Setress banget udah bikin laporan tpi gk ke save huhuhu biar tetap waras. Update kali ya pasti udh byk yg nunggu.
Kedua kakak beradik tapi bukan bocah botak Tadika Mesra itu saling beradu pandang kemudian menatap Deluna.
"Saya tidak mengerti." Ucap Zachary membuat Deluna terdiam. Benar juga, mana bisa ia mencegah pria itu agar tidak berubah menjadi zombie mengerikan. Bagaimana caranya?
"Itu-itu.... Kau harus tanggung jawab." Ucap Deluna membuat mimik wajah Cederix semakin kelam.
"Tanggung jawab apa ya?" Tanya Cederix dengan nada dingin.
"Maaf sekali lagi Selir, karena saya tidak Berhati-hati. Apa yang dikatakan tabib? Apakah luka anda cukup fatal hingga saya harus tanggung jawab?" Tanya Zachary serius.
"IYA ADAAA." Ucap Deluna dengan cepat membuat Cederix menatap tajam.
"Dimana? Saya kira anda berlari bisa membuktikan bahwa anda baik-baik saja." Ucap Zachary membuat bibir Deluna terkatup.
"Selir Deluna, aku menunggu penjelasanmu." Datar Cederix membuat Deluna menggeram kesal. Kenapa jamet itu selalu ikut campur?!
"Kau masuk ke ruanganku sendiri, atau aku yang membawamu." Ucap Cederix melihat Deluna tidak bergerak sama sekali.
"Gak. Gak mau, aku tidak punya urusan denganmu." Balas Deluna memilih duduk sambil melipat kedua siku kakinya.
Cederix menggeleng dan terkekeh. Apakah perempuan itu menantangnya? Baik, maka dengan senang hati Cederix melangkahkan kaki dan berjongkok.
Para bangsawan dan selir pangkat tertinggi yang saat itu tidak sengaja melihat adegan langka terkejut bukan main. Raja agung mereka bahkan rela berjongkok dan membopong selir barunya. Pemandangan itu membuat seluruh istana terguncang dan menyulut dengan cepat hingga terdengar Permaisuri Camila.
Perempuan itu menggeram marah mengobrak-abrik seluruh kamarnya. Apa yang diperbuat selir rendahan itu hingga bisa membuat Raja Cederix bertekuk lutut? Bahkan ia sudah menjadi istri Cederix dari pria itu masih berumur 19 tahun. Hingga desas-desus semakin memanas mendengar dari pelayan Selir Deluna yang mengatakan Raja Cederix menghabiskan malamnya dengan Selir Deluna.
Dilain sisi, Deluna merasa risih diatas pangkuan Cederix begitu pula dengan Zachary yang memilih menundukkan kepalanya dan fokus pada laporannya.
Setelah Zachary menjelaskan insiden pertemuannya dengan Selir Deluna, Cederix menunjukkan keposesifannya dengan istri mudanya itu. Meski demikian, Zachary merasa sangat heran dengan tingkah laku kakaknya.
Zachary menyampaikan laporannya tentang Monster dari pegunungan utara yang sudah bergerak menuruni lembah dan sangat berbahaya jika tidak ada pelindung bahkan tidak ada yang bisa menandingi kekuatan yang dimiliki monster-monster di utara. Hal inilah yang menyebabkan Zachary berakhir menjadi manusia zombie.
Namun sebagai pemain game akut, Deluna pernah menamatkan game ini dan mengetahui cara menghentikan monster-monster itu sebelum mereka menghancurkan negeri.
"Aku sendiri masih belum memiliki solusi, Zac." Putus Cederix seraya memainkan helai rambut Deluna.
"Aku ada." Ucap Deluna membuat Cederix dan Zachary terkejut.
"Kau tahu?" Ragu Cederix.
"Apa yang anda tahu selir?" Tanya Zachary yang ikut penasaran.
"Aku izin mengambil petaku dikamar." Ucap Deluna turun dari pangkuan Cederix dan membuat pria itu mengangguk pasrah.
Deluna bergegas ke kamarnya namun dihadang beberapa selir Raja Cederix yang menatapnya penuh amarah.
"Jadi ini gundik itu? Hahaha ternyata tidak secantik diriku. Bagaimana bisa dia memikat Yang Mulia?"
Deluna menaikkan alisnya merasa jengah dengan problematika genre historical kolosal seperti ini.
"Maaf, gundik?"
"Ya. Bagaimana rasanya bisa bermalam dengan Yang Mulia Raja? Tapi jangan senang dulu jalang!" Teriak salah satu selir menjambak rambut Deluna. Cukup sudah batas kesabaran Deluna yang seluas daun kelor.
Dengan menjambak dan mencakar secara brutal, perempuan mungil itu berusaha melawan 5 selir Raja Cederix.
