10

83 9 2
                                    

Hari ini, kedua Kakek dan Neneknya akan datang, termasuk keluarga pamannya, semua sepupunya juga akan datang karena hari ini orangtuanya mengadakan acara makan malam untuk perayaan Jennie yang akan segera diumumkan sebagai CEO disalah satu anak perusahaan fashion milik keluarga grandmanya.

Pada kamis siang grandma dan grandpanya sudah pulang ke salah satu kediaman mereka di Seoul. Salah satu aset kekayaan milik grandmanya ini merupakan kawasan Apartment elite yang nama nya begitu mentereng dijajaran Apartment elite di Korea. Mereka sudah datang kembali tadi siang pada hari Minggu ini.

Hanya keluarga inti saja yang diundang, lagipula ini hanya acara makan malam. Di rumah ini atau mansion ini dilarang ada acara selain acara keluarga. Tidak boleh ada pihak luar yang masuk.

Berhubung ayahnya hanya memiliki saudara kembar yang tidak identik yaitu, pamannya. Ayah dan pamannya juga sama-sama menikah dengan anak tunggal yang berasal dari jajaran keluarga konglomerat. Sama-sama memiliki anak perempuan lima, dan dua diantaranya juga kembar tidak identik.

Saat ini Lia sedang berbaring disofa, pelipisnya terasa berdenyut karena mendengar perdebatan keempat kakaknya. Jisoo dan Lisa yang duduk disamping sofanya, sedangkan Jennie dan Chaeyoung di seberangnya. Sedari pagi, oh ralat, sejak semalam ia harus mendengar perdebatan yang ternyata mengganggu telinga, dan ketenangannya.

Ia tidak tahu harus senang atau menyesal, karena perdebatan keempatnya kakaknya ternyata itu adalah dirinya. Semalam kakak pertama, dan keduanya berdebat karena sama-sama tidak mau mengalah ingin tidur bersama dengannya.

Belum lagi ia harus mendengar perdebatan kedua kakak kembarnya yang masih mempermasalahkan boneka rajut buatannya, ditambah Jennie yang memanasi karena sudah berhasil menebak semua bahasa yang ia kuasai. Kemarin ia sudah memberikan boneka karakter Fox buatannya.

Jisoo yang terus membanggakan diri karena bisa memeluk dirinya saat tidur bersama, Chaeyoung yang tidak mau mengalah karena dirinya yang mengajarkan mengikat tali sepatu sekaligus yang pertama memiliki nama panggilan untuk adik bungsunya.

"My little twins~"

Ahk! tambah ini.

Lia tidak berniat untuk bangkit dari berbaringnya saat mengetahui siapa yang barusan memanggilnya. Keempat kakaknya sempat bertanya kenapa ia hanya berbaring saja, terus ia hanya menjawab sedang ingin bermalas-malasan.

"My little twins~"

Sebuah pelukan mendadak kakak sepupunya ini berikan untuknya, "I Miss you so bad," kecupan berkali-kali Yerim berikan pada kedua pipinya.

"Miss you too, Unnie." Kedua lesung pipinya terbentuk setelah ia mengatakannya. Ia tersenyum begitu manis.

"Aaa... I miss you'r dimple." Yerim kembali mengecup kedua pipinya dibagian lesung pipinya.

"What?"

Ini suara Jennie yang mewakili keterkejutan ketiga saudarinya, walaupun Chaeyoung pernah melihatnya, dirinya tetap saja terkejut melihat interaksi adiknya, dan sepupunya itu.

Mereka pikir perdebatan mereka tidak ada apa-apanya dengan melihat Yerim yang bahkan bisa dengan leluasa memeluk, mencium pipi adiknya, dan apa itu? Adiknya tersenyum sampai lesung pipinya terbentuk begitu dalam. Mereka bahkan belum pernah melihat dimple itu saat bersama.

"Annyeong, semuanya..."

Sooyoung yang menyapa diikuti ketiga kakaknya, dan orangtuanya. Sebenarnya ini masih pukul tiga sore. Memang mereka saja yang kelewat rajin. Makan malam masih beberapa jam lagi.

Happy Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang