Nathania memang tidak pernah berpikir bahwa jodoh nya adalah gurunya sendiri.
Memang jodoh itu di tangan Tuhan, tidak ada siapa pun yang mengetahuinya.
Sebetulnya ia merasa tidak pantas, terlebih pria itu adalah seorang Gus.
Sudah sangat berbeda...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
『••✎••』
Hanya beberapa menit saja Nathania telah sampai di rumah mewahnya. Ia bergegas masuk untuk mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah.
Saat telah selesai, Nathania turun ke bawah untuk sarapan. Di sana telah ada kedua orang tua nya dan Nathalia tentunya. Nathania menarik kursi untuk ia duduki. Ia duduk di samping Nathalia tepatnya berhadapan dengan Tama.
Nathalia tidak tahu jika ternyata kakak kembar nya tidak tidur di rumah semalam. Nathalia menoleh ia mengerutkan keningnya, dengan mulut penuhnya ia bertanya.
" Semalem lu tidur dimana emang? ".
" Di rumah Umi". Jawab Nathania singkat padat dan jelas.
Nathalia manggut-manggut, seperti biasa Nathalia tidak memperpanjang jika mengenai pondok. Ia kembali melahap roti yang tengah ia pegang itu.
Usai sarapan Nathania dan Nathalia pamit untuk berangkat ke sekolah. Mereka berangkat diantar oleh supir pribadinya-pak Joko.
Via dan Tama pun pamit kepada Surti dan Dadang. Tama akan pergi ke kantor nya, dan Via akan pergi menuju restoran miliknya.
⏤͟͟͞͞
"Morning". Sapa Arthala seraya mensejajarkan langkah nya dengan Nathania.
Nathania sedikit terkejut akan kehadiran Arthala yang tiba-tiba itu. Ia tersenyum dan menjawab sapaan Arthala tadi.
" Morning too".
Nathania dan Arthala sama sama berjalan memasuki sekolah. Kedua nya sama-sama diam sampai Arthala memulai percakapan.
"Eh by the way lu mondok ya? ".
" Dulu". Jawab Nathania singkat.
"Oh gitu".
Nathania hanya membalas dengan dehaman kecil.
NNathania merasa sedikit heran, mengapa Arthala tiba-tiba saja bertanya perihal pondok? " Emang kenapa? ".
"Adek gue cerita kalo di pondok dia ada yang namanya Nathania, makanya gue tanya elu". Jelas Arthala.
" Yang namanya Nathania bukan gue doang! ". Sinis nya.
Arthala terkekeh. " Iya juga sih".
Nathania tidak terlalu memikirkan hal itu. Toh memang yang bernama Nathania di dunia ini bukan hanya dirinya.
Setelah percakapan singkat tadi Nathania dan Arthala berpisah, karena memang mereka berbeda kelas.
