Di pertengahan tahun ini, Zio mendapatkan 2 kesempatan untuk mewakili sekolah dalam perlombaan olahraga nasional. Satu maju sebagai tim melalui ajang perlombaan basket, dan satunya lagi ia maju secara individu dalam perlombaan renang. Sekolah Harmoni Bangsa adalah sekolah swasta yang memiliki fasilitas sangat lengkap. Sekolah yang berada di naungan yayasan Arnamawa milik keluarga Zio.
Pagi ini, Zio dijadwalkan dispensasi dari kelas karena harus mempersiapkan perlombaannya. Karena kemarin ia telah berlatih basket, maka kali ini Zio akan berlatih renang, di kolam renang indoor milik sekolah yang gedungnya tak jauh dari gedung ekstrakurikuler. Kawasan kolam renang ini sepi, hanya ada Zio dan beberapa anak ekstrakurikuler renang yang juga sedang berlatih.
Pagi ini, pikir Zio semuanya akan berjalan dengan tenang sebagaimana mestinya.
***
"Pagi, semua, pagi, halo, hai, selamat pagi."
Raina menyibukkan dirinya menyapa satu per satu murid yang masuk ke kelas Zio. Ia berdiri dengan senyum hangatnya di ambang pintu seraya terus menyapa murid yang berdatangan di kelas itu.
"Cewek yang pingsan kemarin?" Tanya Olivia yang baru datang bersama Arkan. Matanya memicing ke arah Raina yang tampak sumringah berdiri di ambang pintu kelas Zio.
Olivia pun bergegas menghampiri Raina, disusul oleh Arkan yang tersenyum tipis melihat tingkah aneh Raina yang pastinya selalu saja ada terobosan terbaru yang Raina berikan.
"Ngapain lo di sini?" tanya Oliv ketus.
Pertanyaan itu membuat Raina mengalihkan pandangannya ke dua orang yang kini berdiri di hadapannya. Raina tersenyum saat melihat Arkan, menyapa Arkan dengan melambaikan tangannya ramah. "Eh, Arkan! makasi ya kemarin udah nolongin gue, lupa bilang makasi kemarin, hehe." Kata Raina dengan nada tak enak hati. Ini semua salah novelnya yang hilang kemarin, membuat Raina panik hingga lupa mengucapkan terimakasih kepada Arkan yang sudah membopongnya dari lapangan. Bukanya apa, Raina sadar diri bobot tubuhnya tidaklah ringan, ia semakin merasa tak enak dengan Arkan.
"Gue nanya, lo ngapain di sini?" Oliv kembali bertanya, kali ini seraya memberikan penekanan pada pertanyaannya.
Rain kali ini menatap Olivia, matanya terpaku pada tanda nama yang tersemat di seragam sekolah gadis cantik yang kini berdiri di hadapannya. Rain bergumam dalam hati, tanpa sadar mengangguk-anggukan kepalanya setuju lantaran Olivia memang sangatlah cantik seperti yang Ciara infokan.
"Gue cari Zio." Jawab Rain, yang seketika membuat Olivia cemberut.
"Ngapain lo cari cowok gue?" tanya Olivia tak senang.
"Eh, emang bener cowoknya, Kan?" tanya Raina kepada Arkan, dengan nada suara meragukan yang membuat Olivia semakin kesal.
Arkan tersenyum tipis, kemudian menggelengkan kepalanya yang membuat Olivia langsung memukul lengannya kuat. "Kok lo gitu, si, Kan?!" tanya Olivia kesal.
Raina tersenyum puas, merasa puas karena Olivia dan Zio hanya sebatas dekat, tanpa status sepasang kekasih di antara keduanya. "Kan," Raina memanggil Arkan, suaranya turut serta mengalihkan perhatian Olivia yang masih cemberut kepada Arkan.
"Zio dimana? kok ga dateng-dateng?" tanya Rain.
"Dia dispen hari ini, ada latihan di kolam renang." Jawab Arkan yang seketika membuat Olivia berteriak kesal.
"ARKAN!!! KOK LO KASIH TAU, SIH?!" Teriak Olivia kesal.
Raina tertawa geli, kemudian berlari dengan cepat meinggalkan koridor kelas Zio.
'Woy! lo mau ke mana?!" Teriak Olivia sebelum akhirnya berlari mengejar Raina.
Arkan tersenyum miring memerhatikan pundak Olivia yang semakin jauh darinya. Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu sejak Zio menjauh dari Oliv, perasaan Oliv tak pernah berpindah tuan barang hanya sejenak.
YOU ARE READING
Ooops! It's Rain
Fiksi RemajaRaina benci hujan sedangkan Zio menyukai hujan. Kehadiran Raina yang secara tiba-tiba di kehidupannya membuat Zio membenci hujan, hujan yang melambangkan arti nama Raina, bukan hujan sungguhan. Intinya, Zio membenci Raina. Keduanya bagai langit dan...