Kean memperhatikan papan tulis putih tersebut, alisnya mengerut matanya menatap penuh kesedihan.
'Pembunuhan Rui Dianaarta'
1. Pelaku mencari suatu barang.
2. Pelaku telah menyusun rencana yang cukup detail.
3. Pelaku tidak mengetahui gangguan OCD pada korban.
4. Pelaku dikenal oleh korban.
5. Benda yang dicari berbentuk buku / kertas / kaset.
6. Sempat terjadi komunikasi lewat telpon antara korban dan pelaku
7. Pelaku mengetahui jam lembur kakak korban
8. Pembunuhan terjadi sebelum pelaku mencari benda yang ia incar.
9. Terjadi pertengkaran sebelum akhirnya korban terbunuh
10. Pelaku licik tapi ceroboh
11. Pelaku sempat mandi di kamar mandi korban.
12. Guncangan emosi pelaku setelah membunuh korban sangat parah.Sorot mata Kean berpindah dari papan ke arah Arsen yang memperhatikan atap ruang rapat. "Arsen, kamu mengenal korban bukan? Bagaimana rasanya menyelidiki kasus pembunuhan dari orang yang kamu kenal?"
Arsen tak menjawab, ruangan menjadi henning, Arsen kembali menatap papan tulis "Point ke enam, komunikasi antara korban dan pelaku kemungkinan besar terjadi lewat telpon dan pelaku mengetahui jam kerja kakak korban lewat pernyataan korban, karna itu ponsel korban menghilang"
Mendengar hal tersebut Kean hanya terdiam, Arsen mengabaikan apa yang Kean tanyakan, Theo dan Ray tentu menyadari tindakan Arsen yang menghindar dari pertanyaan Kean, bagaimanapun, Arsen tak mau membahas soal perasaan ketika ia bertugas.
"Menurutmu dimanakah ponsel korban akan di sembunyikan?" Arsen mengalihkan pandangan pada Kean, dengan ekspresi datar tanpa emosi
"Pelaku terburu buru ketika kakak koban datang, kupikir pelaku akan menyimpan ponsel korban atau membuangnya di tong sampah dekat TKP, menurut file laporan kasus ini, tak ditemukan ponsel korban di area sekitar TKP, maka kemungkinan besar pelaku yang membawanya" ucap Kean, sambil menatap Arsen dengan ekspresi serius
Arsen mengangguk, kembali menoleh pada papan, Theo mengikuti arah pandangan Arsen.
"Pelaku tau soal jam lembur kakak korban lewat komunikasi dengan korban ya, dan pelaku membunuh korban sebelum mencari barang yang ia cari agar lebih leluasa?" Theo mengalihkan pandangannnya pada Arsen
Kean menoleh pada Theo, Theo balas menatap Kean "Yah kemungkinan besar seperti itu, tapi kemungkinan kedua adalah, korban tau soal benda yang di cari pelaku dan mereka berdebat lalu dengan spontan pelakunya langsung melancarkan aksinya untuk melakukan rencananya yang ia susun kalau kalau negosiasi dengan korban gagal"
Ray memperhatikan pembicaraan mereka kemudian ikut angkat bicara "Lalu? Soal pelaku adalah orang yang licik tapi ceroboh? Maksudnya? Kenapa aku tidak bisa menangkap maksud dari point itu?" kening Ray berkerut wajahnya terlihat kebingungan sabil berusaha berpikir keras untuk memahami point point yang sejak tadi mereka bahas.
"Terlihat dari kondisi TKP, dibersihkan dengan teliti dan rencana mengubah tragedi pembunuhan sebagai bunuh diri itu sudah cukup licik, tapi ia sangat ceroboh karna tidak mencaritahu kepribadian korban dan malah melakukan kesalahan fatal yang meninggalkan jejak" Arsen menatap Ray sambil menjelaskan mengenai point yang ditanyakan oleh Ray.
"Kalau soal pelaku yang sempat mandi di kamar mandi korban itu apa karna kondisi mayat korban yang bersimbah darah dan pelaku sudah pasti terkena darah korban? Juga, kamar mandi sangat bersih, jelas itu untuk menghilangkan jejak" Theo ikut menyatakan argumennya
"Itu benar, tapi ada kemungkinan kedua, pelamu tidak mandi saat setelah kejadian itu tapi sebelum kejadian itu, entah beberapa hari sebelumnya atau kapan, percikan darah bisa di halamgi menggunakan payung yang di lobangi" ucap Kean sambil menatap Theo
Arsen menatap Theo dan Kean, Arsen menghela nafas "Tidak, itu tak mungkin, korban tak tau ia akan di bunuh dan dari kondisi ruangan tempat korban terbunuh, darahnya tak menyebar atau terciprat seperti di pantulkan sesuatu, dari bentuk tikamannya juga, korban di tikam dari belakang dengan cukup dalam menembus jantung, jadi pelaku harus membersihkan tubuhnya dari darah korban"
Kean dan Theo memejamkan mata, terbayang sekilas terkait tragedi yang mungkin terjadi, ringisan keluar dari mulut mereka, kengerian dari pembunuhan yang dilakukan pelaku terbayang bayang dalam benak mereka, sementara itu Arsen hanya menatap datar ke arah mereka.
Ray menggebrak meja "Oh astaga kalian punya kebiasaan yang sangat buruk soal penyelidikan, sekarang kita tak akan bisa makan siang dengan nyaman" alis ray berkerut,mulutnya sedikit terbuka, dan tatapannya memancarkan rasa gelisah , sepertinya ia juga baru saja selesai membayangkan tragedi pembunuhan tersebut.
Arsen menghela nafas, kemudian ia terkekeh mendengar perkataan Ray "Hahaha mau bagaimana, ini tugas kita. Dan untuk point ke dua belas, pelaku mengalami guncangan emosi yang cukup parah, jelas itu karena pelaku mengenal korban, tapi kalau pelaku tak terguncang, dia sangat gila" Arsen berdiri dari tempat duduknya, ia melihat jam dinding, sudah waktunya makan siang.
"Ayo ke kanting kantor, sudah saatnya makan siang, kalau tenaga tak terisi pikiran dan teori bisa buntu" Arsen berjalan ke arah pintu keluar, Theo, Ray, dan Kean hanya bisa menghela nafas. Mereka harus menelan paksa makanan mereka lagi.
Kalo suka jangan lupa vote ya reders <3

KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Tiada Tara
Misterio / SuspensoPada malam bulan purnama seorang gadis ditemukan terkapar di dalam kamarnya dalam keadaan tak bernyawa. Sosok yang pertama menemukannya adalah sang kakak yang baru saja pulang setelah bekerja dan akan menengok adiknya di kamarnya serta kekasih sang...