"Dalam lingkup keluarga, komunikasi sangat dipentingkan untuk hal ini, agar ikatannya semakin lekat bukan melonggar,"
- Dari Bentara yang kecewa
Setelah membawa Ibunya kerumah sakit, Hangka dengan setia menunggu pintu rumah sakit itu terbuka dengan perasaan cemas juga kalut sebab untuk kali ini, ia tidak merasakan kembali ditinggalkan. Biarpun perlakuan Ibunya pada Hangka terlalu kejam namun Hangka begitu menyayangi Ibunya, Hangka sangat sayang dengan Ibunya. Karna hanya Ibunya sajalah orang tua yang Hangka punya, Ayahnya? Entahlah, Hangka sudah tidak Sudi menganggap dirinya ada.
Ya walaupun dulu, Hangka sangat ingin bertemu dengan Ayahnya sebab Hangka selalu iri dengan teman teman nya yang menceritakan begitu serunya bermain dengan seorang Ayah. Disana, Hangka sangat ingin merasakan bagaimana mempunyai Ayah namun Ibunya selalu mengatakan bahwa Ayahnya sudah tiada sejak ia lahir. Alhasil, Hangka memendam keinginan itu dalam dalam dan seiring berjalannya waktu, Hangka diberikan satu fakta yang menyakitkan, yaitu ia adalah hasil dari hubungan gelap antara Ibu juga Ayahnya.
Membuat Hangka yang mendapatkan fakta itu ingin marah pada semesta, ingin mengeluh tentang takdirnya namun setelah ia fikirkan kembali, hal itu tidak ada gunanya. Toh yang terjadi akan tetap terjadi karna takdir tidak akan bisa dirubah, segi manapun kita berusaha.
Beranjak dari duduknya kala pintu ruangan tersebut terbuka membuat Hangka buru buru menghampiri sang Dokter.
"Gimana keadaan Ibu saya Dok? Dia baik baik ajakan? Atau tipes nya kambuh?" Tanya Hangka sangat cepat membuat Sang Dokter memakluminya.
Menampilkan senyumnya. "Bisa keruangan saya?" Pinta sang Dokter, diangguki oleh Hangka begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Kakak & Petang
Poetrymungkin ini terdengar aneh tapi, Kakak hanya suka waktu petang bahkan ketimbang senja, Kakak lebih memilih petang, terdengar aneh bukan? Itulah Kakak ku "Petang itu, cuma pergantian sore ke malem," - Bentara Lingga Prasmanan "Suatu saat kamu pasti b...