BAB IV

108 8 1
                                    

" Buruan ikut gue!" katanya.

Gue langsung menghentikan kegiatan memakan siomay gue dan bertanya heran denganya, " kalau dia memang mau bicara dengan gue, kenapa bukan dia yang datangi gue kesini? kok malah lo yang kesini bukan dia,"

Jaehyuk menampakkan wajah seriusnya dan datarnya yg menurutku agak menyerampakan. " Lo nyuruh Bos dateng kesini untuk bicara sama lo ?" serunya tidak percaya. " Emang lo pikir lo itu siapa ? berani nyuruh gue!"

Gue agak tersinggung mendengar ucapannya itu. Memang apa pangkat ketua geng di sekolah ini sampai- sampai gue harus hormat dengan dia?"

Gue ingat- ingat lagi, kalau enggak salah ketua geng sekolah gue itu anak kelas dua belas kalau gue enggak salah Namanya Haruto, gue enggak tau banyak tentangnya. Yang gue tau dia itu cowok tajir, kasar , dingin dan punya banyak penggemar.

Gue gak pernah merasa berurusan dengan haruto sebelumnya, karena dia salah satu cowok yang mau gue hindarin dan tidak mau berurusan denganya, terus kenapa tiba" dia pengen ketemu sama gue.

Si Jaehyuk juga gak mau kasih tau apa alasannya, dengan terpaksa gue mengikuti si jaehyuk dan merelakan siomay gue yang belum habis setengah itu. gue terus mengikuti jaehyuk sampai kami masuk ke salah satu ruangan kelas. Awalnya gue pikir kelas itu kosong, tapi diperhatiin Kembali ada seorang cowok yang duduk di kursi guru dengan gaya sok cool dan angkuhnya, biar gue tebak pasti itu yang namanya haruto.

Jaehyuk segera melapor " Bos, gue udah bawa Jeongwoo ke sini" serunya, cowok di meja guru itu hanya menggerakkan sebelah tangannya dengan gaya mengusir, sehingga jaehyuk pun langsung pergi dari kelas.

Gue berdiri di tengah kelas sambil memperhatikan apa yang dilakukan cowok itu. Ya dia memang haruto , gue bisa mengenalinnya karena dia satu-satunya murid di sekolah ini yang berani mengecat rambutnya, dia memiliki rahang yang tegas, hidung yang mancung, bibir tipis, kemeja yang tidak pernah dimasukkan dan dua kancing baju teratas dibiarkan terbuka, apakah dia hobi memamerkan dada?

tapi gue akui kalau dia ganteng. " Eh kok gue jadi puji dia sih". Oke...woo ayo fokus... lo gak mungkinkan jatuh hati sama haruto?? yang ada nanti gue di amuk sama tuh kangkong ehhh maksudnya Jihoon..

Tapi kenapa nih haruto gak ngomong-ngomong sih? Dia kok cuma memandang gue dengan remeh, gue gak suka di tatap gitu dia kira dia siapa berani natap gue seperti ini!.

"Ada apa kak ?" akhirnya gue memberanikan diri bertanya dengannya, haruto tetap diam beberapa detik, kemudian dia menurunkan kakinya dari meja dan berdiri. Gue terpanah ngelihatnya betapa tingginya dia, kayaknya dia lebih tinggi dari pada kak Jihoon, padahal tinggi si kangkong itu 180 cm.

"Jeongwoo" kata haruto... hufttttt akhirnya dia ngomong juga. "salah satu anak buah gue ada ngelihat lo di antar junghwan anak SMA Kartika ke sekolah tadi pagi, apakah itu benar??" Gue langsung tercengang, kok bisa si ada yang lihat? ini biasanya enggak pernah terjadi sebelumnya, mungkin karena junghwan tadi naik motor kali ya makanya gampang terlihat dan diingat mereka.

"Gimana?" tanya haruto lagi, dia terlihat tidak sabar menanti jawaban gue.

"Mmmm" tiba-tiba gue gugup dan jadi binggung harus menjawab apa. Kalau gue jujur, geng Jihoon bisa dalam bahaya. Ya udah deh gue bohong aja.

"B..bukan. itu bukan junghwan" jawab gue dengan gugup

"BOHONG!!!" seru haruto sambal menggebrak meja dengan kuat, sialan gue terkejut untuk kedua kalinya jantung gue hamper lompat, kenapa coba harus pake menggebrak meja segala?

"Saya nggak bo.." belum siap gue ngomong udah dipotong aja kesal gue dalam hati

"Anggota geng gue nggak mungkin kasih info gak benar" potong haruto " jadi itu pasti junghwan anak Kartika". kalau sudah yakin kenapa pake nanya lagi sih ? kesal gue lagi dalam hati mana berani gue ngomong langsung yang ada gue nanti dimakannya hidup-hidup.. hahaha

"Apa lo mata-mata ?" pertanyaan haruto langsung membuat gue melotot "Bukan kak" jawab gue cepat " saya buka mata-mata".

"Terus kenapa lo berteman dengan musuh?" tutur haruto. "Saya nggak berteman denganya" dusta gue "saya nggak kenal dia kok benaran"

haruto mulai berjalan ke arah gue tanpa melepaskan tatapan mengerikannya itu dari gue , gue jadi ngeri- ngeri sedap lihatnya.

bersambung...

Jangan lupa vote yaaa.....

Makasih yang sudah membaca ceritanyaaaa

BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang