GATOTKACA

7 5 4
                                    

"Aku harus bantu warga sini, nggak mungkin mereka harus nari kayak gini," ujar Lingga dalam hati sambil menari.

Kapten Barra yang terlihat bosan terpaksa harus ikut menari walau tubuhnya kaku sebab takut menjadi tumbal seperti orang sebelumnya, lucu Lingga melihat kapten Barra menari, tubuh keras yang berusaha meliak-liuk membuat gerakan lebih menghibur karena lucunya, wajah kapten Barra terlihat kesal dan merasa menyesal ikut ke pertunjukkan ini sebelumnya, ternyata tinggal di rumah dengan pandangan ibu sinis lebih menenangkan dibanding harus menari.

Lingga tersenyum menahan tawa agar kapten Barra tidak mengetahui, jika tahu kasihan sekali dia, terlihat sedari tadi juga bosan dengan pertunjukkan ini terlebih menghinanya, mungkin membuat hatinya semakin kesal.

Lingga yang melihat kapten Barra sambil tersenyum pun tetap memikirkan bagaimana caranya agar bisa menyelamatkan orang-orang disini, tak mungkin ia langsung menampakkan dirinya dengan pukulan dahsyat, takut nantinya mereka malah memperlakukannya berlebihan.

Sambil berfikir menari pula, lumayan susah dikerjakan, namun bagaimana lagi keadaan bahaya seperti ini harus bisa melakukan dua pekerjaan sekaligus. Dipandanginya daerah sekitar siapa tahu mendapatkan sebuah petunjuk. Lingga tetap dengan senyuman manisnya menari-nari seperti orang lain.

Tak sengaja Lingga mendapatkan ide saat melihat sebuah caping tergantung di depan rumah gubuk juga beberapa kain yang masih terjemur, mungkin pemiliknya lupa mengangkat jemuran.

Segera ia pergi dengan perlahan sambil menari-nari agar tidak ada yang curiga, atau sedikitnya mengelabui sang penari supaya tidak mencegatnya, lantunan musik terus berdendang, sang penari menari dengan asyiknya tapi orang-orang terlihat terpaksa dan ingin kabur dari tempat ini.

Perlahan tapi pasti, Lingga terus berusaha menari-nari mendekati rumah yang untungnya tak terlalu jauh dari tempat pertunjukkan.

Kapten Barra baru sadar setelah beberapa lama menari dengan bosan ia tak merasakan kehadiran Lingga, ia cari dengan mata di antara khayalak manusia, tak ditemukan, sungguh sebenarnya ia takut dengan keadaan seperti ini, tak ada lagi yang dapat diminta perlindungan kecuali Lingga, tapi kemana dia? akan minta tolong ke siapa?

Wajah kapten Barra mulai terlihat cemas, ia pandangi lagi satu per satu manusia, tetap saja tak ada Lingga, sedikit keberuntungan hadir untuk dirinya sebab saat itu ia melihat segerombolan anak buahnya juga sedang menari, dari pada harus sendirian lebih baik ia menghampiri anak buahnya, berjalan sambil menari.

Sesampainya di sana anak buah kapten Barra kaget melihat kehadiran kaptennya yang juga ikut menari.

"Kapten juga seneng liat wayang sama tarian?" tanya salah satu anak buahnya sambil menari.

"Seneng dari mana, aku kesini cuman mau ngikutin kemauan Raja aja, kalau kalian mau tau aku tuh dari tadi ngantuk, pengen tidur, cuman nggak tau gimana caranya pergi dari sini," jawab kapten Barra dengan nada berbisik pada anak buahnya.

"Terus Lingga sama Raja mana?" tanya anak buah kapten Barra lainnya.

"Kalau Raja dia tadi pamit buang air pas lagi nonton wayang, tapi sampe sekarang belum balik, terus Lingga aku nggak tahu tiba-tiba aja dia ngilang," ungkap kapten Barra.

"Yaudah kapten, sekarang kita disini bareng-bareng, kan kalau dia macem-macem kita bisa minta tolong kapten," ucap salah satu anak buahnya.

"Aku juga sebenarnya takut," cetus kapten Barra dalam hatinya.

°°°°°°

"Aduh ini kok susah banget sih dikelaurinnya!" teriak Raja di dalam kamar mandi.

"Aku takut kak Lingga nunggu lama," ujar Raja

PANGERAN ALAM 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang