16

51 8 2
                                    

"Bangunlah... Kami semua menunggumu..."

"Bangunlah, adik kecil..."

Lia terperanjat dari tidurnya, nafasnya juga sedikit memburu.
"Shhh... Aku tertidur di perpustakaan?" kepalanya sedikit pusing karena tiba-tiba terbangun.

Hanya ada beberapa siswi yang ia lihat di dalam sana. Seingatnya tadi ia memberi tahu teman-temannya akan ke perpustakaan untuk meminjam sebuah buku, tapi ia malah berakhir tertidur? Bersyukurlah ia hanya tertidur tidak lebih dari 15 menit, waktu istirahatnya juga belum habis.

Lebih baik ia segera beranjak menuju kantin, teman-temannya pasti sudah menunggu.

"Kamchagiya! Aish.. Lia-ya, kau membuat ku terkejut." Siyeon berdiri di dekat pintu keluar sedang menenangkan dirinya karena terkejut dengan kemunculan Lia yang menurutnya tiba-tiba.

"Ada apa Siyeon-ah?"

"Aku mencarimu karena makanan kita sudah siap, tadi kau bilang hanya sebentar. 10 menit kami menunggumu dengan makanan yang sudah tersedia.  Mana buku yang kau pinjam?"

Lia terharu sekaligus gelagapan karena tidak jadi meminjam buku seperti niat awalnya tadi. "Maaf aku sudah membuat kalian menunggu, padahal jika memakan makanan kalian terlebih dahulu juga tidak apa-apa."Menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, "Aku tidak jadi meminjam buku, kurasa aku akan membelinya nanti. Kajja, lebih baik kita ke kantin sebelum jam istirahat kita habis."

Ia dengan cepat merangkul bahu temannya itu dan membawanya menuju kantin, akan buruk jika ia melewatkan jam istirahat tanpa makan sesuatu.

"Hari ini menu makanannya apa?"

Siyeon merasa ada yang aneh dengan temannya ini, melirik sekilas temannya yang tengah bersemangat menanyakan menu makanan istirahat.

"Kau lihat saja nanti, pasti sangat menyukainya." Jawab Siyeon.

"Baiklah.. baiklah..."

.....

"Wae? Apa ada yang salah?"

Rei hanya berkomunikasi dengan mata pada Ji-hyun saat mendapat pertanyaan dari Ahyeon."

"Kau akan benar-benar memasukan kalimat seperti ini?" Tunjuk Rei pada layar laptop Ahyeon yang menyala.

"Aku mengerti kalian mungkin sedikit aneh melihatnya-"

"Tidak Ahyeon-ah, bukan seperti itu." Ji-hyun dengan cepat memotong perkataan Ahyeon. Sedangkan Ahyeon hanya terkekeh melihat reaksi kedua temannya. "Makanya jangan suka memotong orang yang sedang berbicara. Aku sengaja memasukkan ini karena... Agar dia tahu, bukan hanya kita saja yang menunggunya, tapi keluarganya yang sudah menyesali masa lalu sedang menunggunya juga dengan seribu harapan."

"Aku.. tidak masalah kan memasukkan ini?"

Kedua temannya yang mendengar penuturan itu menggangguk terharu.

Rei merebahkan tubuhnya di hamparan rumput di atas bukit yang sering mereka kunjungi, ini sudah masuk pertengahan musim semi di Korea. Pohon sakura yang ditanam disini tengah berbunga dengan indahnya.

Rei berharap, orang yang menanam bunga sakura itu cepat kembali dimanapun saat ini berada, sekiranya agar dia bisa melihat bagaimana indahnya bunga sakura yang menghiasi musim semi kesukaannya itu.

"Saat dia kembali, aku akan segera menyeretnya untuk datang kesini." Ji-hyun ikut merebahkan dirinya, di atas sana awan putih berarak mengikuti hembusan angin, Jika seperti ini Ji-hyun seolah bisa menggapai awan yang sedang terhampar diluasnya langit. Mengangkat tangannya, ia seolah bisa meraba selembut apa gumpalan awan putih itu jika mampu disentuh.

Happy Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang