Bab 6. CANDA TAWA

8 6 0
                                    


***

Deruman motor menggema di SMA merdeka membuat para murid segera, keluar untuk melihat-lihat siapa yang melakukan itu.

Para siswi- siswi yang melihat motor sport, berwarna hitam dan putih berada di parkiran mereka segera berbisik-bisik.

Langit mulai membuka helm hitam nya dan mengacak rambutnya, Langit membiarkan dasinya berada di pundaknya dia mulai berjalan di ikuti para inti nya.

Itu Langit anjirrr ganteng banget.

Gue mau pingsan anjing ngeliat Aden.

Kak Bagas ganteng banget.

Al juga cakep.

Gue mau sama Kaivan.

Gavin ganteng banget.

"anjir gila ketampanan gue naik tingkat coy," seru Bagas sambil melambaikan tangannya kepada siswi-siswi yang terus berteriak.

"Anjai dimas Mabar profesional" seru Aden.

"kece banget gue" ujar Al.

"Siapa sih yang gak suka sama kita" seru Kaivan.

"Gak ada sih" seru Gavin.

"Lo mah gak seprekuensi anjing."

Langit terus memimpin para inti stronghold, sampai di kelas mereka berenam segera duduk di bangku.

Treng...

Treng...

Treng...

"Bjir baru juga duduk Langsung di loncat" ucap Aden.

"Lonceng."

"iya itu maksud saya."

***

Seseorang yang memiliki kumis, dan sepatu tinggi berwarna hitam di campur
Dengan warna emas di atas-atasnya, selalu membawa mistar kayu berwarna cream. Sebut saja dia adalah pak Bambang guru BK SMA MERDEKA, saat di pintu pak Bambang akan memasukkan kakinya di kelas. (Tubuhnya belum ya🗿)

Nih guru lain dari yang lain coy, guru lain bakalan langsung masuk ini dia masih pamerin sepatu nya emang gak waras. Gue juga bisa kali bukan cuma Lo doang lah ilah. batin Aden sambil menatap malas ke arah pak Bambang yang menurut nya terlalu alay.

"Sekarang pak Apollo tidak ada jadi saya yang akan menggantikan dirinya sampai dia kembali" ujar pak Bambang.

Salah satu murid segera mengangkat tangannya, ingin bertanya, "Pak emang pak Apollo ke mana?" tanya siswa itu.

"Dia ada di palu."

"Ngapain pak?!" tanya siswa itu lagi.

"Loh kok kau tanya saya mana saya tau dia mau ngapain di sana, bukan juga urusan kamu kan" ucap pak Bambang.

"Loh kok bapak ngegas."

"Bukan ngegas."

"tapi!!!"

"Ngepas."

"serah bapak."

"Ok sekarang bapak mau kasih lembar kertas."

"Baik pak" pak Bambang segera memberikan lembaran kertas satu persatu, kepada murid-murid.

"Murid-murid pertanyaan nya ini cuma 5 nomor saja."

"Pak emang kita ujian?"

"enggak cuma pak mau ngetes aja."

"Ouhh."

"Sudah kerjakan saja."

Langit mulai membaca soal nomor 1. Dari kelas XII diketahui, siswa yang hobi volly 25 persen, yang hobi basket 20 persen, yang hobi bola kaki 15 persen, dan yang hobi lempar lembing 200 orang.

Ok sekarang gue baca pertanyaan nya, Batin Langit sambil melihat kertas lembar itu.

Pertanyaan nya adalah..... berapakah umur mereka?...

I-ini apaan! soal apa! Kok malah nanya umur wah gak bener nih Batin Langit.

Lah kok malah nanya umur? Batin Aden yang terus membolak-balik kertas lembar.

Ini yang nulis siapa anjing kok kek gini batin Bagas dan mulai memijit kepalanya yang tidak sakit.

Ini guru yang salah apa mata gue yang salah batin Kaivan.

Ini pertanyaan stress batin Gavin.

Eh sudah capek gue asu mikirnya jawab asal-asalan aja ini juga gak bener anjing masa yang di tanya, umur murid ya mana gue tau emang gue harus pergi dulu baru tanya gitu dasar stress batin Al.

***

Treng...

Treng...

Treng...

"sudah waktu sudah Habis sekarang kumpul."

Para murid mulai memberikan lembaran itu kepada pak Bambang, pak Bambang segera mengambil kertas itu dan memasukkannya ke dalam dokumen dan pergi dari situ meninggalkan kelas.

"Lo tau apa! Isi otak gue sekarang!" seru Langit sambil tersenyum.

"gue tebak Lo mau berak kan?" tebak Kaivan.

"Van....."

"Apa?"

"Gak jadi cuma mau panggil aja." seru Al

"Gue tebak Lo mau bolos kan!" ujar Gavin.

Langit segera mengaguk mengiyakan jawaban Gavin, bahwa dia akan segera bolos karena dia tidak menyukai mata pelajaran kedua yang dimana mata pelajaran itu adalah seni Ia tidak suka melukis karena melukis itu membosankan bagi dirinya.

"gue ikut bolos."

"Betul tuh di mana ada ketua di situ ada anak-anak nya" ucap Kaivan.

"udah gak usah basa-basi sekarang kita pergi bolos." mereka segera mengendap-endap di belakang sambil menarik sepeda motor mereka.

Tak lama mereka berenam telah berhasil melewati, pagar kematian itu Langit dan teman-temannya segera menyalakan motor mereka. masing-masing dan pergi dari situ, membelah jalanan raya.
...

AWAL MULA...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang