TANGAN IBLIS

50 30 4
                                    

"Aku adalah....." ujar orang putih.

Daffa menunggu jawaban, tapi hasilnya.

"Aku adalah manusia!" jawab orang Putih.

Mendengar jawabannya membuat Daffa sangat geram, amarah langsung semakin memuncak sehingga tanah yang dipijaki dan bebatuan besar tiba-tiba bergetar keras bahkan terangkat, kekejian telah mengendalikan segalanya.

Orang putih tetap berekspresi seperti biasa, tak takut apa yang terjadi ke depannya karena percaya sanggup menghadapi hal seperti ini, sedang Daffa menatap keras dengan kebengisan, api mulai bermunculan dari bawah tanah dan menyelimuti dirinya, panas yang begitu tak tertahankan terlihat dari warna api yang sangat kejam namun orang putih tadi hanya melihat.

"Lagi ngapain dia?" tanya orang putih.

Dalam sekejap, dirinya menjadi monster, mungkin bisa disebut raja dari segala monster, memiliki dua tanduk di dahi, semua gigi menjadi taring, matanya memerah beserta tubuh, berekor panjang dengan bentuk seperti lancipan anak panah di ujungnya, kukunya panjang tak terurus.

Api, tanah dan bebatuan tadi terlempar ke orang putih, setiap lemparan tak membuahkan hasil sebab ia selalu bisa menghindar.

"Oh ternyata kamu sebenarnya iblis ya?" ucap orang putih.

"Kamu nggak perlu tau siapa aku," ujar Daffa.

"Aku udah tau kok siapa kamu, kamu itu kan yang suka temenan sama iblis, terus dikasih kekuatan besar kan, kamu juga punya buku itu sebenarnya dari iblis, bener nggak? ya walaupun yang ngarang bukunya orang sebelum kamu yang temenan sama iblis, kamu cuman diwarisin doang," ungkap orang putih.

Daffa kaget mendengar kenapa dia tahu semua tentangnya, karena tidak ada orang yang mengetahui pertemanannya kecuali orang-orang tertentu termasuk Fatih.

"Apa bener dia Fatih?" ucap Daffa dalam dirinya.

"Ya aku juga tahu kok kelemahan dari buku itu, makannya aku nggak kena mantranya," ucap orang putih.

Daffa semakin terkejut ditambah perasaan tak disangka-sangka, sejauh ini dia mengetahui segalanya.

"Trus dulu kamu punya temen, tapi kamu tinggalin, bener bukan?" tanya orang putih.

"Kurang ajar dari mana dia tahu semua itu?" ujarnya dalam hati.

"Ngaku aja kalau kamu Fatih kan?" tanya Daffa.

Orang putih hanya diam saja dan tersenyum sampai matanya tertutup.
Kesal ia melihat tingkah laku orang yang dihadapannya, dengan cepat dan keras ditinjunya tapi ternyata hanya memukul asap putih.

"Aku disini," ujar orang putih dibelakang Daffa.

Daffa menendangnya tapi lagi-lagi berubah menjadi asap putih, berkali-kali dan dari setiap arah Daffa mencoba memukuli orang putih yang terus berubah menjadi asap.

"Kenapa orang ini bisa ngilang gitu aja, padahal kecepatanku ngehajar dia udah cepet banget," ucap Daffa dalam hati.

Daffa terus menyerang dan menyerang, energi yang dia punya begitu besar, energi iblis memang selalu mempunyai batas jauh dari manusia tapi untuk melawan yang satu ini dia benar-benar terkejut dengan kehebatannya menghindar dari serangan cepat dan bertubi-tubi.

"Orang ini hebat banget, untuk pertama kalinya aku bisa ngerasain berantem hebat kayak gini lagi," Daffa berucap dalam hatinya.

Terus tak terkena pukulan, Daffa semakin menggeram lalu berusaha lebih besar mengeluarkan tenaga sampai tubuhnya berapi, terus ia berteriak untuk meluapkan amarah. Tapi orang putih benar-benar lawan tangguh yang tak bisa diremehkan.

"Aku harus mukul dia walaupun sekali aja," geram Daffa dalam hatinya.

"Kurang ajar!" terikat Daffa.

