26.

1.8K 109 1
                                    


Wajah deva memandang lurus, ia sedang mengawasi semua murid yang membolos.

Dika menatap deva dari samping. "Dev?"

Deva menoleh, ia menatap dika dengan ekspresi bertanya.

"Lo jauhin gue?"

"Enggak, kata siapa?"

"Gue rasa lo jauhin gue, apa gara² gue ngomong kayak kemarin?"

"Enggak, kok. Tenang aja"

"Deva, kalau kata² gue kemarin bikin lo gak enak gini mending lupain, jangan dipikirin."

"Gue ngerasa bersalah."

"Hey! kenapa lo ngerasa gitu?"dika memegang pundak itu agar menghadapnya.

"Maaf,"

"Lo gak salah, dev."

"Gue bikin lo sakit, ya?"

Benarkan? ia yang membuat dika sakit, ia yang menerima segala perlakuan baik dika dan menerima ia yang selalu disisinya itu sama saja memberi harapan pada orang itu, dan yang membuat deva tak enak adalah hari pernikahan ia tak mengundang dika, itu punya alasan. Ia tak ingin dika bertambah sakit, tapi ternyata deva salah..

"Gak usah murung gitu, gue gak papa, lagian kalau jodoh pasti lo bakal sama gue"ucap dika dilanjutkan kekehannya.

"Bahagia terus ya, dev. Kalau lo bahagia gue ikut bahagia"

Mengelus surai itu dengan lembut. ia takkan pernah lupa pemuda dihadapannya ini. Mau bagaimanapun juga deva cinta pertamanya, tapi sialnya malah ditinggal nikah.

.

.

.

bell istirahat berbunyi. Deva dan kedua temannya berjalan kearah kantin.

Via meringis, kantinnya sangat amat ramai, semua murid seperti zombi yang kelaparan.

Mereka berjalan dengan santai, levi sedikit berjinjit menatap antrian didepannya.

"Woy!! cepetan geser!"

"Sabar dong!! mata lo ketarak? penuh gini"

"Ngelunjak ya?!!"

"Iya?! kenapa?! masalah?!"

"Wah, nyari ribut si baso kontol ini"levi menggulung lengan bajunya, ia dengan berani menyenggol pundak ikal.

"Ngapa?!! mau marahh?!"sarkas levi saat melihat ikal yang menatapnya tajam.

"Orang setres!!"ucap ikal sambil melotot.

Ia menjitak kening levi dengan keras.

Nafas levi memburu, ia benar² marah ke pemuda didepannya ini, entah kenapa selalu membuatnya marah.

Memegang kepala itu dengan kencang dan mendekatkan kepalanya.

"ANJINGG YA LO?!!"

Gema mendorong tubuh levi, ia kaget akan teriakan tersebut, menatap ikal dengan prihatin. Takut kupingnya gak berfungsi gara² duara levi yang mengalahi toa masjid. Ikal meringis dan mengusap telinganya.

"Uke ya, lo??"ikal maju satu langkah.

"Iya kenapa?! mau bool gue?!"dengan tak tahu malunya levi mencondongkan pantatnya kearah ikal yang melotot.

Via menutup wajahnya malu, sedangkan deva hanya menatap lelah.

Setelah perdebatan kecil akhirnya mereka mendapatkan pesanannya, memakan makanan itu dengan santai tanpa adanya omongan, mungkin merasa lapar.

ALBIRU [bllokal][ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang