6

3K 75 29
                                    

6. putus

setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh nadine, adipta menghela nafas, "lagi? capek gua denger dia ngeluh mulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh nadine, adipta menghela nafas, "lagi? capek gua denger dia ngeluh mulu."

namun adipta tetap berangkat menuju rumah nadine, sebelumnya ia mampir ke supermarket terdekat untuk membeli obat-obatan dan jajanan.

adipta memasuki rumah nadine dan melihat nadine sedang memainkan ponselnya diatas sofa yang berada di ruang tamu itu.

ia melempar makanan yang ia beli ke meja dan menangkup pipi nadine, "ngapain sih? obatin, bego. malah main hp." kesal adipta.

nadine memutar bola matanya malas, "lo lah yang obatin, lo yang cepuin gue."

"gua belum bilang apa apa sama bapak lo anjir? liat aja hp gua nih," elak adipta sembari memperlihatkan ponsel miliknya.

adipta membuka kantong kresek yang ia bawa yang berisi obat-obatan, ia menuangkan sedikit alkohol pada kapas yang berada di tangannya, ia pun mulai menempelkan kapas itu pada muka nadine yang membiru.

"ssh.. perih bego!" ringis nadine sembari memukul tangan adipta.

"tahan dulu bentar," ucap adipta menenangkan nadine. "lagian kenapa bisa sampe di pukul sih? beneran ciuman lo?"

nadine menggeleng, "lo gila?"

"gue ngelawan sama ngebantah, bilang kalo dia juga pacaran nya ga sehat."

"lo nanya ga ke ayah lo siapa yang bilang?" tanya adipta setelah beres mengobati luka di wajah nadine.

"ngga."

adipta menoyor kepala nadine pelan, "bego."

...

ayana membuka pintu rumahnya, "ngapain lagi si gav? mau sampe kapan lo tiap malem ke rumah gue terus?"

gavi menunduk, ia menggenggam tangan ayana, "aku kangen kamu, ayana."

ayana menghela nafas lelah, "kamu harus bisa lupain aku,"

"kamu punya nadine, inget kan?" lanjut ayana.

"lupain aku, gav."

gavi mendongakkan kepalanya menatap langit malam, "aku gabisa lupain kamu, ay."

"berkali-kali aku coba buat lupain kamu, tapi gabisa, hati aku selalu nolak." jelas gavi.

ayana meneteskan air matanya, "aku kasih kamu waktu buat putusin nadine dan bikin aku jatuh cinta lagi sama kamu,"

"aku yakin kamu bisa berjuang, pulang ya?" lanjut ayana sembari mengusap tangan dingin gavi.

BASKARA (on going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang