- viewjune -
June saat ini tengah mencoba gaun pengantinnya, ia merasa sangat lelah. Dengan kepribadiannya yang pemalu, berada di ruangan besar bersama seorang desainer membuatnya tidak nyaman. Dirinya tidak ditemani oleh pendamping atau siapa pun. Menurutnya, ia hanya dimanfaatkan untuk menutupi kasus yang menimpa keluarga Benyapa. Keluarga yang kelak akan menjadi keluarganya.
June merasa tidak nyaman dengan apa yang ia kenakan sekarang. Ia merasa pakaiannya terlalu berlebihan dengan perasaan yang campur aduk. Ia sering menggerutu karena kesal. Perancang yang membuat gaunnya pun merasa lelah dengan sikapnya.
"Nona Wanwimol, jika ada sesuatu yang mengganggumu. Anda bisa mengatakannya kepada saya"
June menghela nafas, "Saya tidak ingin memakai gaun ini. Bisakah kau membuatnya lebih sederhana?" June berkata tanpa ragu-ragu.
"Apa Anda yakin, Nona? Bukankah ini pernikahanmu? Bukankah setiap pengantin wanita ingin terlihat lebih cantik daripada tamu undangannya?"
"Seperti yang kau bilang tadi, saya ingin terlihat cantik. Jadi, saya pikir lebih baik membuatnya sederhana saja. Tidak perlu seperti berada di taman bunga"
"T-tapi..."
"Tidak apa-apa, P'Nida. Mungkin June ingin terlihat nyaman. Kau benar, ini adalah pernikahan dan aku tidak ingin ada kesalahan di luar sana"
Yang ditunggu akhirnya datang, lirih June. June menatap tajam sosok yang berdiri beberapa meter darinya. Dialah, View Benyapa. Sosok perempuan yang akan menjadi istri sahnya minggu depan. Akhinya datang untuk mencoba setelan Jas pernikahan. Kemeja putih dan celana panjang coklat, bisa dipastikan dirinya dari tempatnya berkerja. Rambut panjangnya yang sedikit berantakan juga menjelaskan asal usulnya. Tidak lupa wajah datar yang menyimpan senyum di dalamnya.
"Nona Benyapa, Anda bisa mencoba setelannya di sini" Pinta Nida mempersilakan View masuk ke ruang ganti.
Namun, sebelum View menuruti permintaan itu. Ia berjalan ke arah June yang kini berbalik menghadap cermin panjang di depannya. View menatap wajahnya June dari balik cermin, berusaha untuk tidak melakukan kontak langsung.
"Jika ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman. Tolong katakan sebelumnya. Merancang sebuah gaun akan menjadi pekerjaan yang berat. Tolong, buatlah dirimu senyaman mungkin"
"Bagaimana jika aku ingin membatalkan pernikahan ini?"
"Sudah terlambat. Kau dan keluargamu telah setuju. Tanpa alasan lain, kau akan menjadi istriku minggu depan. Oleh karenanya, bisakan untuk tidak lari"
"Lari? Bukankah itu yang dilakukan keluargamu? Menikahkan anak perempuan mereka dengan seorang gadis yang tidak pernah mereka kenal?"
"Ya, mungkin keluargaku memang pengecut. Tapi aku tidak akan lari dan aku harap kau juga melakukan hal yang sama. Jadi kumohon, June. Lakukanlah dengan benar. Setelah itu kau bisa pergi ke mana pun yang kau mau dan aku tidak akan menghentikanmu"
"Kau dan keluargamu sama saja!"
View menarik nafasnya panjang, namun ia memilih untuk tidak berdebat lebih panjang lagi pada June. Ia melangkah meninggalkan June sendirian yang sedang menatapnya dengan kesal dari balik cermin. View menundukkan kepalanya sebelum akhirnya menghilang dari hadapan June. Sebuah desahan keras terdengar dari June. Ia ingin sekali menghancurkan cermin yang ada di depannya. Kemudian, ia kembali ke bilik ruang ganti dan mengganti pakaiannya seperti semula.
.
.
Celana jins pudar, kaos putih, dan jaket hitam yang panjangnya sebatas pinggul. Dia tidak menunggu View selesai mencoba pakaiannya. June berjalan ke luar untuk menunggu dijemput. Seseorang menepuk pundaknya saat ia hendak berjalan pergi.
"Nona Wanwimol."