"Lu pijak sama gua sekarang! Lu panggil anjing-anjing lu semua! pijak sama gua sekarang gua mau tengok. Lu jaga dragon, lu masuk tempat toni yaa, gua boom lu tau."Teriak Deluna setelah berhasil lepas dari cengkeraman para selir Cederix walaupun dengan kondisi yang mengenaskan.
"Grrr, DASAR JALANG RENDAHAN!" Geram amarah melihat ekspresi Deluna yang tidak gentar sama sekali.
"Apa-apaan ini?!" Gelegar Cederix membuat semua orang menunduk takut berkeringat dingin.
Pria itu melihat kondisi mengenaskan Deluna. Perempuan berbadan mungil itu sudah acak-acakan bak gelandangan. Jika saja ia tidak memiliki firasat buruk dan tidak menyusul Deluna, bagaimana kondisi perempuan itu?
Zachary yang ikut menyusul juga diam sekaligus takjub dengan Deluna. Perempuan kecil itu masih kokoh berdiri dengan taring kecilnya. Menatap dengan nyalang tanpa gemetar.
"Selir Deluna-" Panggil Cederix menatap Deluna dengan khawatir.
"Diam disitu lo anj*ng! Ini semua gara-gara siapa?! Gara-gara kau! Sial*n! Gundik, jalang sial*n! Kau tahu Cederix, aku ingin berlari kearahmu dan menggorok lehermu itu kepar*t!" Amuk Deluna membuat semua tercengang bahkan Zachary yang tidak pernah tahu seumur hidupnya ada orang yang menantang nyali dengan mengatakan hal seburuk itu langsung pada kakaknya tiran berdarah dingin.
Deluna berjalan cepat meninggalkan semua orang. Ia muak, lelah, campur aduk. Bagaimana seumur hidupnya baru mendengar dikatai jalang dan gundik? Tentu ia tidak bisa menerima semua itu. Mengapa ia harus berada disini?! Mengapa ia harus menjadi Deluna?!
Kepalanya berputar-putar hingga semua menggelap dengan cepat. Deluna jatuh pingsan tepat menyentuh ujung mejanya. Darah segar mengucur deras di dahinya.
Masih ditempat kejadian, Cederix menatap nyalang kelima selir yang merundung Deluna. Ia murka melihat kondisi Deluna dan semakin tidak terkontrol mendengar perempuan itu sangat membencinya.
"Zachary, aku pinjam pedangmu." Ucap Cederix dengan nada dingin.
Semua langsung bersimpuh menangis mendengar ucapan Cederix, meski semarah apapun pria itu akan mengembalikan dan menceraikan selirnya atau beberapa dari mereka diasingkan. Begitu permasalahan para selir biasa diselesaikan Raja Cederix. Tidak ada yang berakhir tragis ditangan pria itu, namun semua berubah hari ini. Pria itu tidak segan mengayunkan pedangnya menebas kelima selirnya tanpa ekspresi.
"Bereskan." Dingin Cederix menyerahkan kembali pedang Zachary yang dipenuhi darah dan melenggang pergi.
Dengan perasaan campur aduk dan gelisah Cederix mengetuk pintu kamar Deluna. Apa yang bisa ia katakan untuk meminta maaf pada perempuan itu? Bagaimana caranya meminta maaf?
Beberapa waktu ia habiskan dengan melamun dan resah sendiri. Menerka bagaimana perempuan itu tidak menjawabnya sama sekali.
"Hutf, Selir Deluna. Aku sungguh minta maaf dan izinkan aku bicara." Putus Cederix dengan nada melemah.
"Baiklah, aku tidak ingin kau semakin membenciku karena memaksamu. Tapi temui aku setelah kau bisa meredam emosimu. Aku serius, kita benar-benar harus bicara." Ucap Cederix sebelum melangkah pergi. Kalau ia ingat, hanya Deluna yang membuatnya berusaha keras membujuk seseorang.
Masih tidak ada jawaban sama sekali dari dalam yang membuat Cederix pasrah. Pria itu berbalik dan melangkah pergi.
.
.
.
Tak. Tak. Tak.
.
.
Tak. Tak. Tak.
.
.
Cederix berhenti sejenak dan berbalik berlari. Mencoba menggedor pintu namun sama sekali tidak mendapat balasan apapun yang semakin membuat Cederix kalang kabut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Deluna [END]
FantasyPLAGIAT DILARANG MENDEKATTTT!!! Carolina Betricia seorang karyawan swasta yang hidup melajang hingga usianya yang hampir menginjak kepala 3 harus tutup usia karena kelelahan bekerja. Secara tiba-tiba, ia terbangun ditubuh seorang Putri bernama Del...