L&L ╿ 04

9 10 0
                                    

!TYPO BERTEBARAN!

Keadaan cafe pelan-pelan ramai, bahkan rata-rata yang menjadi pelanggan tetap di tempat itu kebanyakan anak remaja yang usianya sebaya dengan nazera.

Mereka tak lain dan tak bukan datang membawa kekasihnya makan di tempat elit.

Di temani alat-alat musik yang berada tepat di belakang nazera, gadis itu sedikit memperlihatkan percaya diri. dari wajahnya seolah menampilkan kata-kata seperti. 'Nggak usah sok iye lo, gue penyanyi disini. Apa lo liat-liat?'

Jika ada mahen mungkin ia akan mengatakan 'songong beut, bukan adek gue' sangat mustahil, Mahendra yang kalem punya adik seperti nazera pencicilannya.

"Hai.. nazera ya?"

"Iya, lo?" Tanya nazera menunjuk.

"Gue Rio, gue yang bakal atur suara sound dan drum di belakang"

Nazera tersenyum cerah, akhirnya laki-laki yang membuat ia penasaran muncul juga di depannya.

"Kalau gitaris nanti ada sakana atau saka" ujar Rio menerangkan.

"Terus orangnya mana?"

"Belum nyampe tadi katanya otw masih di jalan"

"Rio..."

Kepala remaja itu tertoleh, menatap lelaki berkulit Tan di belakangnya.

"Eh riska, lo di sini juga?"

Mata nazera menatap gadis di belakang rio dengan banyak pertanyaan di kepala.

"Itu pacarnya kah? Kenapa orang ganteng selalu saja sold out?"

"Oke, thanks ya ris"

Agak insecure nazera melihatnya. bagaimana tidak, gadis yang di panggil dengan nama riska itu bisa memiliki senyum manis dengan dimple tipis di kedua pipinya.

"Ekhem.. Pacar lo?"

Rio menggeleng tapi senyumnya masih terpantri cerah dari kedua sudut bibir.

"Dia adiknya bang johan, dan kita juga satu kelas, jadi ya gitu, berteman dekat"

"Bohong banget, keliatan tau lo suka dia" tawa nazera di akhir kalimatnya

"Eh? Memangnya keliatan ya?"

Nazera mengangguk dengan tawa yang masih tersisa.

Mata gadis itu menyipit bahkan hampir hilang sepenuhnya ketika tersenyum.

Puk!

"Nah, ini yang namanya saka" ucap rio menunjuk temannya yang sedang memasang kabel gitarnya.

"Oh, Hai saka gue nazera"

Nazera niatnya ingin akrab dengan teman-teman barunya tapi remaja laki-laki yang ia ajak untuk berkenalan itu hanya mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Bahkan tangannya tak kunjung di sambut oleh saka.

"Sorry ya, saka memang begini kalau sama orang baru" ujar rio tidak enak.

"Nggak apa-pa, gue ngerti kok" balas nazera dengan sedikit tersenyum.

"Sorry gue telat"

Ketiga remaja itu menatap laki-laki yang baru masuk kedalam cafe dengan tergopoh-gopoh.

"Tumben bang telat?"

Nazera terkejut mendengarkan suara saka yang sangat berbeda jauh dari wajahnya yang imut. Spontan ia menoleh menatap saka dengan jidat yang ia kerutkan. Tatapannya ternyata di notice si empu.

Lost & LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang