Sutan menatap ke luar jendela mobil. Melihat air mengalir di kaca menutupi pemandangan gelap di luar. Ia bersandar. Rasa lelah menyerang. Dia mulai tidak nyaman dengan pakaian basah yang terasa lengket di tubuhnya. Untung saja, gaun yang Sutan kenakan tertutup kecuali di bagian leher. Sutan melirik Gojo yang fokus menyetir. Lalu melihat pakaian Sang Pria. Tubuh atletis itu masih tercetak di kemeja putih. Perut dan dada bidang. Berapa lama pria ini membentuk badan kekar yang indah itu? Sutan menggeleng. Menghapus pikirannya.
"Sutan," panggil Gojo. Tetap fokus melihat jalanan.
"Hm? Kenapa?" balas Sutan.
"Cari makan, yuk," ajak Gojo ceria.
Sutan mengerjap. "Gojo-san, aku rasa sulit mencari kedai atau restoran sekarang karena hujan. Lalu ... pakaian kita juga masih basah."
"Tidak masalah. Aku bisa mengurus itu. Bagaimana? Apa kau mau?" tanya Gojo lagi. Ia tampak memaksa.
Sutan diam sebentar. Masih bertanya-tanya apa rencana pria ini. Namun, karena ia pun mulai lapar. Sutan langsung mengangguk. "Baiklah."
"Kalau begitu kita ke toko baju dulu." Gojo memutar setir ke kanan. Memasuki gedung besar yang tampak ramai.
Hm? Apa dia bilang? batin Sutan. Tampak sangat kaget.
🕊 ˚✧ ₊˚ʚ
Sebenarnya ... ada apa ini? batin Sutan. Ia terkejut ketika diseret Gojo menuju salah satu butik di mal XX. Sekarang, pria itu menyuruhnya duduk untuk menunggu seseorang yang akan membantunya memilih baju.
"Aku ada di ruangan itu," kata Gojo sambil menunjuk pintu berwarna hitam. Dia langsung melangkah tanpa menunggu jawaban Sutan.
Tidak lama kemudian, seorang wanita yang tampak berumur 40-an datang dan membungkuk pada Sutan. Ia berkata, "Nona, Tuan Gojo meminta saya untuk membantu Anda memilih pakaian. Silakan ikut saya."
Sutan mengangguk. Ia berdiri dan mengikuti wanita tua itu. Berjalan tepat di belakangnya. Ibu itu membuka sebuah pintu berwarna cokelat. Sutan langsung disambut berbagai macam pakaian perempuan untuk remaja dan dewasa.
"Silakan Anda masuk ke ruangan itu dan melepas pakaian Anda. Saya akan membawakan beberapa baju untuk dicoba," kata wanita tua itu ramah sambil menuntun Sutan menuju ruang ganti. Ia juga memberikan handuk pada Sutan.
"Baik, terima kasih." Sutan mengangguk sambil tersenyum dan menerima handuk itu. Lantas memasuki ruangan yang agak besar. Ketika ia sudah sendirian, Sutan langsung membuang napas panjang.
Aku berusaha keras terlihat tenang di depan orang lain, tapi ... apa-apaan skala ini? Toko ini butik yang terkenal itu, bukan? batin Sutan. Ia tidak menyangka Gojo akan membawanya dengan mudah ke tempat terkenal yang diincar banyak orang. Pria itu dilayani seolah dia adalah pemilik tempat ini.
Apa jangan-jangan memang dia yang punya tempat ini? batin Sutan lagi sambil melepas gaunnya. Ia tahu Gojo orang kaya, tapi tidak menyangka skala yang besar ini. Sekarang, seluruh pakaian sudah lepas dari tubuhnya dan ditutupi dengan handuk.
"Nona, ini pakaian untuk Anda. Ada pakaian dalam juga. Silakan dicoba," kata wanita tua itu dari luar.
Sutan buru-buru membuka pintu sedikit dan menerima pakaian itu. "Terima kasih," katanya. Lalu menutup pintu.
🕊 ˚✧ ₊˚ʚ
Sesungguhnya, Sutan belum pulih dari rasa kaget karena diseret ke butik yang terkenal dan mencoba beberapa gaun santai yang berkualitas dan mahal. Namun sekarang, di tempat incaran banyak orang ini. Datang dua orang hair stylist untuk mengeringkan rambut Sutan dan hendak menatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Connexion
FanfictionSutan harus menikah karena tekanan dari Sang Kakek juga gangguan yang dilakukan sahabat mantan pacarnya. Lalu siapakah pria yang akan dinikahinya? Dia pria surai putih. Orang ini berasal dari keluarga besar di Jepang. Terkenal dan kaya. Namun, menyi...