Bab 3 : Denial

277 31 5
                                    

Hari Minggu, mungkin orang orang biasanya digunakan untuk bersantai, istirahat dan menyibukkan diri di rumah, Tapi tidak dengan Zee yang harus pergi ke cafe untuk mengerjakan tugasnya, bersama dengan Adel dan dua orang lainnya.

" Del, gue dah sampek nih , Lo dimana? "

" Iyha ini bentar lagi nyampe, Lo masuk aja dulu cari tempat duduk yang enak "

" Yaudah, cepetan "

" Iyha iyha bawel "

Zee pun memutuskan panggilan, bergerak memasuki cafe yang terlihat hanya beberapa orang di dalamnya, mencari tempat duduk yang enak untuk teman temannya.

Setelah menemukan tempat duduk yang berada di pinggir jendela, menampilkan suasana luar yang masih banyak orang beraktifitas di hari weekend ini. " Kepagian nih gue, belum pada Dateng lagi "

Duduk serta mengeluarkan laptop dan buku materi untuk mereka kerjakan nanti, " Zee ? "

Zee melihat ke sumber suara , menampakkan fiony yang langsung duduk di samping Zee ," tumben datang awal ? "

" Hhee iyha, tadi bangun nya pagi jadi bisa kesini cepet, " menggaruk tengkuk belakang yang tak gatal, malu dan sedikit canggung lantaran fiony yang datang duluan setelah dirinya.

Haduh, kalau berdua gini gak bisa ngomong gue " batin Zee

Tak lama kemudian netra Zee menangkap seseorang yang baru saja masuk, " Marsha? "

" Kok dia ada disini, gimna nih "

Melihat Zee yang mematung menatap ke depan, fiony pun berinisiatif menyadarkan Zee Dari lamunan nya dengan menggoyang lengan Zee pelan. "Zee? "

Karna kaget, Zee reflek menepis kasar tangan fiony sehingga membentur kursi bagian belakang yang mereka duduki .

" Aduh! " Fiony meringis lantaran tangan nya membentur cukup keras dengan kursi.

" Eh , eh fiony maaf aku kaget, " Zee meraih tangan fiony dan melihat tangan fiony ada bekas merah di sana, mengelusnya dengan harap bisa menghilangkan rasa ngilu nya.

" Mau aku kompres pakek es batu fio ? " Zee menatap wajah fiony tak sengaja mata mereka bertemu, sungguh mata itu adalah mata yang sering dia pandang sebelumnya.

Terdiam sejenak sampai mereka mendengar suara yang mengalihkan atensi mereka, " woi! pada ngapain nih tatap tatapan ."

Adel yang baru saja datang dengan jessi , Tersenyum jahil melihat mereka dengan posisi seperti itu,        " hati hati ada yang tumbuh lagi Loh"

Zee yang melihat teman nya datang langsung melepaskan tangan fiony yang ia pegang, " apaansih del ."

" Udah udah yuk di kerjain, nanti siang gue mau keluar, " ucap Jessi sambil mengeluarkan laptop nya.

" Sama Olla kan Lo ," tudung adel sambil menunjuk tepat di depan wajah Jessi.

Jessi menampar tangan adel yang berada di hadapannya, " apaan sih! jangan sok tau deh "

" Katanya mau ngerjain, kok malah berantem ," ucap fiony.

Adel dan Jessi yang ingin melanjutkan aksi protes mereka pun gak jadi lantaran mata Zee yang menatap tajam membuat mereka terdiam dan langsung menyibukkan diri masing masing .

Di ujung sana terdapat sebuah mata yang memandang aksi Zee dan fiony dengan tatapan sendu, hati nya sedikit memanas tapi otaknya berusaha untuk menepis rasa yang sedang dia rasakan.

" Sha ? "

Tepukan bahu yang membuat Marsha tersadar dari lamunannya, mendapati kathrina yang tersenyum tipis ke arah nya.

Time with you ( Gitkath)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang