Surprised.

161 13 1
                                    

Happy reading readers!!
Dont forget to vote and give a comment.
Loveyaa!

So far, maaf ya kalo ceritanya sedikit annoying dan gak jelas hehe. Xoxo

====================================

Justin's POV

Aku baru saja mengantar Grace pulang, yap mengantar gadis bodoh itu. Aku yakin pasti akulah penyebab Grace diperlakukan seperti itu. Memangnya siapa lagi? Grace hanyalah siswi baru di campusku, tidak mungkin dia langsung memiliki musuh, kecuali memang aku lah yang menyebabkan Grace memiliki musuh baru.

Aku tidak terima Grace diperlakukan seperti itu, dia hanyalah gadis bodoh. Maksudku, dia hanyalah gadis polos. AARGH ada apa denganmu Justin?! Bukankah kau tidak pernah mau ikut campur dengan urusan orang lain? Tidak, kau lah penyebab Grace diperlakukan seperti itu, jadi kau harus ikut campur. Harus.

Langkahku terhenti begitu aku baru ingin memasuki pekarangan rumah. Aku melihat seorang gadis tengah duduk melamun, pandangan matanya kosong.

Caitlin? Mau apa gadis itu menungguku malam-malam seperti ini.

'Apa yang kau lakukan? Mengapa kau datang malam-malam seperti ini?' Tanyaku memecahkan lamunannya.

Gadis itu terkejut dan langsung menatapku.
'Mengapa kau mengizinkan Grace menaiki motormu?.'

'Karena ada yang mengerjainya.' Aku menatapnya datar.

'Lalu mengapa kau peduli dengannya?.'

'Bukan urusanmu.'

'Tentu saja itu urusanku. Kau tahu? Aku selalu menunggumu Jus.'

'Tapi aku tidak pernah menyuruhmu melakukan itu.'

'Aku tahu kau tidak pernah menyuruhku melakukan itu. Aku hanya tidak suka posisi Grace di hatimu, Jus. Mengapa kau memandangnya berbeda dari yang lain?.'

'Karena dia memang berbeda dari wanita-wanita yang lain.'

Caitlin mendengus kesal. 'Aku bersumpah, bagaimanapun caranya aku tidak akan pernah membiarkan wanita itu dekat denganmu.' Ucapnya setengah membentak.

'Jadi kau yang melakukannya? Apa kau gila? Dengarkan aku, lebih baik kau jauhi Grace, atau-'

'TIDAK AKAN! Aku tidak akan melepaskannya. Jangan mengancamku Jus. Kau yang telah membuatku menjadi seperti ini. Jadi, jangan salahkan aku jika Grace celaka.' Ucap wanita gila itu, kemudian pergi begitu saja.

AARGH!!! Aku memukul dinding dihadapanku, keras. Frustasi . Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mungkin membiarkan wanita gila itu menyakiti Grace, apalagi karena aku lah penyebabnya. SHIT! AARGH!!!!

*skip*

Semua ini benar-benar membuatku gila. Grace tidak pernah hilang dari pikiranku. Rasanya seperti ada hasrat untuk melindunginya, yap melindungi gadis bodoh itu. Sangat lucu bukan? Stupid Grace, mengapa kau begitu lemah?.

Kini aku tengah bersandar di ranjang kamar, pandangan mataku kosong. Hingga kemudian seseorang mengejutkanku.

'Hey! What's up brotha? Tidak biasanya kau melamun seperti ini.'

'Gosh, kau mengejutkanku bodoh. Sejak kapan kau berada disini?.' Aku menghempaskan tangannya yang melingkar di bahuku.

Alvin tertawa menatapku. 'Sejak kau melamun seperti orang bodoh.'

'Shut the fuck up Alvin! Kau tidak ingin botol vodka ini pecah di atas kepalamu bukan?.' Aku menatapnya tajam.

'Whoaho.. calm down buddy.'

Aku pun kembali meneguk vodka yang tengah aku genggam.

'Aku hanya heran melihatmu, tidak seperti biasanya kau melamun seperti ini. Memangnya siapa gadis sexy yang telah berhasil menaklukanmu, huh?.'

'Tutup mulutmu Alvin, kau bicara apa bodoh?.'

'Aku mengenalmu lama sekali Jus. Sudahlah lupakan, aku tidak peduli lagi dengan apa yang sedang kau lamunkan. Aku kesini karena ingin bertanya sesuatu kepadamu.'

Alisku bertaut. 'Apa?.'

'Tadi kau ada kelas English kan?.'

Aku membalas dengan sebuah anggukan. 'Memangnya kenapa?.'

'Itu, tadi... di kelasmu, ada.. itu.. ada anak baru bukan?.' Ucapnya terbata-bata.

Alisku kembali bertaut. 'Darimana kau tahu?.'

'Aku bertemu dengannya pagi tadi, aku juga yang menunjukkan letak kelas English kepadanya.'

'Lalu?.'

'Gadis itu sangatlah cantik, bukan?.'

'Biasa saja.'

Stupid Justin. Jelas-jelas kau tau Grace memang cantik, bahkan sangatlah cantik.

'Terserah apa katamu, yang jelas kurasa aku menyukainya Jus.'

'Kau- APA?!.' Aku tercengang begitu mendengar ungkapan Alvin yang menyatakan bahwa dirinya menyukai Grace. Bagaimana bisa?.

'Mengapa kau terkejut seperti itu? Aku bilang aku menyukainya.'

'Bagaimana bisa kau menyukai gadis bodoh itu?.'

Alis Alvin bertaut. 'Gadis bo-'

'Grace. Maksudku Grace. Bagaimana bisa kau menyukainya?.'

'Entahlah, rasa itu langsung muncul ketika aku melihatnya.'

SHIT! Mengapa dadaku sesak begitu mendengar ungkapan Alvin. Sebenarnya apa yang salah denganmu Justin.

'Hey, mengapa kau malah melamun lagi? Apa kau salah minum obat? Lebih baik kau membantuku untuk dekat dengan Grace.'

Aku langsung menatap Alvin. Dia sahabatku. Kebahagiaannya adalah kebahagiaanku juga. Tapi dari sekian banyak gadis, mengapa harus Grace? Mengapa harus gadis bodoh itu? Tidak. Aku bukannya cemburu, aku hanya terkejut mendengarnya. Dan sedikit tidak terima. Persetan denganmu Justin.

'Justin! Kau mendengarkanku kan?' Lelaki itu mendorong pundakku.

'Ng- Tentu saja bodoh.'

'Bagus, sekarang berjanjilah padaku kau akan membantuku mendapatkan Grace.' Alvin mengulurkan tangannya kearahku.

'Terserah kau saja.' Aku menghiraukan uluran tangannya dan kembali meneguk vodka yang ku genggam.

'Bagus.' Ucap Alvin merasa puas.

*skip*

Ungkapan Alvin terus terbayang dipikiranku, menyatu dengan bayangan gadis bodoh itu. Apa yang kau lakukan kepadaku Grace? Kau membuat hidupku menjadi rumit. Dan apa yang harus aku lakukan untuk Alvin? Dia menyukaimu.

Aku bisa saja membantunya untuk dekat dengan siapapun. Memangnya apa peduliku dengan gadis-gadis itu? Tapi, mengapa sulit bagiku untuk membantunya dekat denganmu?

Akupun bingung mengapa aku jadi seperti ini. Ini sama sekali bukan diriku. Kau benar-benar telah berhasil membuat diriku terlihat seperti orang bodoh Grace.

The Endless Love ( Justin Bieber's Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang