10. Project

39 8 5
                                    

Ayra sedikit menepuk bahu milik Wonwoo pelan lalu menunjuk ke arah lainnya, "Kelas 12C" ucapnya seraya tersenyum mencoba untuk menggoda laki-laki itu.

"Terus?"

Ayra mendelik tak suka, "Payah!" sinisnya lalu berlari pelan ke arah lima siswa yang tengah berjalan bersamaan tersebut.

"Halo!" sapanya ramah membuat kelimanya hanya saling melemparkan tatapan kebingungan. "Maaf soal beberapa hari yang lalu, sebenarnya aku tidak memiliki masalah apapun soal kalian meminjam buku kimia itu. Tapi aku hanya tidak menyukai perilaku kalian sebelumnya pada Pak Hong, maafkan aku"

"Eum... Ya?" Jawab Seokmin ragu.

"Begini, kelasku tengah mengerjakan sebuah proyek untuk diikut sertakan dalam olimpiade sains. Jika kalian ingin melihatnya, akan aku antar untuk melihat pengerjaannya"

Hanni sedikit mengintip menatap gadis itu lalu tersenyum, "Memangnya boleh?"

"Tentu saja! tidak ada yang melarang kan! benarkan Wonwoo?!" Tanya Ayra seraya menoleh menatap sosok pria tinggi yang masih terdiam kaku di balik tubuhnya.

"Y-ya, tentu."

Mingyu, Minghao, serta Chan hanya saling melemparkan tatapan datar lalu mengangkat bahu mereka bersamaan. Ketiganya tau ada sesuatu yang aneh pada pria jenius itu, mungkin ia dapat dikatakan pintar dalam hal akademik namun bodoh dalam hal percintaan.

Ayra meraih lengan Hanni lalu membawanya memasuki ruangan laboratorium yang hanya diisi oleh dua temannya yang lain. Jihoon serta Soonyoung memutar tubuh mereka lalu menatap kedatangan para siswa kelas C dengan tatapan tak suka.

"Ayo masuk..." 

"Lihat? kami sudah menaruh panel surya disini, inilah hukum photovoltaic" Jelas Ayra seraya menunjukan sebuah model dari projek yang tengah dikerjakan oleh kelasnya.

Kelimanya hanya membuka mulut mereka takjub menatap projek panel surya tersebut.

Jihoon kembali mengerjakan beberapa hal seraya bergumam sinis, "Jangan menganggu Ayra. Mereka tidak akan mengetahui apa itu panel surya, mungkin mereka akan mengerti jika itu adalah bau surya" ejeknya sinis membuat Ayra maupun Wonwoo merasa tak enak hati.

"Bagaimana pelajaran basket kalian bersama pak Hong?" ejek Soonyoung.

Mengabaikan ejekan dari keduanya, Seokmin justru terus memandang lekat projek tersebut lalu mengerutkan keningnya, "Panel surya di model projek ini menghadap ke arah yang salah. Seharusnya panelnya menghadap ke arah selatan, seperti jendela rumah orang Yunani kuno dan roma di jaman dahulu"

Jihoon serta Wonwoo kembali memeriksa model projek tersebut seperti yang dikatakan oleh Seokmin. Seokmin menunjuk ke arah model mataharinya, "Posisi mataharinya sudah sesuai tapi cukup putar panel suryanya 19 derajat"

Ayra membelalakan matanya takjub, "Seokmin? bagaimana kau bisa tau soal itu? maksudku, di mana kau mempelajari hal itu?"

Seokmin menatap Soonyoung yang terlihat sama terkejutnya dengan pengetahuannya, "saat bermain bola basket bersama pak Hong." sarkasnya membuat Soonyoung kembali beralih pada soal yang tertulis di papan tulis.

"Ji, aku tidak paham persamaan ini. Mungkin datanya salah?" Tanya Soonyoung membuat Jihoon segera menghampirinya.

Hanni ikut menatap ke arah persamaan tersebut, "Seharusnya menggunakan rumus Planck bukan Einstein." Ucapnya membuatnya menjadi pusat atensi.

Gadis itu berjalan lalu meraih sebuah penghapus dan menghapus sebagian besar persamaan yang telah ditulis oleh Soonyoung, "Rumus Planck memiliki 'h' sebagai konstanta..." Jihoon serta Wonwoo membuka bahan ajar keduanya lalu menatap gadis itu lekat.

Wild Flower [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang