꒰𖡄꒱ Kepergiannya

53 12 7
                                    

"Sutan, aku mau pergi ke Kyoto sebentar lagi." Shoko melihat jam di ponsel. Kemudian membalas pesan dari teman yang tinggal di Kyoto.

"Ah, baiklah." Sutan berdiri. "Aku juga harus kembali ke hotel, tapi aku masih bisa melihatmu pergi."

Shoko mempersiapkan tas pakaian dan diberikan pada pelayan untuk dibawa ke mobil. Ia dan Sutan melangkah keluar dari rumah mewah milik keluarga Ieiri menuju mobil yang sudah siap berangkat.

"Sampai jumpa, Sutan!" Shoko melambai. "Terakhir kalinya, apa kau tidak mau bersama Gojo?" Ia tertawa.

"Haha, aku tidak mau. Kenapa Kakak memaksaku bersamanya?" Sutan menggeleng. Ada apa dengan kakak sepupunya ini?

"Tidak ada, tapi kupikir kalian cocok." Shoko masuk ke mobil. Membuka kacanya. "Aku pergi, ya, Sutan! Sampai jumpa!" Mobil yang Shoko naiki melaju perlahan, lalu meninggalkan kediaman Ieiri. Meniti jalanan dengan cepat.

Sutan menghela napas. Ia terpikirkan dengan perkataan terakhir Shoko. "Kenapa Kakak berpikir aku dan pria itu cocok?" Sutan mengerjap. Dia merasa tak menemukan kecocokan di antara ia dan Gojo. Namun, itu hanya pendapatnya yang tak mengenal Gojo. Sutan pun memutuskan untuk tidak memikirkan itu.

Di dalam mobil. Shoko menelepon nama kontak Gojo Satoru. Tak lama ia menunggu, pria itu langsung menerima panggilannya.

"Kenapa?" tanya Gojo dengan nada kesal di seberang sana.

"Kau lagi jengkel, ya?" Shoko bersandar. "Kupikir sulit menjodohkan kalian berdua. Sutan baru saja putus dari pacarnya. Apa kau pikir mudah baginya untuk menerima orang baru?"

"Makanyaa ... kenapa dia dulu berpacaran dengan orang lain, sih!"

"Kau yang bodoh. Kenapa tidak mendekati Sutan dan menjalin hubungan dengannya dari dulu? Kau sudah memperhatikannya sejak SMA, bukan?" Shoko mendecih. Ada apa dengan temannya yang aneh ini? Sudahlah aneh, menyusahkan juga.

"Kau pikir mudah bagiku mendekati orang lain? Aku punya sifat yang buruk?!" keluh Gojo.

Shoko memutar bola mata malas. Ia melihat ke luar jendela setelah membuka kaca mobil agak lebar. Dia menatap jalanan yang ramai kendaraan di jalan tol. Sampai satu mobil bus yang terus membunyikan klakson menarik perhatian Shoko. Mobil itu tampak tidak terkendali dan mengarah ke arah mobil Shoko.

Shoko membelalak, lantas memukul belakang kursi sopir. "Pak! Tolong cepat minggir!"

"Huh? Shoko?" sahut Gojo.

Tak lama setelah Shoko berkata begitu. Mobil yang dia naiki langsung terlempar jauh sesudah dihantam. Bus yang tadinya tak terkendali akhirnya berhenti. Namun, langsung meledak. Meninggalkan puing-puing di udara. Menyisakan banyak korban.

🕊 ˚✧ ₊˚ʚ

Suasana kediaman Ieiri tampak suram. Satu-satunya anak gadis keluarga itu meninggal karena kecelakaan bersama orang-orang yang menaiki bus angkutan umum. Ada sekitar 20 orang di dalam bus, belum termasuk Shoko dan sopir.

Mobil SUV putih berhenti di pekarangan kediaman Ieiri. Pintunya terbuka, memperlihatkan Sutan dengan gaun hitam sampai betis. Matanya berkaca-kaca dan memerah. Ia segera berlari masuk ke dalam rumah mewah.

Sutan mendapat kabar saat ia mau pulang ke rumah-dari hotel-menjelang sore hari. Keluarga Ieiri tak sempat menghubungi dengan cepat karena larut dalam kesedihan dan mempersiapkan pemakaman. Yang memberi dia kabar adalah Gojo Satoru-entah bagaimana pria itu tahu nomor kontaknya.

Sutan menahan napas melihat mayat Shoko yang ditutup sebagian. Ada luka bakar di wajahnya. Luka yang fatal hingga Shoko hampir tidak dikenali. Sutan tak kuasa mendekat. Ada banyak orang yang menangisinya, termasuk teman-teman Shoko.

Our Connexion Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang