Bab 4: cat cafe

281 34 12
                                    


Di sebuah rumah minimalis yang dominan cat warna coklat muda dan beberapa ukiran ukiran cantik di setiap pintunya. Rumah dengan halaman yang di kelilingi dengan pepohonan serta tanaman tanaman kecil tersusun rapi di depan rumah, terlihat sangat asri dan sejuk.

Di dalam terlihat dua orang yang sedang menikmati sarapan mereka, sang cucu dengan pakaian rapi khas anak kuliahan dan sang kakek dengan kemeja yang sangat cocok di tubuhnya yang masih terlihat bugar dan sehat.

" Aku udah kek " Gita beranjak dari tempat duduknya menuju tempat pencucian piring, mencucinya dan mengembalikan ketempat rak piring .
Berjalan menuju kulkas dan mengambil susu kotak dalam kulkas, berjalan ke arah kakeknya untuk berpamitan.

" Kakek mau di anterin atau jalan ke toko"

" Kakek jalan aja "

" Yaudah,aku berangkat kek " Gita menyalami tangan kakeknya dan berjalan keluar menuju motor yang sudah dia siapkan, menyedot susunya sebelum berjalan menuju kampus .

Setelah susu tersebut habis, Gita menyalakan motornya dan mengendarai nya keluar halaman rumah. Sinar matahari pagi yang menghangatkan suasana serta angin pagi yang masih terasa sejuk , Gita membawa motor dengan santai sembari menikmati suasana pagi ini.

Tapi tak lama kemudian netra nya menangkap sosok yang sedang berjongkok di samping mobilnya seperti sedang memeriksa bagian ban depan mobil. Gita mengarahkan motornya dan berhenti tepat di depan mobil yang berhenti itu.

" Kath ? " Gita berjalan menghampiri gadis yang masih duduk di samping ban mobil .

Gadis itu menoleh mendapati kakak seniornya yang berjalan ke arah nya. " Ka gitaa.." gadis itu merengek lantaran ternyata ban mobilnya tiba tiba kempes, Gita memeriksa dan ternyata ada lubang yang cukup lebar di ban itu.

" Kamu habis ngelewatin apa Sampek gitu ban nya ? " Tanya Gita .

" Gak tau," sembari menggeleng geleng kan kepalanya, terlihat keringat yang yang menetes di dahi gadis itu.

Hufft Gita tak habis pikir dengan gadis itu, dengan lubang selebar itu tak mungkin dia tak merasa menabrak sesuatu, dasar anak kecil

" Udah telpon bengkel atau orang rumah gitu," Tanya Gita pada gadis yang masih cemberut di samping nya.

" Belum "

" Lah kenapa belum,terus dari tadi kamu ngapain di sini "

Gadis itu menunjukkan hp nya yang dalam keadaan mati ," sama nungguin taksi "

Ya tuhan Gita menghela nafas panjang, " yaudah yuk sama kakak , biar mobilnya Kaka suruh pegawai bengkel nya Olla buat jemput " Gita berdiri dan menarik kathrina menuju motornya, mengambil helm cadangan di jok motor lalu memakaikannya di kepala kathrina.

" Makasih kak " gadis itu tersenyum menunjuk kan giginya yang rapi .

" Hmm, pegangan naik nya " untung saja gadis itu membawa celana, kathrina memagang bahu Gita dan naik di atas jok motor, memeluk pinggang Gita dan menempel kan pipinya pada punggung kakak seniornya itu.

Gita melajukan motornya dengan senyuman yang terus terpatri di bibirnya, berusaha menahan jantung yang berdebar cukup kencang, berbeda dengan gadis yang dia bonceng sibuk memperhatikan jalanan, matanya terkunci pada cafe yang di depannya ada gambar kucing, " kak, ke cafe kucing yuk! " Gadis itu menepuk nepuk punggung Gita.

" Hah!? " Gita tak dapat mendengar apa yang di ucapkan kathrina.

" Ish, itu ada cafe kucing di sana!!"

" Terus kenapa!? " Gita bertanya tak paham dengan ucapan kathrina.

" Ih gak peka banget sih ! Aku pengen kesana, ayok kesana ka Gita ! " Kathrina kembali berteriak namun kali ini dengan perasaan kesal lantaran Gita yang tidak peka dengan apa yang di bicarakan. Dasar cewek

Time with you ( Gitkath)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang