PANGERAN ALAM 4

PERKELAHIAN DENGAN LAGU DANGDUT

"Akhirnya hampir sampai, terus semangat semuanya!" teriak kapten Cibi pada anak buahnya yang sedang berusaha berenang menuju pelabuhan.

Rasa letih memang sangat bisa dirasakan tapi semangat bisa menghilangkannya karena disanalah mereka akan mendapatkan makanan juga kapal baru, bukan dengan berniaga, tapi cara licik yang dimiliki kapten Cibi.

Raut wajah kapten Cibi terkadang terlihat senang terkadang juga tampak penat, wajar saja, mereka berenang dari tengah lautan dimana kapal kebanggaan hancur begitu saja diserang kapten Hazep. Sedikit kebodohan mengambil tindakan memang diakui kapten Cibi karena tak langsung merampas perahu kapten Hazep.

Hebat namun sedikit tidak berfungsi otaknya, meski begitu anak buahnya tetap cinta pada kapten, sebab ia memiliki sifat sayang pada anak buahnya dan rela melakukan apapun demi keselamatan anak buah. Contohnya saat di kapal kapten Hazep.

Usaha keras pasti membuahi hasil yang baik, perjuangan kapten Cibi dan anak buah berhasil sampai di pelabuhan. Tapi kapten Cibi melarang anak buahnya naik ke daratan dan menyuruh agar tetap diam bersembunyi di balik tembok jalan. Untuk menjauhi kecurigaan orang-orang.

Sebelum naik ke daratan, kapten Cibi membuat dirinya tak bisa dilihat orang-orang, dengan cara inilah ia dapat mendapatkan segalanya, bingung apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Tak lama sinyal yang harus dilakukan pertama muncul begitu saja, perutnya berbunyi keras karena lapar, sebagian orang yang dekat dengan dirinya mendengar suara perut keroncongan tapi tak melihat apapun, rasa merinding membuat orang itu berjalan cepat dan ketakutan. Kapten Cibi hanya tersenyum dan tertawa keras melihat tingkah laku orang tadi.

Tak sengaja tertawa keras lama, orang-orang sekitar semakin ketakutan dan mencari asal suara tersebut, mereka saling bertanya dari mana asal suara yang terus berdengung di telinga, semua saling tatap tapi tak ada satupun yang tertawa. Wajah orang-orang disana mulai ketakutan, bahkan salah seorang anak kecil perempuan menjerit keras "hantu" membuat jantung lebih kencang dan rasa merinding lebih menyelimuti.

Anak perempuan kecil itu kabur diikuti sebagian lainnya, sisanya masih bertanya-tanya, tak mungkin ada hantu di siang bolong seperti ini, sebelumnya pun belum pernah kejadian.

Kapten Cibi tak sadar apa yang dilakukannya, jika orang-orang dapat melihat dirinya, ia sedang terguling-guling sambil menutup mata dan tertawa terus-menerus melihat orang pertama tadi, fikirannya seakan terus menggelitik.

Karena tawa yang tak henti itulah orang-orang yang masih diam disana semakin merinding, tawanya juga bukan tawa biasa, layaknya tawa seorang laki-laki yang senang berdandan seperti perempuan, suaranya dipaksa menjadi lembut tapi tetap terdengar sedikit kasar.

Ada yang lari sambil membawa buah-buahan yang sudah ditaruh di tempat yang terbuat dari kayu, ada juga yang melemparkannya. Terlebih mereka yang berada di atas sampan lalu naik ke jalan dengan membawa satu jaring besar ika ditinggalkan begitu saja, membuat ikan-ikan melompat-lompat dan kembali ke asal semula.

Teriakan di pelabuhan semakin terdengar keras, bukan hanya karena tawa kapten Cibi, juga dibantu orang-orang yang ketakutan sambil berlari.

Anak buah kapten Cibi yang bersembunyi terkagum-kagum dengan kapten yang satu ini, memang kapten terbaik sepanjang masa, padahal trik ini tidak pernah difikirkan kapten Cibi sebelumnya, hanya sebuah kesempatan.

Kapten Cibi berhenti tertawa dengan wajah melemas dan perut sakit, namun rasa kaget bercampur pula karena sebelumnya pelabuhan yang ramai menjadi sepi seketika. Ia terheran-heran dengan keadaan, mungkinkah karena tawanya semua orang kabur karena hanya mendengar suara? Jika benar, ialah orang terlicik di dunia ini dengan kemampuan terpendamnya.

Kapten Cibi bangun dan menggeliat seakan habis tidur lalu pergi ke restoran mencari makan disana, restoran yang dicari bukan restoran biasa melainkan tempat termewah dan terkenal dan makan sepuasnya tanpa bayar.