June menoleh dan mendapati seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya, tersenyum begitu cerah. "Maaf, apakah saya mengenal Anda?"
Gadis itu menyodorkan tangannya, "Saya Earn. Seseorang yang diutus untuk memenuhi semua kebutuhan Anda. Panggil saja aku asisten atau manajer atau apapun yang kau suka."
June menatap gadis itu dengan tatapan aneh pada awalnya, tapi ketika dia tahu siapa gadis itu, dia memberikan senyuman hangat.
"Halo, Earn. Tolong jangan panggil aku Nona Wanwimol. Panggil saja, June."
"Baiklah, Nona June."
June tersenyum lebih lebar saat Earn menunjukkan sisi yang lebih ceria.
"Sudah mau pulang?"
Baik June maupun Earn menoleh ke belakang dan mendapati View yang sudah selesai mencoba setelannya. June memasang wajah kesal, sementara View tidak peduli dengan sikap June padanya. Earn tersenyum tipis sebelum akhirnya menyapa View.
"Nona Benyapa, apa kabar?" Earn menyapa dengan sikap yang sangat ramah. View mengangguk dan kemudian mulai mengatur apa yang dia inginkan untuk June.
"Tolong, sesampainya di rumah biarkan Nona Wanwimol beristirahat dan jangan pergi terlalu jauh" View tersenyum pada Earn, sesekali melirik June yang terlihat tidak suka dengan peraturan itu.
Setelah beberapa saat, mobil yang menjemput June tiba. View membukakan pintu untuknya. June bahkan tidak menoleh padanya dan langsung masuk ke dalam mobil. View memberikan sebuah tas belanja kepada June.
"Sepatu hak tinggi mu, cobalah nanti," View beranjak pergi.
"Anda tidak ikut, Nona Benyapa?" Earn bertanya.
"Tidak, ada yang harus kulakukan nanti. Em, Rutricha akan mengirim email padamu, segala sesuatu yang perlu dilakukan June. Berhati-hatilah, dijalan."
View perlahan-lahan menghilang dari pandangan. June memastikannya dengan menoleh ke belakang. Ia menghela nafas lega setelah View tidak lagi terlihat di matanya. June melipat tangannya dan memejamkan mata. Menghilangkan rasa lelah dalam pikirannya. Jika dipikir-pikir, sangat melelahkan berurusan dengan keluarga Benyapa.
Rumor tentang apa yang terjadi di dalam keluarga Benyapa menyebar dengan cepat melalui media online dan offline. Keluarga Benyapa menjadi satu-satunya berita utama selama sebulan terakhir. Perjodohan View dan June hanyalah alat untuk menutup rumor dari keluarga Benyapa. Ibu View lah yang memiliki ide gila ini. Dia tahu bahwa putrinya adalah seorang gay dan dia pikir ini dapat digunakan untuk membuat rumor tersebut hilang dan orang-orang saat ini lebih menerima cerita-cerita Queer. Awalnya View tidak ingin mengorbankan dirinya sendiri dan bahkan seksualitasnya hanya untuk menutup rumor keluarganya sendiri.
Tapi apa yang bisa dilakukan? View bahkan tidak memiliki kuasa atas dirinya sendiri. June Wanwimol, seorang wanita yang dibesarkan sebagai putri seorang diplomat Thailand, adalah pilihan yang akhirnya dipilih. Ibu View dan orang tua angkat June Wanwimol berteman baik dan menyetujui perjodohan tersebut.
"June..." Earn mencoba membangunkan June saat mereka tiba di rumah yang akan ditinggali View dan June. Earn mengguncang tubuh June beberapa saat dan akhirnya dia terbangun.
"Apakah kita sudah sampai?" June bertanya.
"Iya, sudah."
June melangkah keluar. Kakinya menginjak rumput hijau. Ia mendongak dan mengumpat ketika melihat halaman yang luas, rumah bak istana kerajaan, di kelilingi pohon-pohon yang rindang.
"Tukang pamer!"
-just red-
Catatan :
Selamat malam, sedang menjadi penumpang di kapal second lead ini.
Berlayar setiap kali merindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of Us - ViewJune
FanfictionDemi menutupi skandal keluarganya, View terpaksa menikahi seseorang yang telah keluarganya jodohkan. Tapi siapa sangka yang akan menjadi calon istrinya itu sosok paling Indah yang pernah Tuhan ciptakan. View x June Update setiap selasa