Daffa mengamuk dan memberikan tinjuan dahsyat dengan api sangat besar sampai membakar sekeliling untuk asap putih, setelah itu dia diam dan menarik nafas dalam-dalam.

"Oy aku disini!" teriak orang putih yang sedang berbaring di atas awan.

"Dasar sialan!" bentak Daffa.

Emosinya menaik ketika tahu dia bersantai di atas awan, digenggamnya tangan kuat-kuat dan mengeluarkan api besar. Ditariknya kebelakang tapi sebelum melemparkan api orang putih membual.

"Coba kalahin dulu yang itu," ujar orang putih sambil menunjuk ke arah belakangnya.

Benar saja, di belakangnya ada suara dehaman seseorang, ketika Daffa meliuk wajahnya terpukul begitu saja, saat ingin memukulnya kembali tiba-tiba berubah menjadi asap putih.
Lagi-lagi dari arah berbeda dehaman terdengar dan untuk kedua kalinya ia terpukul, bukan kedua kali karena setelah ini Daffa terus terpukul seluruh tubuhnya dari segala tempat sedang Daffa yang berusaha menghajar sedikitpun tak bisa mengenai kulitnya.

"Gimana nih, nyerah nggak?" tanya orang putih.

Daffa terus terpukul-pukul, ia mendengar perkataan orang putih itu tapi dijawabnya dalam hati.

"Aku nggak akan nyerah!" pekik hatinya.

Dari tubuhnya tiba-tiba api mengelilingi lagi tubuh Daffa lalu ia telentangkan tangannya, api pun menyebar dan bayangan putih menghilang.

"Sekarang giliran kamu!" pekik Daffa sambil menunjuk orang putih.

Daffa melihat tangannya yang dengan sekejap berubah menjadi warna arang yang menyala diselimuti api lalu meninju bumi sampai bergoyang-goyang. Mungkinkah bumi yang terus digoyangkan akan segera berakhir?

"Hey kamu lagi ngapain?" tanya orang putih sambil tertawa-tawa.

"Jangan banyak omong, kamu bakal mati sekarang juga," sergahnya dalam hati.

Orang putih yang sedang bersantai-santai menikmati hujan yang sedari turun sembari bersiul-siul, menutup matanya sekejap dengan tersenyum.

"Terus aja kamu santai-santai," Daffa tertawa karena orang putih akan tertimpa musibah sebentar lagi.

Tangan besar, lebih besar dari palu awan siap meninju orang putih yang bersantai meremehkan Daffa, warnanya seperti tangan Daffa sebelumnya yang meninju pada bumi serta diselimuti api berderajat 25.000 derajat celcius atau mungkin lebih. Karena itu anginnya juga dapat membakar bumi disekitarnya dengan jarak yang sangat jauh dalam sekejap.

Daffa menyangka pasti orang putih tak akan kuat dengan panasnya, ia akan berubah debu sebelum terkena serangan dan bumi hancur lebur sesaat.

"Palu-paluuuu awan-awaaaaan!" Orang putih tiba-tiba berusaha mencegah tangan api dengan palu awan, Daffa kaget ia masih saja kuat menahan api sepanas itu. Tapi juga yakin ia tak akan bisa menghancurkan tangan iblis.

Orang putih memukul tangan menyeramkan kuat-kuat, tapi belum menghancurkannya orang putih terus menahan dengan palu awan rakasasa.

"Ini panas banget!" teriak orang putih.

Orang putih berteriak kuat, sepertinya tak mungkin dapat menahan tangan iblis. Ia mengeluarkan tenaga besar untuk kali ini mungkin amarah orang putih sedang memuncak, yang dikhawatirkan sekarang takut bumi hancur, jikalau menghindar dari tangan iblis mudah jika tak peduli pada yang lain orang putih pasti sudah pergi.

"Kita liat kemampuan orang putih itu!" kini Daffa tertawa terbahak-bahak.

Keringat orang putih mengalir cukup banyak tenaga nya juga sudah hampir habis, matanya hampir menutup seakan ingin pingsan, tapi tetap berusaha melindungi orang-orang sekitar.

"Aku harus kuat!" pekik orang putih.

Sedang panasnya terus membakar kulitnya.

Orang putih melepas palu awan lalu memukul keras untuk kedua kalinya.

"Hancurlah kau!" teriak orang putih.

PANGERAN ALAM 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang