Thanks Grace

259 16 1
                                    

Semoga kalian gak bosen yaa sama jalan ceritanya. Happy reading guys! Dont forget to vote and leave the comments. Thankyou!!

============================


Grace's POV

Sudah seminggu ini aku terus menunggu lelaki itu ditempat yang sama. Dengan harapan, aku bisa bertemu dengannya lagi.

Entah mengapa sejak kejadian itu,  bayangannya selalu muncul diotakku. Setumpuk pertanyaan tentang dirinya pun selalu datang menghampiriku.

'Sebenarnya siapa lelaki itu?'

'Mengapa saat itu ia tiba-tiba saja datang menolongku dan langsung pergi menghilang begitu saja?'

'Aku bahkan tidak mengetahui siapa namanya. Lantas, bagaimana caranya aku bisa mengembalikan jaket miliknya itu?.'

Entahlah, aku bahkan tidak pernah melihatnya lagi selepas kejadian itu. Dia hanya menghilang begitu saja.

By the way, namaku Grace Eveline Purvell. Aku adalah anak tunggal dari Momku Claire and Dad,  David Purvell. Saat ini, aku sudah menginjak usia 19 tahun.

Beberapa bulan yang lalu aku dan Mom masih tinggal bersama Dad di Lismore, NSW, Australia. Dan sudah selama19 tahun itu juga aku hidup bahagia bersama mereka disana.

Namun, kini kebahagiaan itu telah usai. Dua bulan yang lalu, kedua orangtuaku memutuskan untuk bercerai dan memilih untuk hidup masing-masing.

Entah alasan apa yang membuat mereka sampai bercerai. Setiap kali aku bertanya, Mom selalu bilang kalau takdir yang meminta mereka untuk bercerai dan mereka hanya mengikuti apa kata takdir mereka.

Akupun dengan ikhlas menerima keputusan mereka. Bagaimanapun juga, aku tidak bisa memaksa mereka untuk tetap hidup bersama, bukan? Karena sekeras apapun usahaku, jika takdir berkata lain, semua usahaku itu tetap akan sia-sia saja.

Akhirnya, aku memutuskan untuk ikut tinggal bersama Mom di kota kelahirannya, Los Angeles. Kami menempati rumah mendiang Grandma dan Grandpa yang sebelumnya dijaga oleh Aunty Meggie, adik perempuan Mom dan anaknya Flowy yang usianya hanya 2 tahun lebih muda dariku.

* Skip at lunch *

Aku hanya menatap jenuh makanan dihadapanku. Saat ini, aku benar-benar tidak mempunyai selera untuk makan.

'Makanan itu tidak akan habis jika kau hanya menatapnya seperti itu sayang.' Ucap Mom nemecah keheningan.

Aku menghela nafas panjang.
'Aku sedang tak berselera makan Mom.'

'Sebenarnya kau ini kenapa? Mom perhatikan akhir-akhir ini kau jadi sering melamun. Apa ada yang salah denganmu?.'

Aku menggelengkan kepala menatap Mom.
'Tidak ada yang salah denganku Mom, aku hanya- '

Mom menaikkan alisnya seolah menunggu kelanjutan ucapanku.

Aku berdecak jenuh. 'Sudahlah, aku baik-baik saja Mom. Sungguh.'

Mom tersenyum dan menggelengkan kepalanya kearahku.
'Jika kau memang baik-baik saja, habiskan makananmu sekarang.'

Aku mendengus pasrah. 'Baik Mom.'

* Skip *

Sore ini, lagi-lagi aku kembali merasa jenuh dirumah. Setengah jam yang lalu, Mom pergi ke butik Grandma yang sudah lama tidak beroperasi. Mom berniat untuk mengelola kembali butik Grandma. Dan Mom bilang, dia baru akan pulang besok siang karena harus mendekor ulang butik itu agar terlihat lebih bagus.

Kalau saja aku masih tinggal disana, aku pasti tidak akan sering merasa jenuh seperti sekarang. Dan sekalipun aku merasa jenuh, aku pasti sudah meluangkan banyak waktuku untuk shopping bersama sahabat-sahabatku disana. Hfft ini benar-benar sangat menyebalkan.

The Endless Love ( Justin Bieber's Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang