Bab 2 : hujan

302 42 4
                                    

Cring

Bel yang terpasang di pintu kayu kokoh berbunyi, menandakan adanya seseorang yang masuk dalam sebuah ruangan atau toko.

" Udah pulang kamu ? "

Gita menoleh mendapati kakeknya sedang membersihkan rak rak kamera, berjalan menghampiri nya dan menyalami tangan tua kakeknya, ah anak yang baik.

" Kakek udah makan ? " Gita bertanya sembari ikut membersihkan lensa lensa kamera dari debu .

" Tadi siang udah, kalau sore ini belum lapar jadi sekalian makan malam "

Gita menganggukan kepala nya dengan terus mengusap lensa kamera yang ia pegang dengan kain bersih , sesekali tersenyum mengingat wajah anak kecil tadi .

Kakek yang melihat cucunya tersenyum sudah bisa menebak,    "habis ngapain kamu senyum senyum, ketemu anak kecil mu itu ya ? "

Gita mengangguk ," dia tadi habis debat dengan Adel kek, terus marah marah karna Gita jahilin, gemes banget mukanya ",Seutas senyuman muncul selesai menceritakan itu.

" Jangan di jahilin terus, nanti anak nya ga mau deket deket sama kamu , gimna dapet hatinya coba kalau gitu caranya " Tutur kakeknya menasehati cucunya.

" Kalau ga gitu, aku bingung dengan cara apa kek , kakek tau sendiri kan aku kayak gimna "

Kakek yang mendengar penuturan cucunya itu menggeleng kan kepalanya , dasar anak muda.

" Tapi kamu kuat loh, nahan perasaan bertahun tahun, ngomong sama dia baru baru ini kan pas awal dia masuk kuliah, coba aja pas satu SMA dulu , pasti udah jadian kalian ", Kakek menoleh padah cucunya, mengingat Gita yang selalu mengatakan isi hatinya pada nya .

Gita membenarkan perkataan kakek nya, dirinya terlalu gengsi dan cupu soal beginian, baru di tatap aja dirinya sudah grogi dan ngeblank .

" Lihat senyumnya aja Gita udah seneng " Gita meletakkan lensa yang sedari tadi dia bersihkan.

" Awas di ambil orang loh "

Gita menatap kakeknya datar, sang kakek yang di tatap hanya tersenyum ,tau apa arti dari tatapan itu .

" Gak akan, gak akan pernah bisa "

" Karena ? "

" She's mine , only mine " setelah mengatakan itu Gita pergi meninggalkan kakeknya, masuk dalam ruangan pribadinya.

Kakek tersenyum mendengar penuturan yang tegas itu, " persis ayah nya "

______

" Shel mau dong yang vanilla "

Selepas mereka kuliah kathrina dan ashel mampir ke minimarket yang dekat dengan kostan nya indah, membeli cemilan dan juga eskrim untuk mereka nginap di kostan nya  indah, tidak perlu membawa baju ganti karena mereka sudah menyediakan stok baju di kostan nya indah .

" Begadang yok " ajak yang paling muda , mengingat besok hari Minggu membuat Kathrina ingin menghabiskan waktu malam dengan main game bersama atau mengobrol.

" Ka indah ada tugas ga ? " Tanya Marsha .

Indah mengingat tugas nya, apakah ada yang harus di kumpulkan secepatnya atau ga, " kayanya ga ada deh "

" Oke , kita begadang " ucap ashel memutuskan apa yang akan mereka lakukan malam ini.

" Eh ka indah tadi ada yang di antar gebetan loh " ucap ashel mengawali topik perbincangan mereka.

" Siapa? "

" Itu tuh , si marmut " ucap kathrina sambil memakan eskrim nya .

Marsha yang di katain marmut melempar sendok nya ke kathrina,     " kurang ajar Lo bokem "

Time with you ( Gitkath)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang