Keduanya sama-sama bersandar pada sofa keluarga, bedanya yang satu tengah sibuk melakukan video call, yang satu hanya sibuk memperhatikan apa yang dilakukan adiknya.
"Unnie, selamat... Aku benar-benar ikut senang mendengarnya..."
"Terimakasih, Lia-ya..."
"Lisa-ya, kau tidak ingin mengucapkan selamat juga pada Unnie? Adikmu tidak akan menghilang terus diperhatikan seperti itu..."
Seruan kakak sepupu pertamanya itu tidak Lisa idahkan, ia hanya terus memperhatikan adiknya dari samping, entah kenapa adiknya begitu menggemaskan hanya karena ikut bahagia mendapatkan kabar jika Joohyun telah dilamar oleh kekasihnya. Sepertinya ini pertama kalinya Lisa melihat wajah adiknya ini yang begitu berseri-seri.
"Lisa Unnie, dipanggil Joohyun Unnie.."
"Hmm?"
"Unnie tidak akan mengucapkan selamat pada Joohyun Unnie?"
Adiknya sudah menghadapkan wajahnya padanya.
"Coba mana ponselnya," Padahal hanya mendapat sodoran ponsel yang masih dipegang adiknya, tapi dimatanya perlakuan Lia begitu menggemaskan."Selamat untukmu Joohyun Unnie... Aku ikut senang saat Unnie mengatakan telah dilamar oleh kekasihmu. Semoga semuanya lancar sampai hari pernikahan..."
"Terimakasih banyak, Lisa-ya..."
"Eoh, Unnie tutup, nde... Junmyeon memanggil,"
"Nde, Unnie~"
Dengan kompak keduanya menjawab.
Rasa syukur Lisa selalu panjatkan karena hubungan dirinya dengan sang adik ternyata semakin membaik, setelah hari itu ia harus berderai air mata karena penyesalan dirinya. Ternyata semua itu malah membuat ia tidak ingin berjauhan dengan Lia.
Rasanya Lisa ingin merutuki segala kesibukannya yang akan ia hadapi, dan Lisa selalu merutuki keputusan bodoh dirinya di masa lalu.
"Ingin kemama?"
Sebuah cekalan Lisa berikan saat adiknya itu tiba-tiba saja akan beranjak dari duduknya.
"Ingin ke kamar, sebentar lagi guru les ku akan datang."
"Yasudah ayo, Unnie ikut kemarmu, nde."
Bukannya melanjutkannya pergerakannya untuk beranjak, Lia malah mendudukkan dirinya kembali pada sofa yang membuat Lisa heran.
"Kenapa malah duduk lagi?""Tadi Unnie mengatakan setelah menjemputku akan langsung berangkat ke Seoul. Kenapa malah ingin ikut ke kamarku?"
Lisa hanya memajukannya bibir bawahnya setelah mendengar perkataan adiknya. "Sebentar saja, lagipula Unnie ke Seoul akan menggunakan helikopter."
"Lihat."
Pada ponsel Lisa yang berdering, "Sepertinya ini waktunya Unnie untuk berangkat."
Lisa hanya menghentakkan kakinya berulang kali, "Sebentar lagi saja nde... Kau kan tahu, besok Unnie tidak bisa pulang kemari." Rengeknya.
Lia hanya menatap horor kakaknya yang sudah memeluk lengan sebelah kanannya dengan erat. "Tapi Unnie, sebentar lagi pukul enam, guru les ku akan segera datang. Unnie juga harus segera berangkat agar bisa mempersiapkan diri untuk acara makan malam yang Unnie katakan tadi."
"Lia-ya, kau mengusir Unnie?" Tanya Lisa mendramatisir. "Tega sekali.."
Lia hanya merutuki perkataannya setelah melihat ekspresi Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
RandomKwon Julia terkejut dengan keberadaan keempat kakaknya di rumah. Belum lagi kedua orang tuanya yang mempercepat kepulangannya dari perjalanan bisnis mereka. Ini aneh pikirnya.