"Singkatnya, terlalu banyak tertawa mengundang luka yang besar untuk singgah,"
- Hangka & Tara
Dulu, Bentara sangat mengidamkan sosok Kakak sebab ia ingin merasakan bagaimana rasanya dimanja, dilindungi serta berkelahi bersama Kakaknya. Dan sekarang sang pencipta mendengar keinginan serta harapannya yang dulu, Bentara pikir itu tidak akan pernah terjadi. Mengingat dirinya adalah anak tunggal membuat Bentara tak berharap lebih, apalagi saat perceraian kedua orangtuanya itu.
Seolah harapan itu lenyap bersamaan tawanya yang kencang, Bentara menjadi lebih pendiam dan cenderung menutup dirinya sendiri membuat sang Ayah kala itu menjadi khawatir. Ayahnya hanya takut tanpa sengaja perceraian itu membuat jiwa anak kesayangan nya mati secara perlahan, maka dari itu.
Kala sang Ayah menemukan tambatan hatinya kembali dan menjalin rumah tangga lagi disanalah perlahan senyum serta tawa Bentara kembali terlihat. Namun sayangnya itu tak berlangsung lama, tepat setelah pernikahan sang Ayah serta Ibu tirinya ke lima tahun itu, Ayahnya pergi meninggalkan dirinya ketempat yang sangat jauh hingga tak bisa Bentara capai.
Saat itu Bentara sangat terpukul, dan untuk kedua kalinya Bentara kembali merasakan kehilangan dan ketika itu pula, sosok Kakak yang selalu ia idamkan hadir kala Hangka mengulurkan tangan nya dan membantu Bentara bangkit secara perlahan.
Kini, Bentara begitu menyayangi Hangka begitu pula dengan Ibu tirinya karna kehadiran mereka berdua membuat Bentara selalu bersyukur dengan takdirnya, melupakan rasa sakit nya yang disebabkan oleh semesta.
Mendaratkan bokongnya di sofa ruang tamu itu, tujuannya kesini untuk menonton televisi sebab hari ini Bentara sangat bosan, jadi memutuskan untuk menonton saja. Namun baru saja ia ingin menyalakan televisi itu, suara pintu kamar yang berasal dari arah sampingnya membuat Bentara mengalihkan pandangan nya.
Disana Bentara bisa melihat, Hangka keluar dari kamarnya membuat Bentara sedikit kebingungan tidak biasa Hangka keluar dari kamarnya saat petang.
"Hari ini kamu ada acara penting gak?" Tanya Hangka yang berjalan kearah Bentara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kakak & Petang
Poesíamungkin ini terdengar aneh tapi, Kakak hanya suka waktu petang bahkan ketimbang senja, Kakak lebih memilih petang, terdengar aneh bukan? Itulah Kakak ku "Petang itu, cuma pergantian sore ke malem," - Bentara Lingga Prasmanan "Suatu saat kamu pasti b...