Setelah hampir dua bulan selalu bertemu hanya untuk sekedar rapat dan pemotretan, Keempat gadis itu sedikit demi sedikit menjadi dekat. Seperti saat ini, mereka berempat tengah berkumpul di sebuah cafe yang letaknya tak jauh dari rumah Lisa.
"Jadi, untuk konsep episode awal itu harus pakai warna sesuai image kan?" Tanya Jisoo sambil menyesap lemon tea yang hanya tinggal setengah gelas itu.
"Yup, eh btw untuk besok kalian pakai baju dari gue ya. Pleaseeee." Mohon Jennie, perlu diketahui bahwa Jennie sedang dalam mengembangkan usaha online shop untuk pakaian wanita. Mereka bertiga pun baru mengetahui nya beberapa minggu ini karena saling menceritakan alasan kenapa mereka mau mendaftar ke acara tersebut.
"Gue kan punya usaha tuh, nah dalam setahun terakhir penjualan mulai turun. Jadi gue ikut acara ini sambil ngenalin barang-barang yang gue jual."
Begitulah alasannya.
Untuk Jisoo yang benar-benar buta soal fashion, usul Jennie sangat membantu. Sedangkan bagi Lisa yang mempunyai style boyish, permintaan Jennie juga hal yang menguntungkan. Berbeda dengan Rose yang sudah memiliki karakteristik dalam busananya, ia juga setuju karena teman-temannya.
"Btw gak ada yang penasaran sama cast cowoknya?" Tanya Rose.
"Ah, kemarin ada yang dapet spoiler katanya youtuber yang namanya Jungjae ada pemotretan disekitar cafe." Ujar Lisa. Ia banyak melihat sosial media Akhir-akhir ini untuk memantau situasi.
"Jaehyun? Serius? Bukannya dulu dia ada rumor punya cewek ya?." Tanya Rose lagi dengan wajah penasaran.
"Jaehyun siapa sih woy?" Bukannya menjawab pertanyaan Rose, Jisoo malah balik bertanya. Ia benar-benar tak mengenal youtuber, influencer atau artis media sosial lainnya. Bahkan ia tidak tau Jika Rose adalah seorang influencer dengan satu juta pengikut.
Jennie dengan segera membuka akun instagram dan mengetik username milik Jaehyun. Dan menunjukkan ke Jisoo yang saat ini masih mengerutkan dahi.
"Kok kek boti" Celetuk Jisoo saat melihat foto milik Jaehyun.
"Heh mulut lo. Macho gini kok." Seru Lisa sambil menarik handphone Jennie dari Jisoo.
"Menurut lo foto itu ganteng Je?" Kali ini Jisoo bertanya pada Rose. Rose hanya menggelengkan kepalanya pelan seperti setengah setuju dengan perkataan Jisoo.
"Dia ganteng tapi di foto ini emang auranya jelek banget."
"Bener tu, dia ni ganteng. Gue pernah ketemu pas event gitu. Yah namanya selera orang beda-beda Lis. Mungkin seleranya Jisoo yang kayak sugar daddy gitu. Hahaha. " Canda Jennie ditambah lagi dengan ekspresi wajah Jisoo yang agak sepet. Semakin kuatlah suara tawa gadis itu.
Melihat teman-temannya barunya yang tampak saling kompak membuat Jisoo sedikit mengucapkan terimakasih pada Irene. Mungkin jika Jisoo tidak mengikuti acara ini, ia takkan mempunyai teman dengan style sexy yang ternyata imut seperti Jennie. Atau gadis bar bar yang mandiri, Lisa. Bahkan Rose yang awalnya tampak sangat cuek, ternyata dia seorang yang sangat sangat pemalu.
Flashback on
BRAKKK
"MAK LAMPIR!"
"Apa sih Jis, berisik." Sahut Irene yang masih terfokus pada layar laptopnya. Pekerjaannya semakin menumpuk tatkala dirinya naik jabatan dua bulan yang lalu. Bahkan ia tidak bisa menyembunyikan mata pandanya yang semakin lama semakin terlihat.
"Siapa yang nyuruh daftarin gue ke acara cari jodoh gitu hah!" Omel Jisoo sambil menggoyangkan kedua bahu Irene dengan kencang.
"Pusing gue njir." Protes Irene sambil menarik tangan Jisoo untuk duduk di sebelahnya.
"Jadi gimana? Lo tertarik kan?"
"Tertarik, tertarik pala kau kotak. Kalau gue cancel, gue bisa kena denda. Lo ngapain sih bikin begara aja, gue kan mau nikmatin masa resign gue."
"Liat sisi positifnya dong, tiap bulan lo digaji. Syuting bisa aja keluar negeri,kalau menang duitnya untuk lo. Belum lagi circle temen lo yang wow semua. Si Jennie, emaknya mantan model, punya cabang butik di mana-mana. Rose, papanya konglomerat cuy. Lisa lagi Influencer yang lagi naik-naiknya, sekali endorse jutaan. Dengan lo gabung kesitu, nilai sosial lo bisa naik. Bisa dapat ngikut jejak salah satu dari mereka juga, dan mulai sekarang lo bisa fokus untuk hidup lo sendiri." Jelas Irene.
Jisoo memikirkan apa yang dikatakan Irene. Perlahan amarahnya sedikit mereda. Yah, mungkin daripada sisi negatif, ia lebih harus memikirkan sisi positif nya.
"Tapi kalau gitu berarti gue paling miskin dong."
Flashback off
"Udah sore, yuk ke butik gue biar kalian pilih sendiri. Untuk kali ini gue kasih free." Usul Jennie sambil mengemasi barangnya.