satu kata yang pas untuk Nabila saat ini. Apa yang harus dia katakan sekarang, kalau harus berbohong rasanya dia tak mungkin melakukan itu. Mana sanggup Nabila jika harus berbohong apalagi di depan Salsa. Ingin berkata jujur tapi Nabila takut jika Ronal akan marah kepadanya. Nabila yang mulai merasa gundah spontan saja langsung melirik Ronal seakan meminta jawaban dan validasi kepada Ronal apa yang harus dia katakan.

Akhirnya Nabila meliriknya juga, sedari tadi Ronal menunggu Nabila melirik kearahnya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan dengan sigap Ronal langsung menggelengkan kepalanya.

"Nab please" batin Ronal menggelengkan kepalanya lagi seraya membulatkan matanya dan mengigit bibir bawahnya

Please jangan tanya bagaimana kondisi Paul sekarang. Kesabarannya benar-benar di uji oleh Nabila dan Ronal. Entah mengapa melihat Ronal dan Nabila tatap-menatap sangat menjengkelkan, dan mengesalkan bagi Paul.

"Astagaaaa....tinggal ngomong apa susahnya sih. Pakai acara tatap-tatapan segala ngode-ngode pula. Si Ronal juga kayaknya takut banget kalau Nabila ngomong jujur curiga gue" batin Paul kesal. Sepertinya Paul mulai menaruh rasa curiga terhadap Ronal

Ternyata Salsa juga menyaksikan aksi tatap-tatapan antara Presma dan Nabila, tak mau adiknya di tatap terlalu lama oleh si Presma Salsa sontak saja langsung bernyanyi

"Tiba-tiba cinta datang kepadaku saat ku...."

"Ihh...kak Salsa masih waras kan, bisa bisanya di saat saat kayak gini nyanyi, lagunya gitu lagi" sela Nabila panik dan dengan sigap langsung mengalihkan tatapannya ke Salsa

"Kayaknya kebalik deh Nab harusnya Kaka yang nanya gitu, masih waras Nabila? Kenapa tatap-tatapan sama Presma naksir, suka, jatuh cinta?" ucap Salsa

"Nggak ada ya kak, kakak kali yang suka....oh i see jangan-jangan kakak cemburu ya. Iya kan kak udah ngomong aja kak mumpung ada orangnya" ucap Nabila

Deg!

Sial niat hati ingin menggoda adiknya, mengapa justru jadi dia yang kena.

"ngaco banget omongannya, lebih baik kaka naksir sama orang gila dari pada naksir sama dia" sahut Salsa

"Heh...kak jangan suka ngomong sembarangan, kalau omongan Kaka diijabah gimana"

Mendengar ucapan Nabila seketika saja Salsa langsung bergidik ngeri

"Ihh amit-amit cabang bayi, ogah gua. Ya Allah tolong jangan di kabulin ya. Di skip aja doa aku yang itu kabulin doa yang lain aja" batin Salsa

"udah ya Nab dari pada omongannya makin kemana-mana. Mendingan sekarang kamu jawab pertanyaan Kaka deh. Kakak masih nungguin jawaban kamu. Kenapa kamu kesini bareng mereka ada perlu?"

"Eh...iya kak? Oh ini...anu ehhh kaka presmanya manggil Nabila buat bantuin kakak disini" ucap Nabila

"Trus?"

"Ya trus dia takut kakak kenapa..eh maksudnya dia nggak mau berdua aja sama kakak di dalam sekretariat. Katanya ngerepotin kalau kakak kenapa kenapa" ucap Nabila yang hampir saja keceplosan

Aneh....mengapa Nabila tiba-tiba saja mengklarifikasi ucapannya.

"Gimana-gimana Nab?"

"ahh..udah yuk kak kita ke UKS aja atau kita langsung ke Rumah Sakit aja kak takutnya ada apa apa sama kaki kaka" ucap Nabila mengalihkan pembicaraan.

Tadi mengklarifikasi perkataan sekarang Nabila tiba-tiba saja mengalihkan pembicaraannya? Ada apa ini? Apakah Nabila sedang menyembunyikan sesuatu ataukah ini hanya perasaan Salsa saja. Entahlah Salsa tak ingin ambil pusing mungkin memang hanya perasaan Salsa saja.

Bersambung............

Waduhh ada yang mulai curiga nih?

Gimana nih kalian udah perlu banget nga nih adegan sweet Ronal dan Salsa?

Komen dong

Harmony (On Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang