Chapter 12

333 19 0
                                    

"saya kira cuman siput yang jalanya lama, ternyata ada yang lebih lama" celetuk Ronal seraya melirik, Nabila yang tengah memapah Salsa. Kemudian setelahnya Ronal melirik cukup lama ke arah Paul. Peka dengan lirikan Ronal yang cukup lama ke arahnya. Paul segera berjalan menghampiri Ronal.

Melihat Paul kini telah berdiri disebelahnya, sontak saja Ronal langsung menggeser badannya mendekati Paul.

"luh pasti mau nanya kenapa gua ama tuh dua maba baru nyampe kan? mereka nyajiin drama dulu buat gua" lirih Paul, yang sontak saja membuat Ronal menatapnya penuh keheranan.

"ck.....masa gitu aja luh nggak paham sih Ron. Me..." ucap Paul dengan suara yang sangat pelan, namun tiba-tiba di sela oleh Ronal

"ok gua paham" sela Ronal, yang langsung memalingkan pandangan ke arah Nabila dan juga Salsa

Melihat hal itu, seketika saja Paul merasa geram pada Ronal. Rasanya dia ingin sekali mengumpat Ronal tepat depan wajahnya. Namun hal itu tak bisa dia realisasikan, mengingat ada Nabila dan juga Salma. Kali ini, Paul hanya dapat bersabar dan menahan kekesalannya terhadap Ronal sohibnya itu.

"RONALLLLL!!!, bangkek emang lu ya. Nggak bisa banget ya lu sehari aja nggak gangguin gua. Ada aja gebrakan baru lu yang buat gua kesel. Kalau aja nggak ada maba udah gua bogem lu" batin Paul

Terlihat raut kepanikan di wajah Nabila dan Salsa, mereka benar-benar tak tau apa yang akan Ronal lakukan terhadap mereka. Apalagi setelah melihat tatapan Ronal yang begitu tajam, seakan ingin menelan mereka. Melihat Ronal semakin mendekat, salsa yang tengah di rangkul oleh Nabila seketika saja langsung menelan Saliva nya.

"just information, saya paling nggak suka yang namanya menunggu" Ronal tiba-tiba saja menghentikan ucapannya dan berjalan melangkahkan kakinya mendekati Nabila dan Salsa.

Kini Ronal telah berdiri tepat dihadapan Nabila dan juga Salsa. Tak lama setelahnya, Ronal mulai menatap dua wanita berhijab dihadapannya itu. Sorot matanya begitu dingin hingga membuat Nabila takut dan langsung menundukkan kepalanya. Sementara, Salsa justru menatap Ronal dengan tatapan masam. Bisa dipastikan sejauh ini, wanita yang kuat melihat tatapan dingin milik Ronal hanyalah Salsa.

"Dan hari ini untuk pertama kalinya kalian membuat saya menunggu. Jadi selamat kalian akan mendapatkan hadiah menarik dari saya" lanjut Ronal seraya mengeluarkan handphonenya dari saku almamaternya. Dengan cetakan tangan Ronal memulai mengetikan sesuatu di Handphone nya. Entah apa yang sebenarnya yang tengah direncanakan oleh Ronal.

"nih orang ngapain sih, katanya mau ngasih hadiah. Lah ini kok malah main handphone, curiga gua. Apa jangan-jangan, tuh presma lagi ngechat pacarnya lagi" batin Salsa.
Bisa-bisanya Salsa justru berpikiran jika kalau Ronal benar-benar serius mau memberi nya dan Nabila hadiah. Benar-benar diluar dugaan, mana mungkin seorang Ronal mau memberi hadiah cuma-cuma. Apalagi dengan orang yang baru saja di temuinya.

Tak lama setelah Ronal memasukkan handphonenya ke dalam saku almamaternya. Tiba-tiba saja, muncul sebuah mobil Pajero Sport dengan perkiraan harga mencapai 750 juta yang sukses menarik atensi Nabila dan Salsa. Sementara Paul, sudah bisa menebak mobil itu milik siapa. Namun yang membuat Paul bingung untuk apa mobil itu.

"kerjaan Ronal nih pasti, tapi buat apaan dah dia nyuruh supirnya bawa mobil Pajero nya ke kampus. Mau pamer apa gimana?" batin Paul seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal

Sementara Salsa mulai menaruh rasa curiga terhadap Ronal

"Mobil Pajero siapa dah itu? apa jangan-jangan. Nggak...nggak mungkin banget hanya orang yang nggak waras yang mau kasih Pajero cuma-cuma. Shitt...jangan bilang tuh presma sialan lagi ngerencanain sesuatu buat gua dan Nabila. Awas aja dia, kalau berani macam-macam gua tonjok" batin Salsa.

Harmony (On Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang