15

3K 124 0
                                    

Pagi ini saat deva bangun tidur,ia tak menemukan biru disampingnya.

Beranjak dari tempat tidur,seva mulai berjalan ke kamar mandi untuk mulai rutinitas paginya.

Selesai mandi dan berganti baju mengenakan seragam sekolah.deva membawa kakinya menuju dapur dilantai bawah.

Harum masakan membuat deva mengernyitkan alisnya sekaligus perutnya yang keroncongan minta diisi.tapi siapa yang masak?.

Sambil penasaran,ia melangkahkan kakinya dan terlihatlah biru dengan celemek yang menyangkut ditubuhnya.

"Udah bangun? Sini makan!"biru menolehkan kepalanya dan tersenyum.

Deva tersenyum kikuk,tu cowok kesambet apa?tumben banget bangun pagi,terus masak pula.

''Lo kesambet--

Deva menempelkan punggung tangannya pada kening biru.ia rasa tak hangat sedikitpun.

--Tapi gak anget kok"

Merasa gemas,biru menangkup wajah deva dan menciumi nya dengan ciuman basah.

"Ish,basah Al!"tangan deva terulur untuk menjauhkan wajah itu dari wajahnya.

"Cuma pipi doang,biasanya juga sebadan gue basahin"

Wajah deva memerah,apa-apaan coba ini anak.

Biru terkekeh,ia menarik tangan suaminya dan mendudukkannya diatas kursi makan dengan deva yang berada dipangkuannya.tentu saja deva terkejut.ia mencoba beranjak tapi tangan biru lebih dulu melilit pinggangnya.

"Gini aja"

Satu tangan biru terulur untuk memegang sendok dan menyuapinya pada deva,dan diterima baik oleh sang empu.

"Lo juga makan."deva mengunyah nasi goreng dimulutnya dengan lincah.gak nyangka rasanya bakal enak.

"Eumm,gue juga makan."

Nasi dipiring mereka sudah habis,biru beranjak dan memutar tubuh deva dengan santai agar menghadapnya dan menggendongnya ala koala.jelas perlakuan itu membuat deva kaget.tapi dengan cepat ia merubah ekspresinya.

"Ngapain,sih? Cepet turunin!"deva menabok kepala belakang biru dengan pelan.

Sayang coyy! Takut otak mungilnya ngegeser,kan jadi berabe!

"Mau minum susu?"biru mengecup bibir deva yang sedang mencebik.

"Mau."

Tak menjawab lagi,biru mulai membuat susu untuk deva,sedangkan sang empu hanya memerhatikan sambil duduk diatas meja disamping biru.

"Nih,pelan-pelan minumnya"

Biru memegang gelas itu dengan deva yang mulai meminumnya.setelah habis ia meletakkan gelas itu pada wastafel dan kembali dihadapan deva dan menatap mulut cowok itu yang tersisa sedikit susu.

"Kenapa?"tanya deva bingung saat biru terus saja menatapnya.

Bukannya menjawab,biru malah memajukan wajahnya dan meraup bibir itu yang manis.apalagi ada sedikit sisa susu,menambah rasa manis pada bibir kesukaannya itu.

Biru tak melepaskan pangutannya,ia membuka matanya dan langsung disuguhkan dengan pemandangan indah yang berhasil membuatnya kagum.mata berwarna gelap itu berhasil membuat ia terpana.walaupun hitam tapi itu tampak bersinar,memancarkan keindahan pada siapa saja yang menatapnya.mata yang teduh namun juga tajam disaat bersamaan.biru menyukai itu,bahkan lebih! Ia menyukai semua yang berada didalam diri deva.

Setelah tersadar dari keterdiamannya,deva mendorong tubuh itu agar menjauh darinya.

Ia malu.tak biasanya biru menatapnya se intens itu.

"Gue duluan."deva turun dari meja dan langsung berjalan mengambil tas lalu punggung itu menghilang dari unit apartemen.

Biru menggelengkan kepalanya sambil terkekeh,sungguh ia sudah jatuh pada pesona sadeva.ia tak menyangka dalam waktu sesingkat itu.

.

.

.

.

.

"Gema arsenio!"

"Ada bu!"

"Albiru anshley!"

"Ada."

"Ikal pradipta!"

"Ada bu!"

Bu melin sebagai guru dikelas itu memicingkan matanya tajam.ia tak salah dengarkan tadi?.tumben sekali trio pepek itu ada dikelas,mana pelajaran ia lagi.biasanya mereka pas pelajaran fisika pasti membolos.lah ini?!.

"Coba,gema biru sama ikal angkat tangan,ibu gak salah dengerkan?"

Memutar bola matanya malas,biru mengangkat setengah tangannya dan mendengus.

"Kalian kesambet petir atau apa?sampe ikut masuk kelas segala"

"Kesambet pohon toge kali bu"ucap salah satu murid.

Semua murid tertawa.tapi tak berlangsung lama,karna suara berat Albiru mengalun mengintrupsi semua kelas untuk berdiam.

"Diam.brisik!"

"Bu melin mau nya apa,sih? Kita bolos diomongin,kita masuk maish diomongin juga."

"Tau nih"

"Ck,ibu kan cuma nanya,tumben toh anak spesial seperti kalian masuk kelas"

"Te--

Omongan itu terputus  saat suara ketukan pintu mengalihkan semua atensi murid.

"Permisi"

Biru tersenyum,ia sudah hafal suara siapa itu.tatapannya terus menatap pintu yang sedikit terbuka.

"Ada apa dev"

Deva tersenyum kikuk,ia berjalan menghampiri guru itu.

"Dipanggil kepsek diruangannya"

"Oh,yaudah makasih ya!''

"Anak-anak,tulis aja halaman 1322 sampai selesai dan kerjakan soal didalamnya."

Bu melin pergi meninggalkan muridnya yang sedang menahan jeritan cerianya.

"Dev,sama gue aja yuk,pacaran"

Seketika biru menatap tajam murid yang barusan berbicara,berani banget! Padahal ada suaminya disini.

Deva menatap wajah murid itu dengan alis yang ditekuk."gak!"

Semua murid tertawa,mendengar penolakan yang diucapkan ketos mereka.

Berjalan keluar kelas menuju ruangan osis,baru sampai koridor tangan deva ditarik menuju gudang yang tak jauh dari sana.

Sesampai digudang,ia menolehkan pandangannya menatap orang itu yang menariknya.

Deg

____________________________________

Kembali Lagi setelah beberapa hari gak update,maaf banget karna ni jadwal numpuk banget! Nyelesain satu chap aja nulisnya sampe dua hari.gak tau lagi otak gue pengen pecah rasanya!!

Dah lah,jangan lupa tinggalin jejak.kalo ada typo tandain yah,nanti gue perbaiki.

See you next chapter

ALBIRU [bllokal][ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang