BAB 1

187 12 0
                                    

Jeongwoo!!! seru jihoon tidak sabaran sambil mengetok- getok pintu kamar jeongwoo. cepat bangun!

Bersama dengan jam weker miliknya bunyi, dengan menjerit furstasi yah walaupun didalam hati, dengan mata masih terpejam jeongwoo pun mematikan jam wekernya dengan malas.

Jeongwoo pun bangun dari tidurnya dan duduk sebentar sembilan mengumpulkan nyawanya setalah dipaksa bangun. Namun tiba-tiba, jeongwoo merasa terbang terangkat dari Kasur. gue pun membuka mata ternyata gue sudah digendongan jihoon.

Gue pun berontak didalam gendongan. " jihoon!" seru gue. "Turunin gak ?!". Jihoon tidak memperdulikan gue teriak ,shit!!! dia berjalan ke arah kamar mandi dan tanpa perasaan dia melemperkan gue kesana.

"Aduh! keluh gua. "Bisa gak pelan dikit? jadi kakak kok gitu amat sih sama adek sendiri".

"Mandi sekarang" perintah jihoon tidak terbantahkan. "Gue bunuh lo kalau sampai bikin gue telat!"

Astaga masih pagi- pagi begini sudah mendapat ancaman aja. Dari kakak sendiri pula! tapi gue segera mandi dari pada si kangkong itu ngomel lagi entar jadi ribet.

Selesai mandi gue siap-siap dan menyisir rambut gue dengar rapi dan jangan lupa menyemprot parfum tentunya, Ketika gue mau jalan keluar kamar tiba - tiba pintu kamar gue sudah digedor dengar keras. pasti ulah si kangkong.

karena gedoran tadi, gue pun segera turun dan menuju meja makan disana sudah ada mama, papa dan ya kak jihoon.

Jihoon hamper saja menghabiskan sarapannya kalau saja gue tidak segera duduk disampingnya dan mulai memakan sarapan yang sudah disiapkan oleh mama.

" kalau lo makan kayak siput gitu, lo bisa bikin gue telat!".

" Gue enggak bisa makan cepat kayak lo" balas gue dengan kesal. Untung ada mama yang melerai kalau tidak gue jamin jihoon itu pasti membalas. " sudah ji biarkan saja adekmu makan" kata mama. " lagi pula, biasanya kamu juga enggak peduli kalau telat".

"iya tau tuh kak jihoon, tumben-tumbenan" kataku "Lo kan rajanya telat!"

"Ada yang mesti gue urus pagi ini" guman jihoon tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Akhirnya gue bisa makan dengan tenang, sesekali aku mendengar mama memarahi kak jihoon karena tidak memakai seragam dengan rapi.

Jihoon memang selalu berpakaian urakan, dimana kemejanya tidak pernah di masukkan dan dua kancing teratasnya selalu dibiarkan terbuka.

BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang