Holla readers!!! Welcome back to Jrace story!! Sebelumnya gue mau minta maaf sama kalian karena cerita ini gue post bener-bener slow update banget dan gue harap kalian gak bosen sama alur cerita yang gak jelas ini ya guys. But, gue jamin cerita ini bakalan seru nantinya.
So happy reading guys!! Please give a vote and comment after reading 'cause i really need your appreciate. Love ya all guys.
============================
Selepas kuliah Alvin mengajak Grace pergi ke sebuah cafe untuk dinner. Mata kuliah mereka memang baru selesai pada pukul 6.
Hening. Sejak tadi Grace masih saja enggan untuk banyak mengeluarkan suara, ia hanya akan berbicara jika Alvin bertanya atau meminta pendapatnya. Tentu saja itu sangat bertentangan dengan sikap Grace yang tergolong hiperaktif.
Pikiran Grace melayang pergi dan kini mulai memasuki dunia khayalnya. Pikirannya dipenuhi oleh bayang-bayang sosok Justin. Bukan hanya satu, melainkan sepuluh. Tidak, tapi lebih dari sepuluh, seratus. Oh tidak, atau bahkan lebih dari seratus, mungkin seribu. Kau pasti mengenal 'Naruto' bukan? Ya, salah satu karakter anime yang mampu melipatgandakan dirinya dengan jurus 1000 bayangan yang ia miliki. Mungkin Justin telah mempelajari jurus itu dan baru saja mempraktekkannya kepada Grace. Seribu bayangan Justin itu pun kini tengah menari-nari dipikiran Grace.
"Grace..." Panggil Alvin begitu menyadari Grace terus melamun.
"Hey..." Alvin pun mengelus bahu Grace ketika tidak mendapatkan respon apapun darinya.
Mata Grace sukses terbelalak karena merasa terkejut. "Ng? Alvin, maafkan aku." Ucap Grace sambil memijit keningnya, berusaha menghilangkan bayang-bayang Justin dari pikirannya.
"Tidak apa-apa. Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan Grace? Apa kau baik-baik saja?." Tanya Alvin, terselip nada kekhawatiran dibalik pertanyaannya.
'God, apa yang sebenarnya tengah aku pikirkan? Mengapa aku masih saja memikirkan lelaki itu, bahkan disaat seperti ini? Kumohon, jangan sampai Kau biarkan aku merusak suasana hangat ini, sungguh aku tak ingin mengecewakan Alvin.' Batin Grace dalam hati.
"Hey.. sebenarnya ada apa denganmu Grace?." Kini Alvin menggenggam kedua tangan Grace, karena gadis itu kembali melamun dengan tatapan mata yang kosong.
"Ng? Aku tidak apa-apa, sungguh." Grace memaksakan senyumnya kepada Alvin.
Alvin pun ikut tersenyum. "Baiklah, sekarang lebih baik kau habiskan makan malammu. Kau pasti lapar bukan?." Ucap Alvin sambil mengelus sisi wajah Grace.
Grace pun segera mengalihkan pandangannya ke atas meja yang sudah dipenuhi makanan.
2 plates of beef steak, sausage with sauce, 2 plates of spagetti and 2 glasses of Lemon rock.
Mata Grace berbinar begitu menatap semua makanan itu.
'Sejak kapan semua makanan itu ada disini? Huff pasti aku terlalu sibuk memikirkan Justin sampai aku tidak menyadarinya. Stupid Grace.'
"Makanan itu tidak akan habis jika kau hanya memandanginya seperti itu Grace." Alvin tersenyum kemudian mengacak rambut Grace.
Grace pun terkekeh dan mulai menyantap makan malamnya.
"Jadi sejak kapan kau mengenal Justin?." Tanya Grace disela-sela makannya.
Alvin hampir tersedak begitu mendengar pertanyaan Grace. Ia memang senang karena Grace yang memulai percakapan terlebih dahulu, tapi tentu saja tidak jika itu malah menyangkut Justin.
Alvin pun memaksakan senyumnya. "Sejak kami masih kecil. Ibu kami bersahabat bahkan ketika kami masih berada di dalam kandungan."
"Lalu, apa dari kecil sikapnya memang selalu dingin terhadap semua orang? Mengapa ia terlihat seperti sangat membenci lelaki? Dan mengapa ia tidak mau berinterkasi dengan semua orang kecuali dengan kau dan adikmu itu?." Grace menembak Alvin dengan setumpuk pertanyaan tentang Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Endless Love ( Justin Bieber's Love Story)
FanfictionJustin Bieber. Lelaki berparas tampan dengan pesona yang sangat tinggi. Siapa wanita yang tidak menyukainya? Justin adalah bintang di campusnya. 'The Most Wanted Arrogant Man' Itulah gelar yang diberikan kepada Justin dari para wanita yang menggilai...