MANTRA KADALUARSA

61 34 8
                                    

"Nggak ini nggak keluar dari strategi, ini masih termasuk strategi yang kita buat tadi," ucap Eep semangat.

"Liat tuh om monster nya udah hampir mati," ucap Dahlan.

Pangeran terus menahan ikatan sekuat tenaga agar tidak lepas dari cengkraman nya.

"Udah om, idupin aja lagi lodong nya biar seru, itung-itung nyemangatin mereka," Dahlan memberi saran.

"Gila kamu, kalau sampe mereka kena gimana, kamu mau tanggung jawab?" ucap Eep.

"Atau gini aja om, lodongnya diidupin ke arah yang lain," Dahlan memberi saran.

Eep mempertimbangkan ide Dahlan, tak lama ia pertimbangkan akhirnya Eep setuju dan tersenyum.

"Oke ayo kita idupin lagi!" terikat Eep.

"Ayo!" teriak Dahlan.

Dahlan mulai memasuki karbida ke dalam lodong namun Eep langsung mencegah karna karbida yang digunakan sekarang akan berbeda, ia tunjukkan karbida warna-warni.

Dahlan terkejut melihat karbida berwarna-warni seperti ini, ia menanyakan apa perbedaan sekarang dengan yang sebelumnya, tapi Eep tak banyak bicara ia hanya menyuruh Dahlan tembakkan saja, jika sudah tahu akan terlihat perbedaannya.

Lodong digeser ke arah yang berbeda, lalu karbida berwarna dimasukkan.

"Satu, dua, tiga!" teriak Eep.

Lodong menembakkan karbida ke langit dengan meninggalkan asap berwarna-warni lalu meledak mengeluarkan warna indah.

Dahlan mulai tahu perbedaannya, semakin semangat ia tembak lodong-lodong karena tak sabar melihat keindahan warnanya.

Suara ledakannya juga sangat besar seakan menggetarkan bumi, para pahlawan yang sedang berusaha membunuh monster besar itu terpukau dan berhenti melukai monster. Mungkinkan ini suatu tindakan yang salah.

"Waw cantik banget!" ucap Reu terkagum-kagum.

"Dari mana ini," ujar Vandam.

Dan lainnya terpukau dengan keindahan, serangan tiba-tiba berhenti dan pahlawan hanya melihat ledakan menakjubkan.

"Semangat ya semuanya!" teriak Dahlan.

Saat Dahlan tak sengaja melihat seorang pahlawan terpukau dan tak melanjutkan serangannya ia merasa kalau karbida ini berbahaya, Dahlan lihat lagi yang lainnya dan benar, ternyata malah melihat ledakan berwarna-warni.

"Om, kayaknya berhenti aja deh," ujar Dahlan.

Tapi Eep tak mendengar, ia terus menembakkan lodong sambil tertawa. Berkali-kali Dahlan menjerit tapi tetap tak didengar bahkan ia menarik-narik baju Eep tapi ia seakan tak merasakan tarikan itu.

"Om berhenti!" teriak Dahlan.

Sedang Pangeran terus memfokuskan dirinya pada sang monster agar ikatan terjerat kuat, tak terlalu menyadari apa yang sedang terjadi sebab kekuatannya terus terkuras dan ia hanya bisa menahan dengan menutup mata.

"Aduh gawat nih!" ujar Dahlan.

Para Pahlawan mulai berdiri dan tersenyum, terus melihat keindahan warna-warni yang mungkin melebihi keindahan lainnya di siang hari. Dahlan berusaha terus-menerus menegur Eep.

"Aku harus bisa bales," ucap monster pelan.

Ia angkat perlahan tangannya lalu berusaha menghancurkan akar-akar yang mengikat, setelah berusaha keras akhirnya kedua tangan lepas dan para pahlawan terpental kuat, tak lama kemudian ia terbebas dan menjerit keras.

"Kalian bakal hancur!" teriak monster.

Monster melompat-lompat menggoncang segalanya sampai semua yang berdiri kokoh runtuh begitu mudahnya, lalu dari mulutnya ia mulai mengumpulkan api dan meniupkan ke sekitar, jangkauan tiupan itu sangat jauh sampai para pahlawan yang terlempar kuat pun ikut terbakar, tapi mereka susah menghindar karena dari lemparan tadi benturan cukup menyakitkan tubuh.

PANGERAN ALAM 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang