It's hurt

155 15 0
                                    


Author's POV

Sejak peristiwa sepekan yang lalu, kini Justin malah semakin berupaya untuk menjaga jaraknya dengan Grace. Lelaki itu selalu saja mengabaikan Grace setiap kali Grace berada di dekatnya.

Sejujurnya Justin merasa sangat tersiksa setiap kali memaksakan diri untuk mengabaikan Grace. Tentu saja itu karena ia tak sanggup melakukannya. Justin pun sudah menyadari hal itu, hanya saja ia masih terlalu gengsi untuk mengakuinya.

Lagipula itu satu-satunya cara yang dapat dilakukan Justin agar Grace merasa jera dan kemudian segera menjauhinya.

'Shit!' Umpat Justin ketika hatinya terasa sakit begitu tujuan dari aksinya terhadap Grace terlintas dipikirannya.

'Apa yang salah denganmu Jus? Bukankah seharusnya kau merasa senang? Karena dengan begitu, gadis bodoh itu tak akan mengganggu hidupmu lagi bukan? Kau akan segera terbebas darinya, dan dia? Dia akan segera menjadi milik Alvin. Heh, dia pasti akan bahagia bersama Alvin.' Justin menertawai kebodohan dirinya sendiri.

SKIP

From : Justin

Temui aku di cafetaria. Sekarang.

Mata Grace langsung berbinar begitu membaca pesan dari Justin, walaupun tergolong singkat, bahkan sangat singkat. Namun, tetap saja itu membuat Grace merasa bahagia.

'Akhirnya Justin tidak lagi mengabaikanku. Oh Thanks God.' Grace menjerit dalam hati. Dia benar-benar sangat bahagia.

Akhirnya Grace membatalkan janjinya untuk makan siang bersama Maddy dan Kayla, tentu saja alasannya karena ingin menemui Justin.

"GRACE!!!.' Teriak Maddy begitu Grace baru saja melesat pergi meninggalkan kelas.

Grace pun menyempatkan diri untuk berhenti dan menoleh ke belakang.

"GOOD LUCK BABE!!." Ucap Maddy dan Kayla bersamaan, tangan kanannya mengepal ke atas untuk memberinya semangat.

Grace pun terkekeh di sela anggukannya. Gadis itu mengacungkan ibu jarinya lalu melambaikan tangan ke arah dua sahabatnya itu.

At cafetaria

Grace mengedarkan pandangannya ke seantero ruang cafetaria. Mencari keberadaan lelaki pujaannya, Justin Bieber. Suasana ruang cafe saat itu cukup ramai.

"GRACE!!." Ia langsung menoleh begitu telinganya mengangkap suara khas yang memanggil namanya. Sedikit serak namun terdengar sangat indah dan sexy, aarrrr.
"DISINI." Justin melambaikan tangannya.

Grace pun mengangguk dan segera menghampiri meja Justin yang berada di sudut cafe.

"HI Justin." Sapa Grace riang. Sementara Justin hanya membalas dengan senyum seadanya.

"Hi Grace." Grace pun langsung menoleh ke sumber suara.

"A-Alvin? Kau juga disini?." Grace terkejut begitu menyadari keberadaan Alvin.

"Tentu saja, kau tidak keberatan bukan?."

"Ng? Tidak. Tentu saja tidak." Ucap Grace. Bohong.

Sejujurnya Grace merasa sedikit kecewa, Ia pikir dirinya hanya akan berdua dengan Justin.

"Mau sampai kapan kau berdiri seperti itu? Cepat duduk, kau membuatku risih." Ucap Justin, dingin seperti biasanya.

Grace pun akhirnya duduk dihadapan Justin. "M-maaf."

"Hey! Mengapa kau dingin sekali padanya?." Sahut Alvin, tidak terima.

"Bukan urusanmu!." Ketus Justin.

The Endless Love ( Justin Bieber's Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang